Pintu terbuka, da sesosok wanita berjalan pelan masuk ke dalam.
An Xiaowan menatapnya, pemandangan yang ia lihat membuatnya sedikit ragu.
Interior ruangan itu di desain dengan sangat indah, ada dua gadis cantik dengan pakaian berantakan tersungkur di lantai. Sedangkan lelaki tampan itu duduk malas dan setengah berbaring. Tubuhnya yang kurus tinggi ditutupi jubah mandi sutra berwarna biru gelap, sabuknya terikat dengan erat, apabila terbuka, akan menampilkan dadanya yang kokoh dan indah.
Situasi ini... terlalu ambigu.
An Xiaowan terbatuk karena merasa canggung, "Aku… akan kembali lagi nanti. "
Setelah berbicara, ia berbalik dan berjalan pergi.
"Berhenti!"
Di belakangnya, terdengar suara Huo Shen yang rendah dan memikat.
Ia melihat punggung An Xiaowan dengan tatapan matanya yang penuh dengan kesombongan.
An Xiaowan pun segera menghentikan langkahnya, dan berbalik dengan patuh.
"Kenapa apa kamu datang?" Lelaki yang ada di depannya itu tampak dingin. Wajah tampannya tampak suram, benar-benar lelaki yang sombong.
Jantung An Xiaowan berdebar, wajahnya tampak seperti seorang yang penurut. "Tuan Huo, kemarin memang aku yang salah dan tidak bisa membuatmu senang. Aku datang untuk meminta maaf padamu."
Hou Shen menarik bibir tipisnya, sorot matanya menunjukkan sebuah penghinaan. "Apakah ini sikap dari orang yang sedang meminta maaf?"
An Xiaowan kemudian mengambil satu buah anggur di atas meja. Setelah itu ia mengupasnya dengan hati-hati. Lalu ia menyuapkannya ke bibir Huo Shen.
Tetapi lelaki itu justru menutup mulutnya dengan rapat, pandangan matanya tampak sangat dingin.
An Xiaowan yang tetap berdiri di sampingnya merasa sedikit canggung. Ia tidak tahu harus berbuat apa untuk sesaat.
Lalu air dari buah anggur yang ia kupas itu menetes.
"Tess…." Tetesan air anggur itu jatuh di atas punggung tangan Huo Shen.
Tetesan air anggur itu terasa lengket, membuat Huo Shen mengerutkan keningnya, wajahnya mulai tak enak dilihat.
Rumor mengatakan bahwa Huo Shen sangat memperdulikan kebersihan.
An Xiaowan langsung menarik tangannya, jantungnya juga langsung berdetak kencang.
Ia pun segera mengambil tisu yang ada di sampingnya untuk membersihkan air anggur itu.
Namun, baru saja ia selesai mengambil tisu itu, Huo Shen sudah menarik kembali tangannya.
Wajah lelaki itu tampak sangat dingin, matanya yang sipit penuh dengan tatapan jijik. Bibirnya yang tipis kemudian berkata, "Melayani orang saja tak mampu."
An Xiaowan merasa situasinya menjadi buruk.
Ia membuang tisu itu dan mulai berpikir keras.
Setelah terdiam beberapa detik, ia tahu apa yang harus ia lakukan. Kemudian ia tiba-tiba mengusap bibirnya, lalu membungkuk dan menjilatnya perlahan.
Dua perempuan yang ada di lantai itu langsung terkejut.
Perempuan ini, apakah ia berniat menjilat habis air anggur itu?
Huo Shen sangat memperdulikan kebersihan, ia bahkan tak membiarkan mereka menyentuh kakinya, menjilati? Mana mungkin.
Namun bibir An Xiaowan semakin dekat.
Ia melihat tangan Huo Shen.
Tangannya sangat indah.
Setiap jarinya adalah karya seni yang indah.
Ia membungkuk, rambutnya yang panjang tersebar dari belakang ke depan.
Huo Shen langsung tidak bisa mengendalikan pandangannya.
"Pergi sana!"
Kemudian Huo Shen bersandar dengan malas, jubah mandi yang menutupi tubuhnya sedikit terbuka. Ia tampak seperti seorang kaisar yang tampan dan mulia, sungguh mempesona.
Dua perempuan yang sebelumnya ia tolak, tak bisa menahan tawa. Mata mereka memancarkan kesenangan.
An Xiaowan terkejut dan langsung mengangkat kepalanya.
"Tuan Huo…. "
Namun saat bertatapan dengan mata Huo Shen, tiga orang lainnya yang ada di ruangan itu bereaksi.
Yang dimaksud Huo Shen bukanlah An Xiaowan, melainkan dua perempuan lainnya.
Meskipun hati mereka benar-benar menolak, tapi keduanya tetap berdiri dan segera meninggalkan kamar.
Pintu besar di depannya kemudian tertutup.
Kini di dalam ruangan yang besar itu hanya tersisa dirinya dan Huo Shen.
Lelaki itu tampak dingin dan mulia seperti kaisar. Tatapan matanya tampak sangat menakutkan.