Nada suara lelaki itu terdengar sombong.
Tadinya, ia sanggup memohon–mohon kepada Manager Cai demi kesempatan, jadi ia juga bisa memohon pada pria yang ada di hadapannya ini.
Ia rela mendapatkan penghinaan asalkan bisa mendapatkan kesempatan tersebut.
An Xiaowan adalah seseorang yang pernah terpuruk. Ia pernah berlutut di depan pengadilan hanya untuk memohon pada seorang lelaki yang mempunyai hak dan kuasa untuk membeli dirinya.
Waktu itu ia menjual tubuhnya demi uang 1 juta yuan.
Apabila hari ini ia harus memohon kepada lelaki yang ada di hadapannya ini, tentu saja hal itu bukan suatu hal yang sulit.
An Xiaowan mulai membuka mulutnya dan berkata, "Bai."
Kemudian Luo Te tiba–tiba membawa sebuah kotak besar, dan menaruhnya tepat di depannya.
Ada setumpuk uang RMB di hadapannya.
Huo Shen menatap An Xiaowan yang mulai menggerakkan tubuhnya. Matanya menampakkan sebuah ketidak tertarikan, ia mulai bosan. "Aku tak tahu harus bagaimana."
An Xiaowan melihat kotak besar itu dengan ragu–ragu .
Kotak besar itu berisi uang sebesar 2 juta yuan.
"Kamu…" Ia tertegun selama dua detik. Wajah cantiknya tiba-tiba kehilangan ekspresi.
Ia tau orang yang membeli keperawanannya adalah Huo Shen, tapi pria malam itu tidak membiarkannya melihat wajahnya.
Ternyata dia seperti ini!
Ia tak pernah membayangkan bahwa pria itu akan datang mencarinya.
Jantung An Xiaowan berdegup kencang, lalu ia mencubit telapak tangannya agar segera sadar. Kemudian ia segera mengganti strategi.
"Aku tidak bisa menerima uang ini." An Xiaowan tiba – tiba berdiri, tatapan matanya penuh dengan ketegasan. Ia tersenyum indah dan menggoda. "Aku sudah tidak memerlukan pertunjukan ini."
Kemudian ia berjalan melewati tumpukan uang itu dengan kaki jenjangnya, ia melangkah cepat menuju pintu belakang panggung pertunjukan.
Kemudian terdengar suara lelaki yang dingin dan tidak berperasaan. "Setelah keluar dari tempat ini, kamu tidak akan bisa tampil di pertunjukan seperti ini seumur hidup!"
Kata–kata Huo Shen tersebut menggema.
Orang yang berada di sekitar pintu keluar sudah merasa sesak, lalu An Xiaowan melihat lagi ke arahnya.
Semua orang tahu kalau ucapan Huo Shen tersebut, bukanlah sekedar bualan.
Bos Cai tidak bisa membantu, ia hanya bisa mengedipkan matanya. Dalam hatinya, An Xiaowan benar–benar sudah bosan hidup. Kalau ia berani menantang Tuan Huo, itu artinya ia tidak ingin bergabung lagi.
Huo Shen adalah orang yang bisa membuat orang gemetar hanya dengan satu kata saja.
Semua orang tahu kalau kalimat yang berbunyi: Kamu bisa menyinggung pangeran, tapi jangan sampai menyinggung Tuan Huo.
Di dalam bisnis, Huo Shen bertekad untuk menjadi orang yang paling kejam. Selama ini, orang yang membuatnya tersinggung tidak akan pernah selamat.
An Xue lalu melihat tatapan matanya yang menyiratkan kesombongan.
Sementara itu, An Xiaowan menutup matanya dan tidak berbicara.
Ia kehilangan statusnya sebagai Nona dari keluarga An yang mewah. An Xue yang ada di belakangnya, selalu memperlakukannya dengan buruk. Ia sangat kesulitan untuk melindungi diri.
Kemudian ia menutup matanya, dan mengingat kata–kata Sutradara Huang.
"An Xiaowan, aku menyukaimu dan ingin memelukmu. Harusnya itu menjadi sebuah kebanggaan bagimu, kenapa kamu berani menolak?" Seorang lelaki dengan perut besar mengangkat tangannya dan menamparnya. Tamparan itu membuatnya tersungkur di tanah. "Kalau kamu tidak mau bersamaku, tunggu saja sampai Ayahmu diusir dari Rumah Sakit!"
Sutradara Huang merupakan sutradara terbaik ke lima. An Xiaowan sama sekali tak punya hak untuk menolak jika Sutradara Huang ingin memeluknya.
Lalu ia teringat dengan lelaki yang membeli keperawanannya—Huo Shen.
Meskipun malam itu wajahnya tidak terlihat jelas, dan ia tidak ingin mengingat malam itu, tetapi lelaki itu membuktikan kata-katanya. Pria itu mampu membebaskannya dari hukuman penjara yang saat itu menjeratnya!
Apabila bisa menemukan tempat tinggal Huo Shen….
Oleh karena itu, ia mengirimkan uang satu kotak besar itu.
Ekspresi Huo Shen sangat acuh tak acuh, badannya yang tinggi berdiri dengan elegan.
Sambil berjalan keluar, ia menggerakkan bibirnya.
"Kamu pilih hidup atau mati?"