Chereads / PERNAHKAH KAU MENCINTAIKU? / Chapter 11 - BEKERJA KEMBALI

Chapter 11 - BEKERJA KEMBALI

Arumi dan Rayyan memutuskan untuk kembali ke Jakarta siang itu juga. Sebenarnya Rayyan masih ingin berdua di sana. Tadinya dia ingin menjadikan momen itu untuk honeymoon. Tapi dia sadar, dia sudah melakukan kesalahan. Dia yang emosinya sering meledak-ledak, melakukan sesuatu tanpa pikir panjang, hanya bisa menyesali kebodohannya karena telah merenggut paksa kehormatan istrinya.

"Maafkan Aku, Arumi." Ucap Rayyan di sela-sela keheningan saat mereka berada di dalam mobil.

Arumi enggan menjawab. Dia hanya bisa mengalihkan pandangannya ke arah berlawanan dengan suaminya.

Rayyan mencoba memegang tangan Arumi, namun segera ditepis oleh Arumi.

"Kamu pulang ke rumahku aja ya. Kita mulai dari awal. Kita akan membangun keluarga baru di sana." Kata Rayyan yang terdengar bijaksana.

"Tidak, aku tidak mau pulang ke rumahmu. Aku mau pulang ke rumah Ayahku." Ucap Arumi dengan acuh tanpa melihat suaminya.

"Baiklah kalau itu maumu." Rayyan kali ini mengalah, dia tahu dia sudah banyak memaksa Arumi, kali ini dia akan menuruti kemauan Arumi. Dia akan bersabar.

Perjalanan Bogor-Jakarta hanya dihiasi keheningan tanpa obrolan dari mulut mereka. Masing-masing dari mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Arumi menghela nafas saat pada akhirnya Rayyan benar-benar mengantarkan dia pulang ke rumah Ayahnya. Mobilnya yang kemarin dibawa suruhan suaminya juga sudah terparkir di halaman rumahnya.

Rayyan segera turun dan membukakan pintu untuk Arumi. Tapi keduluan Arumi yang membuka handel pintu sendiri.

"Arumi.." Rayyan menyentuh tangan Arumi dan menggengamnya erat. "Aku mohon maafkan Aku."

"Aku sudah memaafkanmu meski berat. Tapi aku perlu waktu untuk menyembuhkan lukaku." Arumi melepaskan tangan dari genggaman Rayyan dan segera masuk ke dalam rumah, Setelah pak Budi membukakan pintu gerbang untuknya.

"Mas Rayyan tidak ikut masuk, Mbak?" Tanya Pak Budi saat Arumi melintas di depannya.

"Tidak Pak, tutup saja pintunya." Titah Arumi.

Rayyan hanya bisa menatap punggung Arumi yang mulai menjauh dan masuk ke dalam rumahnya.

Dengan berat hati akhirnya diapun pergi dari sana. Dia tahu, Arumi butuh waktu untuk sendiri. Rayyan segera melajukan mobilnya ke arah Kantornya di daerah Jakarta Pusat.

Sudah pukul 3 sore saat dia sampai di kantor. Untung saja hari ini semua urusan di handel oleh Andre. Ya Andre masih bekerja di sana. Rayyan tahu Andre bisa diandalkan, dia juga tidak mau membuat Arumi marah lagi kalau dia sampai memecat saudara sepupunya itu.

Rayyan menghampiri Andre di ruangannya.

Tok tok tok..

"Masuk." Ucap Andre.

Andre kaget saat melihat Rayyan untuk pertama kalinya masuk ke dalam ruangannya.

"Selamat datang Tuan Rayyan, ada yang bisa saya bantu?" Andre sebenarnya merasa kesal pada Rayyan, jika bukan karena mencari pekerjaan itu sulit di Jakarta, dia tentu akan senang hati keluar dari sana. Tapi dia butuh pekerjaan itu, Apalagi sebentar lagi dia akan menikah dengan Sherly.

"Boleh aku ngobrol sebentar denganmu, Ndre?" Ucap Rayyan dengan nada tertekan. Sepertinya Rayyan sedang menahan kesedihan mendalam. Pikir Andre

" Boleh, silahkan duduk Tuan Rayyan."

"Bisa tidak panggil aku Rayyan saja?"

"Oh.. Oke.." jawab Andre singkat

"Apa kamu bisa bantu, Agar Arumi bisa kembali ke rumahku?"

"Kenapa kamu tiba-tiba ingin Arumi kembali? Padahal kamu sendiri kan yang membuatnya pergi dan dia sangat membencimu, Ray."

"Aku menyesal."

"Hah.. Sekarang saja kamu bilang menyesal. Kemarin-kemarin kemana saja kamu?"

"Aku baru menyadari perasaanku saat Arumi pergi dariku."

"Terlambat Ray! Kamu sudah membuat Arumi kehilangan semuanya. Lantas menurutmu apa Arumi mau memaafkanmu?"

"Aku tidak tahu. Maka dari itu aku butuh bantuanmu untuk meyakinkan Arumi, Kalau aku sudah berubah."

"Iya, Kamu berubah saat semua sudah kamu dapatkan. Ingat Ray, bukan Arumi yang salah. Tapi sekarang malah dia yang menanggung akibatnya. Dia juga korban seperti dirimu,Kan?" Andre sudah tahu semuanya saat dia mengunjungi Arumi beberapa waktu lalu.

"Ya sudah kalau kamu tidak mau bantu." Rayyan melangkah keluar ruangan dengan hati yang sangat kacau. Cinta sudah membuatnya hilang akal sehat. Dan semua karena kesalahannya sendiri.

Andre merasa kasihan dengan Rayyan yang terlihat sangat kacau hari ini. Tapi Andre tidak mau terlalu ikut campur dengan urusan rumah tangga Arumi dan Rayyan.

********

Keesokan Harinya.

Arumi sudah siap dengan pakaian kerjanya. Dia harus melupakan semuanya. Dia harus bangkit dan tidak boleh terpuruk lagi. Dia butuh pekerjaan itu. Dia nanti akan minta maaf pada Arsya karena kemarin dia bolos kerja.

Mobil Arumi melaju menuju tempat kerjanya. Sesekali dia memijit keningnya yang terasa pening karena kurang tidur. lingkar hitam pun menghiasi mata indahnya.

Saat sudah sampai, buru-buru dia menemui Arsya. Namun Arsya belum datang. Arumi memutuskan untuk menunggu Arsya di depan ruangannya.

Tak Lama yang dinanti pun tiba.

"Arumi.." Kata Arsya dengan senyum yang menawan.

"Pak Arsya, saya minta maaf karena kemarin saya tidak masuk kerja."

"Kenapa kamu tidak masuk? Baru sehari kerja kamu udah berani bolos ya. Aku akan kasih hukuman buat kamu." Jawab Arsya dengan senyumannya yang khas.

Arumi heran Arsya ini sedang marah atau tidak. Pikirnya.

"Iya, bapak boleh menghukum saya. Saya tahu saya salah. Saya akan menerima hukuman dari Bapak. Tapi tolong jangan pecat saya, Pak."

Arsya tertawa terbahak. "Kamu lucu sekali Arumi. Udahlah tidak apa-apa. Pekerjaanmu kemarin sudah di handel staf yang lain. Memang kemarin kamu kenapa?

"Jadi Bapak tidak marah?tidak jadi hukum saya? Kemarin saya ada urusan Pak. Saya juga lupa menghubungi kantor untuk minta izin." Arumi tahu itu bukan alasan yang logis. Tapi tidak mungkin dia mengatakan yang sebenarnya pada Arsya. Tapi rupanya lelaki itu justru menatap Arumi dengan pandangan yang lain.

"Oke, kalau kamu memang mau dihukum, kamu boleh traktir saya makan siang nanti. Gimana? Aku tunggu di lobi ya." Tanpa permisi, Arsya langsung masuk ke dalam ruangannya sambil senyum-senyum simpul.

Arumi jadi tidak enak hati pada Arsya. Dia juga tidak mungkin pergi berdua dengan Arsya, karena status dia yang masih sebagai istri orang.

"Halo Key, nanti siang kamu ke kantor kakakmu ya. Aku mau ajak kamu makan siang bareng."

"Yang bener nih mau traktir aku, Rum? Iya deh nanti jam makan siang aku ke sana." Jawab Keisya.

Arumi lega karena akhirnya dia tidak makan berdua saja dengan Arsya. Arumipun melangkah ke dalam lift yang akan mengantarkan dia ke ruangan kerjanya yang terletak dua lantai dibawah ruangan CEO GIOVANO FASHION itu.

Ting.. Pintu lift terbuka..

"Kamu?"

"Arumi?" Mereka berdua saling menatap. Ada seribu tanya dalam pikiran mereka masing-masing.

********