Chereads / PERNAHKAH KAU MENCINTAIKU? / Chapter 9 - KAU RAMPAS MAHKOTAKU

Chapter 9 - KAU RAMPAS MAHKOTAKU

"Hamili dia Ray. Kalau dia hamil, mungkin dia akan mengurungkan niatnya untuk cerai dari kamu."

Kalimat terakhir dari Tomy terngiang-ngiang di kepala Rayyan. Bagaimana caranya bisa menghamili Arumi kalau mereka saja sudah tidak tinggal bersama. Rayyan tahu keberadaan Arumi sekarang dari orang suruhannya. Rayyan akan meyusun rencana agar Arumi bisa dia bawa. Bagaimana pun caranya.

*******

Pagi ini Arumi datang lebih awal ke kantor Arsya. Arumi terlihat cantik dan anggun dengan pakaian kerja warna marun dan jilbab yang senada. Dia menunggu Arsya di Lobi kantor. Setengah jam dia menunggu.

Tak lama ada seorang pria berjalan dengan gagah dengan kemeja warna biru denim dan celana berwarna krem. Dan rambut yang sedikit panjang. Sesekali melempar senyum ke beberapa karyawannya. Sungguh bos yang ramah. CEO perusahaan yang bergerak di bidang fashion ini tentu harus terlihat modis setiap harinya.

Pemuda itu nampak mencari-cari seseorang. Arumi yang melihat pemuda itu persis seperti ciri-ciri yang disebutkan Keisya, seketika melihat itu mungkin adalah Arsya. Pikir Arumi. Arumi segera bangkit dan menghampiri pemuda itu.

"Maaf apa anda Pak Arsya?" Tanya Arumi. Arsya menatap Arumi dengan pandangan yang berbeda. Dia merasakan getaran aneh di dadanya.

"Ah.. Arumi?" Tanya Arsya yang langsung menebak nama wanita yang ada di depannya itu.

"Iya, Pak. Saya Arumi."

"Mari ikut saya, Arumi." Ajak Arsya.

Setelah sampai di ruangan Arsya, Mereka tampak canggung satu sama lain.

"Aku sudah dengar semuanya dari Keysha. Aku harap kamu mau saya tempatkan di bagian departemen pemasaran. Untuk selanjutnya kamu akan sering berhadapan dengan klien dan mempresentasikan produk kita pada mereka." Ucap Arsya dengan sesekali mencuri pandang pada Arumi.

"Terimakasih Pak. Maaf, kapan saya bisa mulai bekerja,Pak?"

"Hari ini. Ya hari ini kamu bisa mulai bekerja. Nanti sekretaris saya akan mengantarkanmu ke ruanganmu."

"Terimakasih banyak,Pak."

Arsya hanya mengangguk. Sepeninggal Arumi dia baru bisa mengatur nafasnya yang terasa sangat sesak sejak tadi. Harusnya bukan dia yang menginterview Arumi, tapi karena permintaan adiknya, akhirnya dia sendiri yang harus menginterview Arumi. Dan benar kata Kedua, Arumi adalah wanita istimewa.

Arumi sudah sampai di ruangannya. Dia merasa sangat nyaman dengan ruangan kecil miliknya saat ini. Beda jauh memang dengan ruangan kerjanya waktu di perusahaan almarhum ayahnya. Tapi dia bersyukur. Dia bisa segera mendapat pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, dan membayar gaji bu Fatma dan Pak Budi.

Pekerjaan hari ini terasa sangat melelahkan bagi Arumi. Dia harus beradaptasi dengan pekerjaannya yang baru. Banyak hal yang harus dia pelajari.

Pukul lima sore, Arumi segera pulang setelah jam kerja berakhir. Arumi mengendarai mobilnya sendiri kali ini. Sepanjang perjalanan dia tidak menyadari ada sebuah mobil yang mengikutinya dari belakang. Tiba di tempat yang cukup sepi, Arumi dipaksa keluar oleh orang tidak dikenal. Dia membekap mulut Arumi hingga Arumi tidak sadarkan diri.

"Bawa mobil Arumi pulang ke rumahnya! bilang saja dia menginap di rumahku.!" Perintah laki-laki itu pada dua orang suruhannya.

Laki-laki itu membawa Arumi yang tidak sadarkan diri.

Dia mengendarai mobilnya menuju puncak. Dia sudah menyewa Villa mewah di sana. Ini akan menjadi honeymoon pertama untuk mereka.

Sampai di Villa, laki-laki itu membawa Arumi masuk ke dalam kamar. Dia lepaskan semua pakaian yang menempel di tubuh Arumi. Dia terpesona melihat keindahan tubuh Arumi saat satu persatu pakaian itu dia lepaskan. Memandanginya dengan kekaguman. Betapa bodohnya dia menyia-nyiakan tubuh seindah ini selama beberapa bulan. Bahkan di malam pertama saja Arumi sudah menyerahkan dengan suka rela tapi dia yang menolaknya. Sekarang dia harus mengambilnya tanpa kerelaan istrinya, mungkin dia adalah suami yang brengsek. Tapi dia harus melakukannya agar Arumi mengurungkan niatnya untuk bercerai darinya.

Rayyan melepaskan semua pakaiannya. Dia melakukannya dengan sangat hati-hati. Betapa ini adalah pengalaman pertamanya yang begitu seperti surga dunia. Arumi tak bergerak sedikitpun. Dia menikmati mimpi indahnya dibawah kungkungan suaminya.

Rayyan tahu ini salah. Dia melakukan tanpa seizin istrinya. Tapi sampai kapan Arumi mau menyerahkan dengan suka rela? padahal dia harus dihadapkan pada perceraiannya. Dan Rayyan tidak mau melepaskan Arumi. Perlahan dia mulai menyadari kalau dirinya telah jatuh cinta pada istrinya itu. Mungkin sedari awal mereka bertemu. Namun rasa dendam yang lebih besar, membuatnya egois untuk mengakui perasaannya sendiri.

"Ahhhh...." Rayyan telah melepaskan benih di rahim Arumi. Rayyan perlahan mengangkat miliknya. Seketika dia melihat bercak darah di tempat tidurnya. Dia tahu istrinya begitu setia. Bahkan dia beruntung karena dirinya adalah orang pertama bagi Arumi. Rayyan berbaring di sebelah Arumi, memeluknya dengan erat.

"Maafkan aku, Arumi. Harusnya aku menyadari semuanya dari awal. Sekarang aku menyesal. Aku menginginkanmu sekarang. Aku ingin kamu ada di sampingku selamanya." Rayyanpun menutup matanya. merasakan kenyamanan yang selama ini belum pernah dia rasakan.

Suara adzan subuh membangunkan Arumi dari tidur nyenyaknya. Dia merasa berat di bagian perutnya. seperti ada yang menindih. Betapa kagetnya dia melihat ada tangan kekar yang memeluknya.

"Astaghfirullah.."Arumi melihat Rayyan berada di sampingnya. Dan oh Astaga, Arumi melihat dirinya tanpa busana, Rayyan pun juga. Arumi merasakan perih diselangkangannya. Dia menangis sejadi-jadinya.

"Brengsek kamu Rayyan... Ahhh... Kau sudah merampas mahkotaku." Teriak Arumi dan mencengkram rambutnya frustasi. Mahkota yang dia jaga akhirnya direnggut paksa oleh Rayyan,seseorang yang masih berstatus sebagai suaminya.

**********