"Tiba-tiba aku ngidam ingin makan kebab dan es kuwut bali, ayo beli itu sebelum pulang di tempat langgananku."
Monika tersenyum manis disertai raut muka memohon, menarik lengan kemeja pria yang duduk disampingnya itu.
Berharap Alfando mengabulkan keinginannya dan iya tanpa perlu debat pria itu mengabulkan.
"Baiklah, ayo kita beli." Alfando melepaskan jas juga dasi meletakkan di jok belakang.
Melipat lengan kemeja sampai sikut.
Alfando diam-diam membaca artikel ibu hamil dan menyusui, tak heran pria itu tak aneh dengan istilah ngidam.
Kata yang sebelumnya tidak dia pahami.
"Kau mau apa lagi?" Penuh perhatian pria itu melempar pertanyaan pada perempuan cantik disebelahnya ini.
"Mangga harum manis." kata Monika bersemangat.
Benar kata orang, bahwa semua suami pasti tidak bisa berkutik jika istri sudah mengatakan "Ngidam".
Monika merasa senang bisa meminta ini itu tanpa takut atau mendapatkan protes dari Alfando.
"Hanya Itu? Tak ada yang lain."
Monika mengangguk, "Iya untuk sekarang hanya itu."
Alfando menyalakan mesin mobil, tanpa terduga mengusap-ngusap perut Monika
kemudian pria itu mengatakan sesuatu yang tak di mengerti Monika dalam bahasa asing.
"Vater liebt dich, mein liebes kind.(Papa mencintaimu,anakku sayang-Jerman)
"Kau bicara bahasa apa?apa artinya?" tanya Monika polos, jelas sekali raut wajah kepo juga bingung tergambar pada wajah cantiknya.
"Jerman, artinya jangan menjadi anak mengesalkan seperti ibumu."
Monika cemberut, langsung protes tak terima. "Kau yang mengesalkan bukan aku."
Alfando tertawa tak mempedulikan protes perempuan cantik disisinya ini kemudian melajukan mobilnya meninggalkan gedung mewah dan megah miliknya tersebut.
-
-
-
Monika menunggu pesanan sedangkan Alfando tak bisa menemani karena membeli mangga di swalayan dekat penjual kebab.
Alfando paling benci menunggu.
Tempat langgananya ini memang ramai pembeli.
Tapi karena memang sedang ngidam maka Monika tak keberatan harus menunggu lama.
"Akhirnya kita ketemu lagi."
Sapa satu suara dari arah belakang, Monika membalikan badan terkejut saat mendapatkan Alfian berdiri sambil tersenyum.
Jelas sekali raut kebahagiaan terpancar dari keduanya.
Pria itu tengah menenteng bungkusan berisi beberapa kebab juga es kuwut bali.
Monika merasa gugup juga senang dalam hati.
"Jadi kau juga suka beli kebab dan es kuwut di tempat ini?" ujar Alfian sedikit kikuk tapi tetap bersikap cool.
"Iya, Kau juga." tanya balik Monika.
"Iya. Oh iya...Aku Alfian dan kau?"
"Monika, senang bertemu denganmu Alfian."
Keduanya terlihat salting..
Tiba-tiba Ardian datang lalu menepuk bahu Alfian sambil sibuk berbicara lewat hp.
"Fi, buruan cabut anak-anak pada protes lapar...kasihan mereka." Ardian mencoba mengingatkan sahabatnya agar mereka segera cabut.
Dan membalikan badan kemudian berjalan menjauhi Monika dan Alfian sambil sibuk berbicara, dan tangannya satu lagi membawa papper bag berisi makanan.
"Boleh aku minta nomer WA mu?" Tanya Alfian cepat.
Meletakan bungkusan berisi kebab ke lantai, mengeluarkan ponselnnya.
Monika menyebutkan beberapa angka, dan Alfian langsung menyimpan dalam iPhone 11 pro-nya, tersenyum senang.
"Aku pergi dulu, see you later."
Pria itu berlari menghampiri Ardian yang sudah cukup jauh jaraknya.
Tak lama kemudian pelayan mengantarkan pesenan Monika.
Ponsel Monika berbunyi, dan si penelepon tak lain Alfando.
*Kau ada di mana?(Tanya Alfando langsung)
*Masih ditempat kebab, kau di mana?
*Otw ke sana, kau tunggu aku.(Suara Alfando terdengar ngos-ngosan)
*Iya, tak mungkin juga aku pulang sendiri tanpamu kan. Kau kenapa ngos-ngosan?
*Tidak apa-apa, kau tunggu di sana aku sebentar lagi sampai.
Telpon terputus...
Lima menit kemudian Alfando datang menenteng sekatong mangga harum manis ditangan.
"Kau sudah mendapatkan kebab dan es kuwut balinya?"
Monika menganggukkan kepala, mengangkat kantong plastik berisi dua kebab dan dua es kuwut. "Aku membelikanmu juga."
"Ayo kita pulang,berikan kantong plastiknya biar aku yang bawa." kata Alfando memegang kantong plastik ditangan Monika.
"Tidak apa-apa, biar aku yang bawa."
Alfando menarik paksa kantong plastik dari tangan Monika hingga terlepas, "Kau sedang hamil tak boleh membawa barang berat."
Senyuman tergores pada bibir Monika, tak menyangka pria itu begitu perhatian.
Setelah sampai apartemen, Monika menyimpan mangga dalam kulkas.
Alfando memakan kebab dan es kuwut bali di ruang tamu sambil serius menonton Tv bagaimana proses pertumbuhan janin dalam kandungan ibu dari awal sampai dilahirkan melalui youtube.
Jam menunjukkan pukul 8 malam, Monika terkejut karena tak biasa pria itu menonton hal seperti itu.
Monika duduk disamping Alfando ikut menonton, ini kali pertama Monika menonton proses perkembangan janin alhasil keduanya terlihat terkagum.
"Monika usia kandungmu dua bulan kan?" Tanya Alfando, matanya masih fokus melihat kagum pada layar.
"Iya, memangnya kenapa?" Monika merasa bingung.
Mulai memakan kebab.
"Anak kita masih seukuran kacang merah, kecil sekali." ujar Alfando terkagum.
Alfando mem "Pause" Video..
"Kau lihat itu, anak kita masih berbentuk seperti kacang merah begitu kecil tidak aku rasa seperti alien." pria itu melarat ucapannyan sambil menunjuk ke arah Tv.
Kedua matanya terperangah, sama seperti Alfando Monika juga terperangah menatap layar.
"Kau benar, bentuknya seperti alien." seru Monika ikut terkejut lalu kembali memakan kebab dan mengunyahnya.
Keduanya menoleh satu sama lain, Alfando perlahan meletakan telapak tangannya pada perut Monika,mengelusnya lembut.
"Hei..Alien kecil, cepatlah kau lahir ke dunia."
Mendengar perkataan pria itu Monika tersenyum, mana ada ayah memanggil anakknya dengan sebutan itu.
"Jangan memanggilnya seperti Itu." protes Monika berpura-pura kesal.
"Tapi memang bentuknya seperti alienkan hehehe." bella Alfando, tak mau mengalah.
"Semua janin dalam kandungan pasti akan berbentuk seperti alien awalnya, jadi tak perlu aneh." sambung Monika
"Dia anakku, terserah aku mau memanggilnya apa. Oh iya besok pagi kita harus melakukan check kandungan."
Pria itu kembali melanjutkan nonton...
Monika memutar kedua bola matanya.
"aku yakin hanya kau saja yang memanggil anaknya dengan sebutan alien." ledek Monika disertai raut sedkit jengkel.
Ibu mana yang terima anaknya disebut alien??
"Pokoknya besok kita akan ke rumah sakit dan kau harus mulai berhati-hati dalam melakukan sesuatu, aku tidak mau terjadi sesuta hal buruk pada alien kita."
Ucapan Alfando lebih terdengar seperti perintah dibandingkan petuah.
Monika tak mau ribut dan tanpa banyak bicara menganggukkan kepala tanda setuju.
Tapi jujur dia tak suka saat Alfando memanggil "Alien" pada anak mereka.
Meskipun pada kenyataannya bentuk anak mereka saat ini memang seperti Alien.
Tbc