Chereads / Marrying My CEO / Chapter 35 - Hello.

Chapter 35 - Hello.

Bell berbunyi...

Andita membuka pintu rumah,  mendapatkan sosok Radit yang sudah lama tak bertemu.

"Radit, kok ke sini nggak bilang dulu sama tante ? Untung aja tante ada di rumah." Andita terlihat terkejut saat pria itu datang seorang diri masih memakai pakaian kerja dengan wajahnya terlihat kelelahan, sebelah tangannya menenteng parsel buah.

Kedua saling berpelukan.

Mempersilakan sahabat putranya itu masuk ke dalam rumah.

Membuatkan teh manis hangat serta ditemeni aneka cemilan dalam toples.

"Aku baru selesai meeting sama temen disekitar sini tan, alhasil sekalian mampir deh." Radit menjelaskan persoalannya sebenarnya.

Andita mengerti.

Wanita itu mempersilakan sahabat anaknya masuk ke dalam rumah.

Duduk di sofa, membuatkan teh manis hangat.

"Gimana keadaan tante?" Radit membuka obrolan setelah meminum teh.

"Alhamdulillah baik, kamu sendiri?"

"Alhamdulillah, baik juga tan."

"Udah makan belum?kalo belum kita makan bareng." tawar Andita penuh perhatian, wanita yang masih terlihat cantik juga menarik itu.

"Boleh tan, udah lama juga nggak makan masakan tante yang luar biasa enak." Wajah pria itu berubah ceria sambil mengelus perut.

Andita tersenyum mendengar pujian sahabat anaknya tersebut.

Radit membantu ibu sahabat sekaligus pacarnya ini menyiapkan makan untuk mereka.

Andita banyak mendapatkan kabar terbaru Alfando dari Radit, membuat wanita itu merasa senang.

"Kapan kamu nyusul nikah?Dit..Nggak iri Fando udah nikah kamu belum, masa kalah si." goda Andita setelah mendaratkan bokongnya pada kursi.

Radit memberikan piring berisi nasi beserta lauk pauk pada Andita, Menuangkan air mineral dalam gelas wanita yang sudah dianggap sebagai ibu sendiri.

Dan giliran Radit melakukan hal sama untuk dirinya sendiri kemudian duduk manis.

"Nggak iri,Tan. Lagian nikah bukan kompetisikan? Sebenarnya aku juga ada rencana nikah, ya moga aja secepatnya bisa dilaksanakan hehehe."

Andita tak menyangka sahabat anaknya ini akan menikah juga akhirnya. "Oh jadi kamu udah punya calon, siapa namanya?sebelum kalian nikah kamu ajak ke sini ya ,Tante kan mau kenal."

Jelas sekali wajah Andita begitu terkejut sekaligus senang.

Mengucpkan selamat pada Radit yang memang sedang duduk disamping Andita.

Melanjutkan makannya.

"Kami rencananya kami bakal nikah diluar negeri, mengenai nama dll ntar tante juga bakal tahu kok, pokoknya untuk saat ini aku belum bisa bahas mengenai calon aku itu..waktunya belum tepat."

"Mengapa harus menikah diluar negeri? apa calon istrimu bule?"

Radit segera menggelengkan kepala, "Nggak kok, dia orang indonesia juga. Karena kami kategori pasangan istimewa maka pernikahan kami juga harus dilakukan di tempat istimewa."

"Oh begitu, tante doakan kau segera menikah"

Radit tersenyum, "Amin."

-

-

-

"Tumben lo pulang kerja bareng sama kita? Biasanya lebih milih sama bebeb elo."  tanya Citra kepo disertai raut meledek.

Tania setuju, "Benar banget, kalian lagi marahan ya? "

"Kami udah putusssss jadi sekarang elo nggak sendirian body lotin, ada gue menemani." tanpa raut sedih Evalina mengatakan hal sebenarnya.

Membuat Tania dan Citra jadi bingung..

Selama dua tahun mereka pacaran perasaan adem anyem aja, kalo sekadar ribut kecil wajarlah.

"Lha kok bisa? Sammy ketahuan selingkuh pasti!!" Citra langsung melempar dugaan 100% tepat.

Evalina memberikan tanda agar kedua perempuan itu lebih dekat dengannya, jarak mereka sekitar 10 cm.

"Iya, selingkuhhhh sama cowokkkk"

Pengakuan Evalina sontak membuat kedua sahabatnya syok, tak percaya pria semanly yang tak berstatus sebagai menejer keuangan mereka ternyata pemain angkar.

Padahal gayanya laki banget, benar kata pepatah jangan menilai orang dari luar.

"Ssssstt... Dilarang bocorrr apalagi emberrrr ke orang lain ini rahasia kita, jangan kenceng-kenceng ngomongnya." sambung Evalina cepat memperingati dua perempuan cantik itu.

"Gawat dong, kita semua tahu Bayu sama Sammy itu sering jalan bareng ke mana-mana jangan-jangan mereka itu... Ihhh ngeri gue kalo sampai Bayu kayak Sammy ,mana gue lagi PDKT sama dia lagi." Citra menggigil membayangkan yang gak-gak tentang dua pria tampan dan populer tersebut jadi ilfel sendiri.

"Kok elo nggak bilang ke kita lagi PDKT an sama si Bayu?" Tania kelihatan terkejut akan pengakuan Citra tadi.

"Gue baru taraf PDKT an belum jadian, alhasil gue belum ngomong sama kalian deh. Beda lagi ceritanya kalo kami udah PACARAN."

Evalina dan Tania mengerti...

"Padahal gue udah ngerasa srek tapi gue jadi takut." lanjut pengakuan Citra jelas sekali wajahnya tergambar kekecewaan.

"Ya berdoa aja Bayu itu straight dan serius sama elo, mending elo selidiki doi sebelum pacaran daripada nasib elo kayak gue."

Apa yang dikatakan Evalina benar..

Dengan semangat Citra akan melakukan hal itu, dia tak mau senasib dengan sahabatnya.

Citra mengepalkan tangannya, "Iya, gue harus selidikin dulu tuh cowok."

-

-

-

Alfian menendang ban mobilnya karena tiba-tiba gembes ditengah jalan sepi, dia juga lupa membawa ban cadangan.

Hp pria itu lowbat, makin membuat pria itu kesal.

Untung dalam mobilnya ada tempat chas.

"Astagfirullah, ada - ada aja cobaan." keluh pria itu melepaskan kacamata hitamnya, bersandar pada mobilnya.

Sampai sebuah mobil mewah berhenti tepat disampingnya, tak lama kemudian muncul Radit.

Iya pria berstatus pacar adiknya itu, dia tersenyum tapi Alfian enggan membalas pria itu.

"Kenapa mobil lo? Butuh bantuan?Btw long time no see, Brother ln Law." Sapa Radit menutup pintu mobilnya, Sengaja menekan 3 kalimat terakhir lalu menyeringai.

Alfian mambalas seringaian pria itu disertai raut kesal, melipat kedua tangannya memandang rendah Radit.

Yang masih disamping mobilnya.

"Pergi..Gue nggak butuh bantuan dari orang abnormal."ledek Alfian telak,nada suara Alfian jelas sekali bertanda penolakan mutlak.

"Tapi orang abnormal ini calon adik ipar elo, masa iya gue tega ngebiarin kakak pacar gue dalam kesusaan." tanpa malu Radit melontarkan kalimat yang terdengar sungguh menjijikkan di telinga Alfian.

"Mending elo pergi sekarang, atau gue hajar elo. Gue lagi bad mood jangan bikin gue tambah mumet." Tatapan Alfian memacarkan kebencian luar biasa.

"Gue cabut, gue nggak mau ribut sama kakak pacar gue sendiri. Percaya atau nggak gue respect sama elo, kalo aja elo bisa ngerestui hubungan kami gue bakal senang banget."

"Gue nggak bakal pernah ngerestui hubungan kalian, elo tahu alasannya. Alfando udah menikah harusnya elo tahu diri dan menjauh dari dia jangan jadi orang ketiga dalam rumah tangga orang."

Mendengar ucapan Alfian tadi, Radit merasa tersinggung.

Tak terima tuduhan Alfian.

"Orang ketiga! Istrinya itu yang orang ketiga dalam hubungan kami bukan gue dan dia hadir gara-gara desakan dari kakek kalian!!" kali ini Radit yang emosi.

Pria itu bahkan memakai gerakan tangan menunjuk betapa marahnya dia saat ini, Dan Alfian tak peduli.

"Gue cabut." pamit Radit masih dalam keadaan dongkol,membuka pintu mobil lalu menutupnya dengan kasar.

Melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Meninggalkan Alfian seorang diri yang tengah tak kalah emosi.

Alfian menginjak kaleng softdrink bekas orang hingga gepeng dan menendangnya keras hingga terlempar jauh.

"Kenapa nggak sekalian elo cabut selamanya dari kehidupan adek gue, Bangsat!!"

Tbc