Chereads / Istri Sang Juragan / Chapter 35 - Pasukan Bayangan

Chapter 35 - Pasukan Bayangan

Sebelum berangkat ke kota, Richman menerima tamu dari Long Pahangai di kantornya, Uceng dan Loi. Kedua pemuda itu membawa obat rempah untuk Murni dan Minyak rambut pucuk ulin¹ yang di ramu khusus oleh mamak Ping.

Richman meminta keduanya untuk tetap tinggal di Kota Bangun, karena banyak pekerjaan yang bisa dilakukannya selama disini.

Om John menambah personil pengawal khusus keamanan di sekitar rumah Richman karena mereka akan pergi ke Samarinda. Pengawal khusus itu adalah si Bleki. Anjing kesayangan om John. Bleki sebenarnya sudah cukup tua untuk mrnjadi pengawal. Richman sengaja membuatkan rumah khusus untuk anjing hitam itu. Bleki sangat suka rumah khusus itu, setidaknya ia merasa di perlakukan sebagai teman atau keluarga. Bleki mengerti batas wilayah mana ia boleh masuk di Villa Murni. Richman membelikan Bleki makanan dan vitamin khusus untuknya supaya tidak gampang sakit. Pendek kata Bleki mendapatkan perlakuan istimewa dari hewan sejenisnya. Timbal baliknya Bleki bertugas menjaga keamanan seluruh wilayah rumah Richman, rumah om John, Resort om Aji, dan kebun pembibitan kelapa sawit. Bleki adalah karyawan khusus Richman yang tak dibayar. Tugas ini cukup berat bagi Bleki kadang membuatnya bete, stress dan marah-marah, ia pengen jalan-jalan dan bermain. Biasanya Bleki bertugas di temani om John atau Budi. Tapi sekarang ada Uceng dan Loi yang ramah dan sering memberinya makanan enak, daging segar, atau kornet. Dalam waktu singkat Bleki sudah berteman baik dengan Uceng dan Loi, mereka penyayang binatang dan sering membawanya jalan-jalan.

Sebenarnys ada tugas khusus yang diberikam Loi dan Uceng kepada Bleki yakni melatihnya melacak tempat bersembunyi senjata musuh yang di tanam disekitar rumah. Setelah 1 hari mengendus-endus akhirnya Bleki dapat menggali tanah tempat-tempat mencurigakan itu. Ada empat penjuru di sekitar rumah. Uceng dan Loi mengambil benda itu sesuai dengan petunjuk Mamak Ping. Mengambilnya dengan kain hitam, membungkus dan mengikatnya lalu membuangnya ke sungai Mahakam. Temuan besar Bleki ini akan mempercepat kesembuhnya Murni . Atas jerih payahnya itu Mereka memberikan hadiah kepadanya .Daging segar. Bleki memakannya dengan kenyang dan puas. Bleki cukup senang dengan kerjaannya ini hadiahnya besar.

Selanjutnya Loi dan Uceng bekerja di rakit barunya. Bleki istirahat menunggu perintah baru dari bos nya .

***

Selama Richman tidak ada bukan berarti dia tidak tahu keadaan istri dan anaknya. Para perawat yang setiap hari melaporkan keadaan Murni baik ketika dia tidur atau ketika dia sedang terapi.

Dr Andi memberikan terapi sesuai

kebutuhan. Setelah bebetapa kali menjalani fisioterapi untuk mengembalikan kekuatan otot dan fungsi bagian tubuh yang mengalami cedera.

Dalam beberapa hari Murni sudah mampu berjalan dan tidak lagi memerlukan kursi roda, namun dr Andi masih melakukan terapi okupasi terhadapnya dan memastikan latihan yang diberikan untuk memampukan Murni kembali beraktivitas secara mandiri.

Hanya saja terapi yang diberikan tidak mampu mengingat kembali masalalunya. Murni yang sekarang adalah orang lain yang berwajah Murni.

Dia sudah menjadi orang lain. Ketika Richman datang Murni menunggunya di ruang tamu, ia nampak cantik dengan terusan panjang batik dengan jilbab panjang hingga ke pinggang. Murni berdiri menyambutnya dan menangkupkan tangan di dada, " Assalamu alaikum", katanya pelan dengan mata menatap lantai. "Waalaikum salam". Richman menjawab getir. Meski ia sudah mendengar dari hasil laporan dari dr Andi, bahwa Murni mengalami amnesia dan tidak dapat dipastikan bisa kembali ingatan akan pulih, tetap saja Richman merasa shock dan hancur.

Istri yang dicintai dan dirindukannya menganggapnya orang asing dan tak riak kenangan sedikitpun tentang dirinya.

Tak ada cinta, tak ada rindu, tak ada jejak dirinya di hati Murni.

Murni menatapnya biasa dan sopan. Suaranya lirih meminta data indentitas dirinya. Richman memberikan tas dokumen yang biasa di gunakan Murni. Didalamnya terdapat fotocopy Kartu keluarga, Ijasah, SIM, KTP, Kartu Kredit, Kartu debit dari beberapa bank, buku nikah, Foto keluarga dan teman-temannya serts catatan kesehatannya. Murni membuka semua dokumen tentang dirinya tangannya bergetar dan menangis halus. Jadi benar Richman adalah suaminya, Maulana, Zaid putranya. Lalu kenapa ia tak mampu mengingatnya. Murni memegang kepalanya dengan menangis. Ia mencoba mengingatnya, tetapi kepalanya sakit dan matanya berkunang-kunang, dokumen yang di pegangnya terhambur di lantai. Murni mengalami shock yang sama seperti Richman.

Richman memeluknya. Tapi rasa yang dimilikinya hanya Richman sendiri yang merasakannya tidak bersambung dengan perasaan Murni.

Dengan perasaan terluka Richman merengkuh tubuh Murni yang terkulai. Pingsan.

Richman mengangkat tubuh ke tempat tidur dan menyelimutinya.

Dia sungguh terluka. Meski demikian dia harus sabar menghadapinya. Richman mencium kening istrinya dan meninggalkannya dengan perawat disisinya.

Di luar Maulana dan anak-anak lainnya bermain bola bersama om Aji dan Miss D yang terlihat lucu memakai jilbab pemberian Mbo Minah. "Kita memasuki areal pesantren, pakai jilbab ini". Miss D cemberut, ia memonyongkan bibirnya menatap cermin, memasang jilbab., kemudian tersenyum.

Maulana menempel manja disisinya sementara adiknya Zaid tertawa manja di pangkuannya, balita ini sungguh menggemaskan, sementara ustadzah Fatimah mengawasi Zaid tidak jauh dari mereka. Meskipun Zaid bisa dekat dan akrab dengan siapapun tetapi ia akan menangis bila uminya tak ada.

Ustadzah Fatimah sudah hamil lagi anak keduanya.

Sore itu Fatimah merasa gelisah. Suaminya ustadz Abdullah belum juga kembali. Hapenya tidak aktif tidak bisa di hubungi. Suaminya pamit ke Samarinda menghadiri musyawarah ulama di kantor Gubernur.

" Umi....abi pergi dulu...jaga diri baik-baik ya".

"Abi ga usah pergi deh, krnapa juga, abi kan sakit, rapat itu g dihadiri juga ga apa-apa kan? masih ada orang lain!

"Ga boleh gitu dong umi...ini kan amanah... lagian abi disini berjuang demi kemaslahatan ummat. Insha Allah ini akan baik untuk kita semua, doakan abi ya...semoga istiqomah dan husnul khotimah".

"Abi jangan gitu ih, umi jadi takut". Ustadz Abdullah tertawa dan memeluk Fatimah dengan lembut, mencium wajah dan keningnya, dan mencium perut istrinya. Ustadz mengelus perut Fatimah yang duduk di tepi ranjang, semrntara ia duduk dilantai menghadap perut istrinya dan mengajak calon bayinya ngobrol. "assalamualaikum sholehah, abi pergi dulu ya, jangan cerewet, jaga umi baik-baik ya...abi pergi dulu sayang muach". Calon bayinya sudah diketahui berjenis kelamin perempuan. Ustadz Abdullah menciumi perut istrinya, Fatimah mengusap rambut suaminya. Ustadz Abdullah duduk di samping istrinya dan mencium bibirnya dengan lembut. Dia melangkah pergi, lalu kembali lagi memeluk istrinya sambil tertawa, menciuminya lagi, melepaskannya, memeluk lagi dan menciumnya sekali lagi lalu berangkat diiringi lambaian para santri yang berlari mengikuti motornya hingga keluar jauh hingga mereka berhenti mengikuti. Fatimah menatap kepergian suaminya dengan perasaan tak bisa di gambarkan, ia tak menyangka hari ini adalah hari terakhirnya bersama suami tercintanya.

_______

¹ Terbuat dari ekstrak buah pohon ulin. Ramuan Tradisionil dari Suku Dayak Kalimantan, bermanfaat menghitamkan rambut, nenghitamkan uban, menumbuhkan rambut, mencegah kerontokkan.