Angelina menjemput Richman di bandara Soekarno Hatta, awalnya ia tak mengenali wanita cantik yang menghampirinya.
Angelina merubah warna rambutnya dengan abu-abu. Angelina memakai dres biru yang menawan dengan tubuhnya yang ideal, high hells yang dipakainya senada dengan busananya, dan tas kecil tali panjang merk ternama dan kacamata hitam yang besar, ia nampak sangat cantik dan anggun.
Richman mengira sebelumnya Angelina artis ternama. "Halo Richman apa kabar?" Angelina membuka kacamatanya, ia tertawa melihat Richman kebingungan menatapnya, Angelina memeluknya dan mendaratkan pipi kiri kanannya ke wajah Richman. Richman tersipu malu, wajahnya memerah baru kali ada wanita lain yang bersalaman dan memberikan menciumnya seperti ini. Angelina tertawa geli tak perduli dengan kejengahan Richman.
Kemudian dengan santai menggandeng tangannya dan membawanya menuju tempat parkir.
Richman menghentikan langkahnya dan mencoba melepaskan tangannya dari tangan Angelina. Tapi Angelina kembali menggandengnya dan tertawa melihat tampang Richman yang lucu karena salah tingkah. Angelina membawa sendiri mobilnya. Perjalanan menuju apertemen Angelina terasa sangat jauh karena kemacetan. Karena kelelahan Richman tertidur di mobil hingga tempat tujuan.
Richman baru sekali ini ke Jakarta, ia tidak pernah bepergian jauh keluar Kalimantan. Dia merasa sangat udik. Untunglah ada Angelina yang menemaninya sehingga ia tidak seperi orang bodoh.
Apertemen Angelina seperti hotel mewah. Di lobby Richman banyak orang bule dari berbagai bangsa. Pantaslah Angelina pandai berbagai bahasa karena lingkungannya.
Apertemen Angelina berada di lantai 21. Angelina mengajak Richman ke Lift yang menghubungkan langsung ke apartemen milik Angelina. Richman kebingungan. Dia asli kampungan. Pintu Lift terbuka mereka tiba di ruang tamu. Ruang tamu yang luas dengan Sofa kulit yang mewah. Di dindingnya terdapat fhoto besar berukuran 2 meter terpasang indah, Angelina tampak sangat cantik dengan gaun malam warna hitam dan sanggul menawan seperti bangsawan Inggris.
Richman mengamati fhoto di dinding tersebut bukan mengagumi hasil fhotonya. "Seperti baleho caleg", kata Richman polos. Angel tertawa geli memamerkan barisan giginya yang rapi. Dia tidak tersinggung. Richman memang melihat fhoto sebesar itu hanya di pinggir jalan baleho para caleg dpr.
Richman berdecak kagum dengan desain interior apartemen yang mewah dan elegan. Aktivitas dapur yang berdekatan dengan dengan ruang tamu di batasi dengan minibar yang menarik. Ada 3 kamar besar dengan desain interior yang indah.
Apertemen sangat mewah ditinggali Angelina sendirian, dengan biaya yang tentu saja sangat mahal. Richman berfikir Angelina sangat kaya.
"Aku membeli apartemen ini dari hasil kerjaku di UNESCO selama 3 tahun", jelas Angelina menjawab fikiran Richman. Angelina sudah biasa menghadapi orang yang bertanya sumber penghasilannya.
"Kemudian aku bekerja di korea selama setahun hasilnya ku investasikan ke beberapa usaha", Angelina menyodorkan teh hijau dari thailand. "Aku masih mrngajar lepas di perguruan tinggi disini". Angelina melengkapi data pribadinya. Richman menerima teh dari Angelina. Sekarang ia bisa persis memahaminya.
Setelah mandi dan berganti baju. Angelina mengajak Richman ke restoran china di lantai. Richman nampak ragu. Angelina menunjuk label di pintu masuk restoran. HALAL. Richman malu, Angelina memakluminya.
***WN***
Richman tidak pernah makan di restoran china dan tidak bisa menggunakan sumpit seperti Angelina." Aku pesan bubur aja". Jadi ia bisa makan menggunakan sendok. Angelina tertawa geli. Richman tidak tersinggung, dari tadi Angelina tertawa karenanya. Angelina tidak mentertawakannya, tetapi sikap kampungan Richman bisa membuat orang lain tertawa. Angelina mengambil Ayam Cincang Gong Bao dengan sumpit. " Cobalah ini aku sangat suka karena rasanya gurih dan nikmat...aa!" Angelina menyodorkan ke depan mulut Richman memaksanya membuka mulut, Richman menurut. "Enak kan?" Richman mengangguk setuju. Angelina memindahkan ayam cincang itu ke mangkuk Richman.
"Coba ini juga namanya Tahu Mapo, makanan khas China, ini ditumis dengan campuran bumbu khusus dan kecap serta diberi sedikit kuah, rasanya yang khas dan manis cocok disantap ketika sedang lapar-laparnya". Richman menambilnya sendiri dengan garpu. Kalau tidak Angelina pasti menyuapinya lagi. Angelina tertawa ia membaca jalan fikiran Richman.
"Richman apa kamu bisa menyanyi?" tanya Angelina setelah mereka makan siang.
"Aku hanya bisa nyanyi dangdut", kata Richman malu. Angelina tak kuasa menahan tawanya. Richman ikutan tertawa. "Ayo!" Angelina menggandeng Richman menuju Lift yang lain. Angelina menekan tombol no 2, mereka tiba di mall. Angelina menariknya kesebuah tempat. Karaoke! Richman terkejut. Wajahnya meringis memandang Angelina. Ia menolak masuk tetapi Angelina memaksanya masuk ke room. Di tempat itu sudah ada seorang gadis pemandu lagu. Richman lega ia tak berduaan di tempat tertutup ini dengan Angelina.
Richman terkejut Angelina minta dipilihkan lagu dangdut. Dia menyanyikan lagu Evie Tamala 'Rindu', ia menyanyikan dengan merdu dengan cengkok yang pas. "Kaget ya? Jangan lupa aku juga berasal dari kampung Amurang¹".Angelina pernah bercerita tentang kampungnya sewaktu dia datang pertama kali di Kota Bbbangun bersama Rafael.
Richman justru memilih lagu pop Koes Plus 'Bunga di tepi Jalan", suara Richman cukup merdu. "Ternyata kamu pinter juga lagu Pop," Puji Angelina memuji tulus.
" Aku biasa mengiringi Murni menyanyi lagu pop dengan Gitar", Richman berkata mururng, ia teringat Murni yang sudah melupakannya. Angelina mengerti. Ia menyerahkan air mineral ke Richman untuk menetralkan perasaan Richman.
Setelah menyanyikan beberapa lagu, mereka keluar dari tempat karaoke tersebut. Tempat karaoke itu jadi ajang yang tepat untuk curhat. Richman memilih beberapa lagu melankolis yang mewakili isi hatinya, sementara Angelina memilih lagu dangdut gembira untuk menghiburnya.
Usai karaoke sebenarnya Richman sudah cukup lelah. Tetapi Angelina masih mengajak ke suatu tempat di lantai itu juga. Barber Cafe. Richman tak tahu tempat itu, tetapi setelah masuk baru ia mengerti, tempat ini untuk pangkas rambut. Biasanya hanya bercukur di bantu Faisal security nya. Seorang pemuda 'barberman' menghampirinya. Angelina berbicara dengan bahasa Inggris. Barberman itu sudah lama menekuni dunia hair styling pria. Ia mrmbantu Richman memilih gaya rambut yang sesuai dengan bentuk wajahnya.
Angelina menunggunya sambil minum kopi dan membuka mini ipad nya.
Angelina terkejut Richman sudah tampil stylis dengan mode rambutnya yang kekinian. Dia jadi fress dan lebih tampan dari sebelumnya.
Setelah makan malam di salah satu kafe, mereka beristirat di kamar masing-masing.
Di dalam kamarnya. Angelina mengingat lagi kegiatan seharian bersama Richman.Dia tersenyum. Sebenarnya bila ada yang menyaksikan mereka berdua tadi. Itu kurang lebih dengan kencan. Hanya saja mereka tidak menyadarinya.
Richman, cukup menikmati dan terhibur dengan kegiatan tadi sehingga ia lupa membuka Hapenya yang tertinggal di ranjang. Ada puluhan panggilan tak terjawab.
_______
¹ Sebuah kecamatan sekaligus Ibu kota Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Indonesia.