Risya bangun sebelum subuh dengan perasaan bahagia. masih diatas ranjang dia duduk termenung, masih terlintas kejadian semalam, saat Arul mencium mesra dirinya diraba bibirnya sendiri...lalu menggelengkan kepalanya sendiri dengan gemas dan berguling di kasur kesana kemari sambi" tertawa bahagia...hal itu jadi menimbulkan getaran pada ranjang Upi dibawahnya.
" gempa...gempa." teriak upi kaget dan bangun dari tidurnya. saat itu jam 4 pagi.
" hah...mana ada gempa?" kata mamih sambil melompat dari ranjangnya kaget
" iya tadi ada gempa kerasa banget. gede koh mih goyangannya. " sahut Upi lagi sambil membawa gulingnya.
Risya yang diatas jadi cekikikan sendiri....secara ranjang Risya memang diatas ranjangnya Upi.
" kamu kerasa ga Ren ? tanya mami sama Reni yang di atas Ranjang Mamih sedang melongok dengan wajah culun khas bangun tidur.
" kalo kamu da. kerasa ga?" tanya mamih sama Ida yang baru bangun sambil mengucek matanya.
Risya jadi geli melihat ekspresi teman-temannya. Dia jadi tambah tidak bisa menahan ketawanya sehingga meledak.
" hahahahhahhahaha." ketawanya makin keras sehingga membuat curiga yang lain.
" Gue tau sekarang biang keroknya. " ucap Mamih lagi.
" Siapa mih..." tanya Upi
" Lo kan Ris yang ngerjain Upi. yang goyang2in ranjang dari atas??." tanya Mamih ke Risya yang masih ga bisa menahan tawa. dan bukannya jawaban malah tawa risya semakin keras. " hahhaahhhahaa..." Risya tertawa terbahak-bahak sampai menangis sambil memegang perutnya. spontan langsung dihujani dengan berbagai barang ada bantal, guling, dll oleh penghuni kamar yang lain.
" huuuu...ngagetin aja." seru Upi sambil lempar bantal
" dasar biang kerok..." seru Mamih sambil lempar guling
" bikin jantungan aja.." Reni sambil lempar boneka. Ida juga ga kalah lempar sisir
" ampun....ampun...ampun deh." kata Risya mohon ampun.
" lagian kamu pi, gue lagi berguling guling di atas di kira gempa." kata Risya membela diri masih dengan wajah tanpa dosanya.
" lagian ngapain lo bangun. bukannya lo libur hari ini." tanya mamih
" emang ga boleh mih bangun pagi kalo libur.? kita kan harus sholat subuh Mih." jawab Risya lagi.
" bukannya lo lagi dateng bulan kemarin?" tanya Ida.
" eh..iya lupa. " kata Risya sambil menepuk jidatnya.
" mencurigakan." kata Upi penuh selidik
" ayo..ngaku ada apa?" tanya Ida, Reni berbarengan.
" oh gue tau mih, kayaknya ini gara-gara cowok kamar bawah nih. Dia kan masuk pagi. " kata Upi menambahkan
" oh gitu...ok anak-anak apa yang harus kita lakukan. " seru Mamih kemudian dengan wajah jailnya.
" ok mamih. kita siap..." kata mereka
" tunggu gue turun dulu. " Reni juga ga mau ketinggalan
" eh...eh...ja..jangan dong. kasihan " seru Risya dari atas melihat kejahatan yang mau teman-teman mereka lakukan.
" kasihan yang lain. ini masih pagi." Risya ikutan turun dari ranjangnya diatas dan berusaha mencegah.
" bodo amat." kata mamih jail
" ok girls...1,2,3."
spontan mereka langsung loncat-loncat semua berbarengan dengan keras. dan ga lama kemudian terdengar teriakan dari cowo2 dibawah yang terganggu tidurnya.
" woooy...cewek atas, brisik tau. ganggu orang tidur aja. "
bukannya berhenti malah di sambut dengan cekikikan cewek2 diatas
" hahahahahahah..."
Cuma Risya yang keluar dengan wajah ga enak dan meminta maaf.
" maaf...maaf ya mas. " kata Risya sambil menangkupkan tangannya pada mas Sam, mas Edo dan Arul yang ikutan keluar.
melihat Risya yang keluar minta maaf mereka jadi ga bisa marah. secara mereka teman satu grupnya.
" iya gapapa. emang pada ngapain si kok loncat-loncat? habis dapet lotre pa?" tanya edo dengan logat Sundanya yang kental
" biasa itu lagi pada stress kali." jawab Risya sekenanya.
" oooo...kirain gempa. bilangin tuh sama temen kamu yang subur2. kita mau istirahat mumpung libur. jangan ganggu. " kata mas Sam.geram
" enak aja bilang kita subur-subur." teriak mamih ga terima." memang sih dikamar itu cuma Risya yang badannya kecil yang lain memang subur-subur. tapi mana ada cewek subur yang mau di bilang subur. xixixxixi tawa Risya dalam hati.
Arul hanya tersenyum sambil memberi kode agar Risya memakai jilbab. Iya tadi Risya baru bangun dan langsung lari aja minta maaf ke anak2 cowok di bawah takut mereka marah dan naik ke atas sampe lupa jilbabnya. diingetin sama Arul, Risya baru sadar dan langsung lari ke dalam kamar.
Edo dan yang lainnya tertawa dibawah sambil ngledek.
" hahaha...ngapain lari Ris, kamu cantik kok ga pake jilbab...jadi seksi." goda Edo yang langsung di ketok kepalanya pake sarung oleh Arul. ya Arul sebenernya baru selesai sholat tahajud tadi. makannya dia langsung keluar sambil melipat sarungnya. memang sejak pacaran sama Risya, Arul bener2 rajin beribadah. sampe kadang yang sunah-sunah juga dikerjain bukan yang wajib aja. dan Arul begitu menjaga Risya. dan ga bolehih Risya melepas jilbab kecuali di depan Dia. mungkin masih salah pemahaman mereka, tapi minimal mereka lagi belajar menjadi lebih baik soal agama.
Risya mengambil ember dan ke toilet buat mandi dan sholat subuh. rencananya dia pengin sarapan bareng Arul dulu. selesai sholat Risya turun dan mau ke kamar Arul. tapi bertemu Arul di depan tangga.hati Risya jdi deg-deg an. sementara Arul dah siap mau berangkat kerja
" mau kemana Ris udah rapi? " tanya Arul
" ehm...ke...ke..ketempat kamu." jawab Risya malu secara dia nggak pernah tuh main ke tempat cowok. kecuali mampir ke tempat somad cs. itupun bareng Nila dan rame2. Arul yang melihat ekspresi Risya yang lucu malah menggodanya.
" ada yang kangen nih."
" apaan sih ka. aku cuma pengin sarapan bareng kamu aja kok" jawab Risya masih tersipu. mukanya merah kaya kepiting rebus.
" ohh...gitu kirain kangen." jawab Arul kecewa.
" apa sih ka..." Risya jadi tambah malu dan menarik lengan Arul, " ayooo."
melihat tingkah kekasihnya yang kaya anak kecil begitu Arul jadi seneng banget menggodanya. apalagi kalo Risya jdi malu dan salah tingkah begitu. " iya...iya...ayuk. "
Arul mengambil tangan Risya yang menarik2 lengannya tadi dan memindahkan dalam genggamannya. Risya tersenyum dengan tingkah lembut Arul dan mereka berdua menuju kantin. tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang marah melihat kemesraan itu. Belinda mengepalkan tinjunya dan begitu mrah melihat perlakuan Arul yang begitu alami dan mesra pada Risya. sorot mata yang penuh cinta dari Arul ke Risya tidak pernah dia lihat saat mereka pacaran dulu. apalagi sikap lembut seperti yang barusan dia lihat. Api cemburu membakar dadanya.
********
" Mau sarapan apa ?"
" nasi uduk aja ka. sama teh anget ya."
" iya sayang. tunggu bentar ya."
" makasih sayang."
Arul tersenyum mendengar panggilan sayang dari Risya. Arul tau banget kalo Risya sulit banget mengungkapkan perasaannya. apalagi memanggilnya sayang. bisa dihitung pake jari. makanya tadi Arul kaget ketika ketemu Risya. biasanya libur begini Risya lebih memilih istirahat di kamar daripada menemaninya sarapan pagi. hal ini bikin Arul makin sayang dan melayani kekasihnya dengan sepenuh hati.
" ini makananmu sayang. mau makan sendiri apa disuapin." ledek Arul lagi
" ihh..makan sendiri aja. malu di suapin kaya anak TK. "
" hehehe..kirain mau. nanti aku pinjemin sendok pasir dulu sama mang Diman kuli bangunan warung sebelah." goda Arul lagi.
" Enak aja. mau nyuapin sama sekop?" tangan Risya udah siap mau mukul tapi dicegah sama Arul dan malah dicium punggung tangan Risya.
" eit... jangan suka mukul-mukul nanti kena pasal KDRT mau?"
pipi Risya jadi merah.
" apaan sih ka, malu tau." kata Risya sambil menarik tangannya dan tengak tengok kesana kemari takut ada yang melihat.
" makannya jangan suka mukul-mukul sama pacar. udah makan dulu. "
akhirnya mereka makan dengan tenang.tanpa suara.
" nanti sore jadi kan ka ?" tanya Risya selesai sarapan
" iya jadi. jam 4 ya. jangan lupa dandan yang cantik ya." ledek Arul. padahal Arul tau Risya ga pernah bisa dandan. paling juga bedak dan lips glos aja. tapi biar begitu Arul suka melihat Risya apa adanya. beda dengan pacar2nya dulu yang rata-rata jago banget dandannya.
" apa aku harus ke salon dulu buat dandan? kamu kan tau aku paling ga bisa dandan."
" hahahaha... makanya belajar dandan. buat nyenengi suami kelak." bisik Arul
" ya udah aku pamit berangkat dulu ya udah siang. nanti terlambat lagi."
" naik ojeg aja ka biar cepet. "
" iya."
kantin memang udah mulai sepi. karena memang udah siang dan udah pada berangkat ke pabrik. cuma Arul aja yang memang masih pengin berlama-lama dengan Risya.
" kak..." panggil Risya ketika Arul mau pergi
Arul menoleh " apa ?"
Risya malah celingukan kesana kemari kemudian meraih tangan kanan Arul dan mencium punggung tangannya.
" hati-hati di jalan ya ka.
Arul bener2 merasa seperti suami yang mau berangkat kerja diantar istrinya. Arul baru saja akan mencium kening Risya. tapi di dorong dadanya oleh Risya yang malu karena itu ditempat umum. dan malah lari masuk ke dalam mess. Arul cuma tersenyum dan langsung naik ojek ke pabrik semoga aja belum terlambat...pikirnya.