Mereka masih belum melepaskan pelukannya, masih juga saling terdiam tanpa kata. seakan kata-kata tidak diperlukan lagi. Malam yang dingin seakan menambah syahdu suasana malam itu.
" Kak.."
" ehm.."
" bulannya indah ya."
" yang mana."
" itu diatas." kata Risya sambil menunjuk keatas."
" masih indah yang di dalam pelukanku." katanya lagi
" ihh...gombal deh."
" beneran kok ga gombal."
" Udah jam berapa?" tanya Risya
" kenapa? mau ngusir ?"
" enggak..besok kamu masuk pagikan?"
" iya. besok kamu liburkan? biarin aku disini sampe temen-temen kamu pulang ya. besokkan kita nggak ketemu di Line.biarin kita menikmati malam yang indah ini ya."
" ya udah gapapa. aku jadi ada temennya."
" Ris, bayangin deh kalo kita nikah nanti. malam-malam begini kita berdua duduk di teras rumah rintik hujan trus ditemenin kopi dan pisang goreng. kayaknya bahagia banget ya."
" Bahagia itu sederhana ka."
" Yah aku selalu menginginkan itu. coba umur kamu nggak belasan trus kita bisa segera menikah. "
" Apa sih ka ? kenapa tiba-tiba buru2 pengin nikah ?"
" emang kamu nggak pingin ?"
" ya pengin..tapi ngga secepat itu juga sih. kita kan masih muda kak, masa depan masih panjang."
" kalo aku malah ingin nikah muda, biar segera bisa nyicipin jajaning pangeran ( bercinta ) yang halal. "
" ihh..kamu mesum deh."
" aku serius lo Ris, kalo kita nikah kamu mau anak berapa ?"
" 2 aja cukup."
" emang kamu mau berapa ?"
" 3 lah biar rame. kamu kan ngerasain kalo cuma 2 anak sepi. ya kan?"
" hahaha...iya sih. "
" aku suka banget anak kecil...kamu??"
" suka juga si."
" oh ya besok kan aku masuk pagi kamu libur, pulang kerja kita ke mall yuk? " aku pengin beli kaset."
" ayuk."
" naik ojeg aja ya."
" iya nurut aja deh."
" lama-lama dingin ya ka. "
" mau dipeluk lagi ?"
" ihh..nakal.mau aku buatin teh anget."
" boleh deh. 1 aja ya. kita minum berdua biar romantis."
" hahaha...norak deh. "
Risya lalu membuatkan Arul teh hangat, Dia juga membuat teh buat dirinya. dan mengambil beberapa cemilan roti kering
" Ini kan Tehnya."
" kok bikin 2. tuh ga nurut ya ?"
" heheh...nanti ga kenyang kalo satu buat berdua."
" dasar awas gendut lo."
" emang kalo aku gendut ga suka lagi?"
" gimana ya ???" Arul tampak berpikir
" tuh kan..." Risya mulai cemberut
" habisnya berat sih. kalo kamu gendut ntar aku ga bisa gendong kamu deh. hehehe.."
" ihh...kakak jelek....kakak jelek..." Risya mulai memukul mukul manja.
" Udah dong sayang. punya pacar harusnya di sayang-sayang bukan di pukul-pukul."
" biarin."
" aku bakal tetep cinta kok. apapun bentuk kamu." kata Arul sambil menjentikkan jari telunjuknya ke hidung Risya.
ihh...nyebelin bentuk kamu. emangnya aku bangun ruang ?"
"hahahahhaah....iya..iya udah dong jangan di gelitik lagi. nanti kita di tangkep satpam lo dikira lagi ngapa-ngapain lagi."
" kak, Udah jam 11 lebih kak, bentar lagi pada pulang. kamu pulang dulu sana. "
" tuh kan ngusir."
" ga enak kalo mereka pulang kamu masih disini apa kata mereka coba."
" iya aku pulang...tapi.."
" kenapa lagi?"
" aku masih kangen.."
" ihh...lebay deh. udah pulang sana. "
Tiba-tiba Arul mendekat dan.. " muah.."
Arul mencium pipi kanan Risya sambil berlari takut kena pukul. " aku pulang dulu."
Risya terpaku sambil memegang pipi kanannya. Dia begitu bahagia malam itu, dihujani berbagai ciuman mesra oleh kekasih hatinya. hatinya berbunga tapi ada rasa menyesal juga. bukannya tidak boleh berciuman sebelum menikah.... Dia kemudian mengambil air wudhu..sholat dan berdoa dengan sedikit meminta pada Allah. semoga kelak Arul yang akan menjadi suaminya dengan berlinang airmata.