Chereads / Liburan Ter - Angker / Chapter 16 - Liburan Ter Angker

Chapter 16 - Liburan Ter Angker

Hari ini aku bahagia sekali, setelah kelahiran anak pertamaku, baru kali itu aku bisa berlibur jauh dari rumah. Yah, kantor tempat suamiku bekerja mengadakan family gathering. Tentu saja senang nya bukan main, sudah lama kita tidak berlibur.

Semenjak hamil hingga melahirkan kami di larang keluar jauh dari rumah kecuali keluar untuk mengikuti suamiku bekerja karena bosen di rumah.

Perjalanan ini membutuhkan waktu berjam jam, meskipun naik pesawat tubuh ini terasa begitu lelah , untung saja si kecil yang masih umur 3 bulan tidak rewel bahkan tertidur begitu nyenyak.

Ketika pesawat mulai lepas landas, aku merasa penasaran pada tempat penginapan yang akan kita tuju nantinya, karena suami tidak memberi tau dimana kita akan menginap nanti.

" Kita nginep dimana ya pa ?" Tanya ku pada suami yang sedang memangku si kecil.

" Nanti kita lihat aja ya, ga jauh kok dari pantai Anyer" jawabnya membenarkan posisi duduknya.

Aku mengangguk saja dan tersenyum, membayangkan pantai dengan deburan ombak , bermain air, pasir, sambil menikmati semilirnya angin.

Tak terasa dua sampai tiga jam berlalu, rombongan kami di jemput bis di bandara. Tawa suka ria pun pecah saat guide memandu perjalanan kami.

"Kita sudah sampai bapak ibu, sampai ketemu lagi saat jam makan malam nanti." guide pun berpamitan pada kami untuk kembali ke penginapan.

" Pap, ehmmm.."

sejenak aku takjub melihat hotel megah ini dari parkiran, hotel tempat dimana nantinya kami beristirahat dan berlibur untuk 3 hari ke depan.

Bangunan tua yang megah, namun suram,sekilas aroma anyir yang menusuk hidungku.

"Apa ? Kenapa? Lihat apa? Bagus kan hotel nya ??" Tanya Suamiku dengan senyum bahagia, sepertinya dia nyaman menginap di sini.

"Ayo masuk"

lanjutnya menyeret koper yang berisikan perlengkapan liburan kita. Ku benarkan posisi tidur si kecil di gendonganku dan menyusul langkah suami menuju lobby hotel.

Ketika memasuki lobby , si kecil tak hentinya merengek, gelisah ,dan terbangun dari tidurnya.

"Mungkin si kecil lelah "

ku hempaskan pantat di sofa lobby hotel, ku ambil dot dan susu formula di dalam tas bayinya, lalu ku berikan pada si kecil tapi dia menolak. Maklum perjalan kami dari Surabaya ke Anyer membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

"Ini kunci kamar kita ma, kita istirahat saja dulu , nanti malam acara kita cuma dinner dan besok baru kita jalan ke pantai" kata mas Awi menyerahkan kunci kamar dan menjelaskan kegiatan kegiatan apa saja yang akan kita lakukan bersama teman teman selama 3 hari ini di sini.

" Alhamdulillah " ucapku, setidaknya si kecil bisa istirahat lebih lama. Aku antusias sekali , karena hampir 1.5th aku tidak merefresh kan otak dan tubuhku karena kondisi hamil yang "teler" kalau kata orang tua jaman dulu.

Hal pertama yang aku lihat saat pintu kamar terbuka adalah kamar yang mewah dengan kasur double bed besar di dalam nya, balkon yang langsung menghadap ke pantai, tv berukuran 40 inc, sofa ,lemari, brankas.

Tak khayal ku turunkan si kecil ke tempat tidur dan aku pun ikut merebahkan tubuh di sampingnya.

"Aaahhh..." Desahku, Terasa nyaman saat punggung bertemu dengan kasur.

"Bagus kamarnya, mama suka?" Tanya suamiku sambil menutup pintu kamar, membuka tirai dan pintu yang terhubung pada balkon.

"Suka , sangat luas dan indah sekali pa " jawab ku dengan mata yang masih menelusuri tiap sudut ruangan. Di balik rasa sukaku, ada sedikit rasa gelisah dalam hati.

Ruang ini begitu luas , begitu indah, hanya ada kita berdua dan bertiga dengan si kecil, namun entah mengapa ruangan ini terasa penuh sesak banyak orang.

Ku ambil koper yang masih tergeletak di depan pintu kamar, lalu kuletakkan pada lemari yang sudah di sediakan dan mengambil baju tidur untuk ganti. Aku memutuskan untuk beristirahat saja di kamar sore itu. Sebelum istirahat aku ingin sekali mandi.

"Aku mandi dulu ya pa, titip si kecil sebentar" pamitku seraya membawa tas perlengkapan mandi dan tersenyum pada si kecil yg bermain di atas tempat tidur , meski kamar ini ber AC tapi entah kenapa aku merasakan udara nya panas sekali. Si kecil yang dari awal masuk hotel sudah tidak nyaman, mendadak menangis saat aku tinggal masuk ke kamar mandi.

"Cup cup sayang, kenapa nangis mama cuma mandi sebentar saja." di angkatnya tubuh mungil itu oleh ayahnya, di peluk dan di cium. Si kecil pun tertidur lelap dalam pelukan ayahnya.

Di dalam kamar mandi aku terpesona, dengan mewahnya interior di dalamnya, bathtub besar, shower, westafel dengan cermin di atas nya , cermin itu menghadap ke closed langsung.

"Kamar mandi yang indah" gumamku sambil membenamkan tubuh ku ke dalam bathtub yang sebelumnya telah ku isi air hangat.

Ku pejam kan mata sejenak, menikmati hangat nya air yang menyembur dari atas shower. Sambil bersenandung lirih, ku basuh muka ku perlahan, air hangat ini seolah-olah mampu meluruhkan semua rasa lelahku dalam sekejap.

"Hemmmm.." sesaat aku mendengar ada suara orang sedang bergumam dari balik kaca penyekat antara bath up dan closed.

"Siapa ?" Sontak aku terkejut dan bangkit dari bath up, terduduk menunggu jawaban. Ku intip dari balik kaca penyekat , tak ada siapapun di sana. Kulanjutkan lagi mandinya, bersenandung lirih dg memejamkan mata kembali.

Namun suara itu hadir lagi.

"Hemmmm..." Suara itu begitu terasa dekat, bahkan seakan akan ada di depan wajahku. aku terbangun,turun dari bathup dan melangkah menuju westafel , aku edarkan pandangan di setiap sudut dalam kamar mandi, namun tak ada siapapun di kamar mandi ini selain aku yang masih basah kuyup dan hanya berselimut handuk yang ku pakai sekenanya.

"Ah mungkin salah dengar" batinku menenangkan diri. Ku ambil handuk satu lagi untuk mengeringkan rambut, sejenak aku berdiri di depan cermin, mengambil pasta gigi dan..

"Astaghfirullah.." jeritku melemparkan pasta gigi yg aku pegang.

Bagaimana aku tidak terkejut, sosok wanita berbaju putih sedang duduk di atas closed yang berhadapan dengan cermin tempat ku berdiri.

Meski aku melihat nya hanya dari pantulan cermin, tapi jelas dia seorang wanita. Dengan jantung yang masih berdegup kencang, aku beranikan menoleh ke belakang ke arah closed dan hasilnya nihil, tak ada siapapun di sana.

Rasa parnoku buyar saat ku dengar suara tangis histeris si kecil , ku tepiskan wujud wanita tadi yang berkutat dalam otak , aku pun berlari ke dalam kamar dengan tergesa-gesa.

"seperti nya si kecil haus" batinku.

"Lho pa, si adek tidur ?" Seakan-akan tak percaya, jelas-jelas aku mendengar sikecil berteriak menangis histeris tadi dari dalam kamar mandi, tapi kenapa sekarang di hadapan ku si kecil sedang tidur nyenyak dalam gendongan ayahnya.

"Sstt.. iya ma, dari tadi tidur di gendongan, gak mau di turunin. Buruan ganti baju gih, gantian papa mau mandi. Aku yang masih bingung tak langsung ganti baju, masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

Aku masih berfikir keras, jelas aku mendengar si kecil menangis dan tangis nya tak seperti biasanya, ini lebih kencang dan lebih histeris.

"Loh kok malah bengong sih mam?"

"Eh iya pa" Secepat mungkin aku berganti baju dan menggantikan posisi suami untuk menggendong si kecil.

"Tak habis pikir, apa karena aku kelelahan hingga berhalusinasi seperti itu."

Ku turunkan si kecil ke kasur dan ku berikan susu formulanya. Namun ketika tubuh si kecil mulai kurebahkan ke kasur, si kecil menggeliat dan merengek. Benar benar tak mau di turunkan dari gendongan,kalau kata orang tua ada yang godain sehingga rewel dan tak mau di tinggal sendiri.

Alhasil, ku angkat kembali dan ku sandarkan badanku pada kepala kasur sambil mendekap dan menyusuinya, hingga si kecil kembali tertidur.