"Siapa yang tadi meneleponmu? kau terlihat senang sekali."
Dahi Angela mengkerut, wajahnya tampak tidak senang karena kesal dengan ulah sih penelepon yang sudah mengusik percintaan mereka.
Angela masih duduk dipangkuan Lois dan kejantanan Lois masih tertanam dalam vaginanya,mereka memang sudah mengalami orgasme entah untuk kebarapa kali.
Lois tersenyum manis lalu mengelus pucuk rambut Angela penuh kasih sayang.
"Sebelum aku menjelaskan bisakah kau turun terlebih dulu dari pangkuanku sayang? Kemudian kita kembali berpakaian.
Atau kau mau aku menghubungi sekretarisku untuk memberikan kita waktu satu jam lagi agar meneruskan percintaan kita?"
Angela memukul dada bidang Lois dengan gemas sementara Lois hanya tertawa geli dengan tingkah istri tersayangnya itu,tanpa mau menghentikan aksi Angela.
Membuat Angela semakin kesal...
Begitu Angela ingin beranjak dari pangkuan Lois,pria tampan itu malah menahan pinggul Angela dengan kedua tangan sehingga Angela tidak bisa beranjak pergi.
"Lepaskan tanganmu, Tuan mesum!!" Gertak Angela kesal, Melipat kedua tangan di dada.
"Hahaha..salahmu sendiri memiliki tubuh semakin menggairahkan, Semenjak kau mengandung tubuhmu semakin seksi, sayang." Goda Lois , Mengedipkan sebelah mata kemudian menepuk bokong istrinya.
"Hentikan rayuan murahanmu itu Tuan mesum,lepaskan tanganmu dari pinggulku sekarang juga." Suara Angela mulai meninggi tanda dia mulai marah.
Tapi justru itu membuat Lois semakin ingin menggoda istrinya itu karena terkadang Angela terlihat begitu imut bila sedang marah.
"Baiklah,tapi berikan aku sebuah ciuman terlebih dulu." Ucap Lois santai,sama sekali tidak terpengaruh dengan emosi Angela yang mulai naik darah.
Kedua tangan Angela mencoba melepaskan pegangan suaminya itu tapi gagal,pegangan Lois malah terasa semakin erat. "Lepaskan tanganmu Lois."
Lois menggeleng lalu menyeringai licik. "Cium aku dulu dan kau akan aku lepaskan,Deal?"
Angela benar-benar kesal dengan sikap kekenakan suaminya,terkadang Lois bersikap begitu manja seolah dia sedang berhadapan dengan pria yang berusia muda darinya padahal usia suaminya sudah tiga puluh tahun.
Yang artinya lima tahun lebih tua darinya.
"Deal,"
Angela menarik kasar wajah Lois agar mendekat padanya dengan kedua tangannya mengapit pipi Lois,sehingga mulut Lois mengerucut membuat pria tampan itu terlihat begitu lucu.
Bibir merah Angela mulai mendekat pada bibir seksi Lois,setelah bibir mereka berdua sudah menempel.
Angela mencium lalu mengulum bibir suaminya dengan penuh tekanan.
Lois mendesah disela-sela ciuman mereka,nafas mereka berdua mulai terasa habis tapi Angela semakin memperkuat ciumannya.
Malah sekarang ciumannya berganti menjadi lumatan liar,Lois pun tanpa sungkan membalas lumatan istrinya dengan tidak kalah liarnya sampai...
"Auhhh...kenapa kau mengigit bibirku?sayang." Protes Lois kesal,melepaskan ciuman Angela kemudian mengelus bibirnya yang berdarah karena ulah usil istrinya.
Angela memanfaatkan situasi tersebut untuk terbebas dari dekapan Lois,bukannya merasa bersalah Angela malah terkekeh geli melihat suaminya sibuk memegang cermin kecil sambil mengelap darah dengan tissu pada bibirnya.
"Itu hukuman untuk suami mesum sepertimu," Balas Angela santai,dia segera mengambil dressnya dan memakainya kembali.
Merapihkan rambutnya lalu memperbaiki make- up nya di meja kerja Lois.
"Kau sungguh keterlaluan,aku pasti akan jadi bahan tertawaan orang-orang sayang."
Angela melirik sekilas ke arah Lois,memutar kedua bola matanya. "Salahmu sendiri,membuatku kesal."
Dan Angela melanjutkan kegiatan make-up nya,tanpa mempedulikan keluhan suaminya.
Lois segera beranjak dari sofa lalu mengenakan kembali celana dalam serta pakaian kerjanya,merapihkan rambutnya.
Lois berjalan menghampiri Angela,duduk di atas meja kerjanya.
"Kau ini sungguh seorang istri barbar," Ledek Lois lalu menjitak pelan kepala Angela.
"Dan kau seorang suami mesum," Balas ledekan Angela acuh.
Lois berdehem. "By the way,bukankah kau ingin tahu siapa orang meneleponku tadi kan?"
Dengan sikap masih acuh Angela menghardik bahunya. "Lupakan,aku tidak berminat lagi."
"Kau yakin?"
Angela mengganggukkan kepala. "Sangat yakin."
"Aku akan tetap menjelaskan padamu,meskipun kau sudah tidak berminat untuk mendengarkan perkataanku." Lois menarik tangan Angela agar jarak mereka lebih dekat,kini Angela berada dalam pelukannya.
"Dia shone,teman baik sekaligus rekan kerjaku. Sudah enam bulan ini kami tidak bertemu,karena dia ditugaskan oleh kedua orangtuanya mengurus cabang perusahaan keluarga mereka di London.
Dia ingin sekali bertemu dan berkenalan denganmu,aku sudah berjanji untuk memperkenalkan kalian berdua saat dia kembali ke Indonesia."
"Shone menghubungi aku untuk mengundang kita dinner malam ini,merayakan kepulangannya ke indonesia. Kau mau kan memenuhi undangannya?" Lois menutup penjelasan panjang lebarnya dengan sebuah kecupan mendarat dikening Angela.
"Bagaimana kalau aku menolak?" Tanya Angela memasang wajah serius disertai seringai.
"Maka aku akan kecewa," jawab Lois cepat.
Angela tersenyum simpul. "Aku tidak peduli jika harus mengecewakan suami mesum sepertimu."
Kini Angela melingkarkan kedua tangannya pada leher Lois,menjulurkan lidahnya.
Lois tertawa geli melihat tingkah laku istrinya, Dengan gemas mencubit hidung mancung Angela. "Aku mohon sayang."
"Okay, Tapi dengan satu syarat,"
Tawar Angela melepaskan tangannya dari leher Lois, Manatap tajam pria dihadapannya itu.
Mimik wajah Angela terlihat begitu serius.
Lois menaikkan satu alisnya. "Syarat?apa itu?" Suara Lois terdengar tegas.
"Kau harus berjanji memenuhi keinginanku tanpa boleh menolaknya."
"Aku tidak bisa berjanji,tergantung apa keinginanmu sayang." Lois menekankan setiap perkataannya tapi masih dengan sikap tenang.
Untuk beberapa saat tidak ada percakapan terjadi diantara mereka berdua,hanya saling menatap satu sama lain dan diam membisu.
"Bukan sekarang tapi nanti," Angela akhirnya membuka suara. Memberikan penjelasan pada pria dihadapannya.
"Sudah aku katakan,tergantung apa keinginanmu." Ulang Lois mulai terlihat kesal.
"Kalau begitu aku tidak mau menemanimu dinner bersama temanmu,kau pergi saja sendiri."
Nada suara Angel menjadi tinggi,lalu dengan kasar melepaskan diri dari pelukan Lois.
"Sebenarnya kau ini kenapa? selalu membuatku bingung dengan tingkah lakumu."
Tanya Lois kesal,suaranya tidak kalah tingginya dengan suara Angela.
"Aku hanya memintamu untuk mengabulkan keinginanku,tapi kau tidak mau." Jawab Angela tidak kalah kesal.
Beruntungnya ruang kerja Lois dipasang alat kedap suara,sehingga tidak perlu khawatir pertengkaran mereka terdengar oleh para karyawan Lois.
"Permintaan misteriusmu itu hah, sungguh konyol!!"
Teriak Lois benar-benar sudah kehilangan kendali sekarang.
"Terserah kau menyebutnya apa."
Teriak Angela emosi,dia mendorong tubuh Lois karena sudah sangat kesal sehingga Lois hampir terjatuh bila sebelah saja tanganyan tidak berpengangan pada ujung meja kerjanya.
Tiba-tiba Perut Angela terasa sakit, Sangat sakit.
Astaga anaknya mulai melakukan tindakan "protes" lagi seperti biasa,bila dia bertengkar dengan Lois entah kenapa anak dalam kandungannya selalu menendangnya.
'Sungguh menyebalkan! !' Cicit Angela kesal.
'BERHENTILAH MENENDANG PERUTKU ! '
Protes Angela dalam hati pada anak dalam kandungannya,dia benar-benar marah sekarang.
Sambil terus -menerus mengelus perutnya mencoba menenangkan anaknya.
Bukannya berhenti menendang anaknya malah terasa semakin kuat,membuat Angela tersiksa.
Angela mencoba menahan nyeri.
Lois yang melihat perubahan sikap istrinya segera menghampiri mencoba meranggul pundak Angela,tangan Lois langsung ditepis oleh Angela dengan kasar.
"Kau kenapa?sayang." wajah Lois sudah terlihat khawatir.
"Bukan urusanmu!!!" Bentak Angela sambil terus menerus mengelus perutnya mencoba menenangkan anak dalam kandungannya.
"Apa perlu kita ke dokter?"
Tawar Lois tampak amat khawatir dengan kedua tangannya berusaha untuk merangkul bahu Angela meskipun terus mendapatkan penolakan dari istrinya tersebut.
Tapi Lois pantang menyerah sehingga akhirnya membuat Angela mengalah membiarkan kepalanya bersandar pada dada bidangnya.
Angela menggeleng tanda menolak tawaran suaminya itu.
"Tidak usah,"
Tolak Angela tegas,tanpa menoleh ke arah Lois sama sekali.
Perutnya semakin terasa sakit,entah kenapa dia merasa bahwa anak dalam kandungannya ini selalu berpihak pada ayahnya.
Apabila dia sedang bertengkar dengan Lois,membuat suaminya itu marah anaknya pasti menendang perutnya seolah tidak suka ayahnya dibuat kesal oleh ibunya.
Sebenarnya Angela tidak suka jika anaknya seolah lebih membela ayahnya.
Bagaimanapun seharusnya seorang anak lebih berpihak pada ibunya,bukan?
Tapi kenapa anaknya seolah malah bersikap sebaliknya?
"Baiklah kau tak perlu ikut,beristirahat saja di rumah. Aku tidak ingin terjadi apa-apa padamu dan anak kita." Ucap Lois serius.
"Tidak usah,aku akan ikut denganmu dinner bersama temanmu." Guman Angela pelan pada akhirnya.
Wajah Lois berseri mendengarkan pernyataan Angela,tidak menyangka istrinya itu akan mengubah pikirannya.
"Benarkah?sejujurnya aku senang sekali jika kau bisa menemaniku, tapi aku tidak ingin bila kau terpaksa melakukannya."
Perlahan Angela mengatur napasnya kemudian untuk sesaat menutup kedua matanya.
"Aku sudah bilang aku akan ikut menemanimu memenuhi undangan dinner temanmu,tidakkah kau mengerti?"
Seketika Angela merasakan nyerinya yang dirasakannya menghilang,seolah anaknya puas telah sukses membuat ibunya menderita serta bertekuk lutut pada kemauannya.
Tapi jauh dalam lubuk hati Angela menyadari bahwa dia memang bersalah karena telah memancing keributan diantara mereka berdua dan anak dalam kandungannya pun seakan tahu hal itu.
Melalui "protes" yang dilakukan anaknya seolah mencoba menyadarkan sikap egois ibunya itu.
Lois mengangkukkan kepala , Tersenyum bahagia.
"Terima kasih sayang."
-
-
-
-
See you in next chapter