Suasana dalam kantor Lois begitu sibuk seperti hari biasa.
Tapi kesibukan itu sesaat berhenti begitu Seluruh karyawan melihat kedatangan sang CEO muncul dari balik pintu masuk.
" Selamat pagi Sir,"
Sapa seluruh karyawan begitu Lois berjalan melewati mereka untuk menuju ke ruang kerja.
Dia hanya sedikit menganggukkan kepala sebagai balasan sapaan para karyawan, Tanpa senyuman seperti biasa.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa CEO Cold & Cool mereka telah terpilih sebagai salah satu CEO muda dan sukses versi majalah "Work and World" yaitu sebuah majalah terkemuka juga terkenal dalam bidang bisnis.
Ruang kerja Lois berukuran begitu luas, warna black and white mendominasi didalamnya.
Tepat diatas kursi kerjanya terpajang sebuah photo pernikahannya bersama Angela.
Mereka berpose begitu romantis, siapapun orang yang melihat pasti terkagum akan keindahan dari photo tersebut.
Lois menduduki patatnya diatas kursi kerjanya,menekan angka 4 pada telepon dimeja kerjanya.
Secara otomatis menghubungi Jessica yaitu sekretarisnya.
Beberapa detik jessica menjawab panggilan tersebut.
"Masuk ke dalam ruanganku sekarang."
Perintah Lois pada sekretaris pribadinya dengan nada mengultimatum lalu memutuskan sambungan telepon.
Tidak begitu lama muncul Seorang perempuan cantik dari balik pintu datang menghampiri Lois yang sedang sibuk dengan laptopnya.
"Ada apa sir?" Seru jessica dengan sikap sopan.
Lois melirik sekilas pada sekretarisnya,memberikan tanda agar Jessica mengambil beberapa buah tumpukan file diatas meja kerjanya.
"Kau pelajari semua isi kontrak kerjasama perusahaan kita,kemudian bertanya padaku apabila ada yang tidak kau mengerti."
Lois menyerahkan beberapa berkas pada Jessica,kemudian memberikan tanda agar dia segera keluar dari dalam ruang kerjanya.
"Baik sir,"
Jessica kembali ke meja kerjanya dengan memegang beberapa berkas ditangan.
Lois mengecek semua berkas pada meja kerjanya,dengan teliti mempelajari setiap detail yang tertulis di dalam.
Membuka e-mail masuk kemudian mengirim beberapa laporan pada rekan bisnis ataupun bawahannya.
Setelah beberapa jam kemudian dia berganti memeriksa berkas kontrak kerjasama,keuangan,keuntungan dan kerugian selama sebulan belakangan ini.
Ternyata mengalami masalah cukup serius.
Lois melirik jam tangan rolex mahalnya.
Sekarang pukul sebelas belas siang itu artinya satu jam lagi waktu makan siang.
Lois memerintahkan beberapa staffs ahli serta senior agar berkumpul mengadakan rapat dadakan membahas masalah mengenai hal ini.
"Mengapa keuntungan kita bisa sampai berkurang dibandingkan bulan lalu? Apa ada yang bisa menjelaskan padaku?."
Mata Lois memandang tajam pada kesepuluh dewan anggota staffs terpenting dalam perusahaanya tersebut.
Seorang pria muda berdiri dengan sikap hormat menjawab pertanyaan CEO nya tersebut.
"Ada beberapa produk baru kita yang menurut konsumen kurang memuaskan sir,"
Joy membuka suara memberikan penjelasan dengan sangat mendetail mengenai masalah sebenarnya,. Joy merupakan Accounting Manager handal di perusahaan Lois.
"Apa itu?katakan padaku Joy." Mata Lois menyipit kemudian
rahang mengeras tanda bahwa dia sangat kecewa akan berita ini.
Joy lalu memberikan solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah.
Lois mendengarkan dengan seksama kemudian memutuskan menggunakan metode seperti yang Joy sarankan setelah mempertimbangkan terlebih dulu sebelumnya.
*****
Hari ini tepat perayaan dua tahun usia pernikahannya bersama Angel. Karena itu Lois sengaja bekerja setengah hari , Langsung pulang ke rumah setelah menyelesaikan rapat.
Dia ingin membuat pesta kejutan.
Lois menghiasi ruang kamar mereka dengan ratusan ribu tangkai mawar merah kesukaan istrinya.
Ada rangkaian putih berbentuk kalimat "Happy Anniversary my dear wife."
Ada pula beberapa berbentuk hati tapi berwarna biru.
Pokoknya kamar mereka terlihat indah oleh hiasan mawar-mawar cantik.
Jam menunjukan pukul empat sore artinya sudah satu jam Lois menunggu Angela dalam kamar.
Sebuah meja makan kecil telah tersedia , terdapat sebotol white wine serta beberapa jenis makanan kesukaan mereka.
Tak lama kemudian.
Angela muncul dari balik pintu, tampak lemas disertai wajah pucat.
Bagaimanapun dia masih shocked akan kenyataan bahwa dirinya tengah hamil.
" Surprise" Sapa Lois bersemangat, Beranjak dari sofa.
Menghampiri Angela.
"Kau pasti terkejut,"
"Ada apa ini?" Tanya Angela bingung.
"Happy anniversary , Sayang,"
Lois memeluk erat Angela,menarik pergelangan tangan istrinya itu.
Berjalan menuju meja makan, membimbing Angela untuk duduk diatas kursi.
"Kau suka kejutan yang aku buat?" Tanya Lois lembut.
Angela hanya diam.
"Ayolah sayang katakan sesuatu, apa kau suka perayaan Anniversary pernikahan yang aku siapkan ini?"
"Jadi hari ini tepat dua tahun pernikahan abnormal kita."
Angela mengambil botol wine.
menuangkan isinya kedalam gelas kosong , menyesap Wine white dengan santai.
Menatap dingin Lois untuk beberapa saat, Meninggalkan pria itu tanpa menoleh sedikitpun.
Lois berusaha mengontrol amarah, Bagaimanapun dia tidak ingin terjadi pertengkaran lagi.
Seperti kejadiaan tahun lalu.
"Well, Apa ada yang salah dengan perkataanku?"
Lois tidak tetap diam meskipun hatinya tengah bergejolak, Tangannya mengeluarkan sebuah kotak hitam kecil dari balik saku jas.
Membuka kotak tersebut.
Sebuah cincin berlian bermata kristal indah muncul dalam balik kotak hitam tersebut.
"Cincin," Seru Angela datar.
Lois tersenyum. "Kau suka?"
"Ulurkan jarimu aku akan memakaikan cincin berlian yang aku pesan khusus untukmu ini." Lanjutnya dengan wajah berseri.
Angela meraih cincin itu.
Mengamati benda yang dipastikan sangat mahal.
Dengan kasar membuang cincin tersebut ke lantai tanpa terduga.
"Apa yang kau lakukan? Cepat ambil cincinnya!"
Lois meninggikan pita suara ,kemudian meraih pergelangan tangan Angela.
"AKU BILANG AMBIL CINCIN ITU,ANGELA!!"
Angela tersenyum sinis.
"LEPASKAN TANGANKU,KAU AMBIL SAJA SENDIRI!!!"
Angela mendorong keras tubuh Lois sehingga terjatuh ke lantai.
Pria itu segera berdiri, Mencengkram pundak Angela penuh emosi.
Mendorong perempuan cantik itu ke dinding.
Kedua matanya memancarkan kemarahan luar biasa , Tapi Angela sama sekali tidak takut.
" LEPASKAN !"
Angela kembali berteriak.
Beruntung kamar mereka dipasang alat penyedap suara, Sehingga tidak seorangpun asisten rumah tangga mereka dapat mendengarkan pertengkaran mereka.
Angela berusaha mencoba melepaskan cengkraman Lois dari pundaknya.
Tapi cengkraman Lois terasa semakin kuat membuat dia merasa sakit.
"DENGAR ANGELA FERNANDO SEBASTIAN!! KAU BISA MEMBENCIKU BAHKAN MELAWANKU TAPI KAU TIDAK AKAN PERNAH BISA LARI DARIKU....MENGERTIII!"
Teriak Lois berhasil membuat Angela bergeming.
Kedua matanya mengeluarkan air mata.
Melihat perempuan paling dicintainya menangis , Lois merasa sakit.
Dia melepaskan cengkramannya dari pundak Angela.
Mengambil cincin dilantai.
Memakaikan cincin indah itu dijemari manis Angela.
Lois meninggalkan Angela sendiri dalam kamar.
"Aaaaarrtthhhhhh .....AKU MEMBENCIMU BERENGSEK!"
*****
Seharian Angela belum menyetuh makanan sama sekali.
Kondisi tubuhnya semakin lemas.
Terlebih sekarang dalam kondisi mengandung.
Harusnya dia banyak makan untuk kesehatan bayi yang dikandungnya,
Tapi yang dia inginkan agar cepat mati bersama bayi sialan ini.
MATI adalah satu-satu jalan untuknya agar bisa lepas dari Lois.
Dia sudah sangat muak dengan dengan semua ini.
"Aku membencimu anak cacat, Lebih baik aku mati dari pada harus mengandung dan melahirkan anak cacat seperti mu...MATI kau....MATI!"
Angela terus memukul perutnya, Kondisinya sudah semakin parah.
Lois merasa khawatir karena Angela mengunci pintu kamar mereka seharian ini ,bahkan sama sekali belum menyetuh makananya.
"DOBRAK PINTUNYA,"
Perintah Lois pada seorang bodyguard bertubuh besar plus kekar.
Sang Bodyguard segera melakukan perintah bosnya tersebut.
Pintu terbuka dengan dua kali dobrakan.
Angela tergeletak pingsan diatas ranjang wajahnya terlihat pucat,tubuhnya pun benar-benar lemas.
"Bangun sayang, Aku mohon jangan tinggalkan aku."
Lois mengoncang tubuh Angela tapi tidak ada reaksi apapun dari Angela, Dia menggendong istrinya keluar dari kamar.
Kedua mata Lois berkaca tanpa dia sadari air matanya sudah membasahi pipi sekarang.
Dengan cepat mengemudikan mobil lamborghini merah milikya menuju rumah sakit langganan mereka yang terletak tidak jauh dari rumah.
Sesampainya di rumah sakit,dia langsung meminta perawat mengurus istrinya.
Lois hanya bisa terdiam menyaksikan Angela dibawa masuk ke dalam ruang UGD oleh dokter.
Satu jam lebih dia menunggu di luar tapi dokter masih belum keluar dan memberikan penjelasan mengenai kondisi Angela.
Lois mundar-mandir lalu duduk kembali sambil meremas jemari.
Wajah benar-benar pucat kini dan akhirnya dokter pun keluar dari ruang ICU kemudian Lois lalu menghampirinya
"Istri saya tidak apa-apa kan dok?."
Lois memandang dokter Max yang berdiri di depannya dengan raut wajah sangat khawatir.
Dokter Max tersenyum lalu menggangguk.
"Tenang saja kondisi istri dan anakmu baik-baik saja."
Lois sangat terkejut dengan apa yang baru dikatakan oleh dokter tampan muda seumur dengan itu.
"Anak?maksud dokter istri saya sedang mengandung sekarang? Saya sama sekali belum mengetahui mengenai hal ini dok."
Mendengar pengakuan Lois dokter Max mengangkat alisnya. "Aneh sekali,mungkin istrimu ingin membuat kejutan lalu mengatakan nanti."
Balasnya mencoba mengambil kesimpulan sendiri. "Sebaiknya sekarang kau menemani istrimu,dia sudah dipindahkan keruang vip nomor lima."
Dokter Max menepuk pundak Lois kemudian masuk kembali ke dalam ruang icu.
"Anak?Angela sedang mengandung anakku dan dia bahkan tidak mengatakan apapun mengenai itu." Cicit Lois penuh dengan penuh amarah.
*****
"Kenapa aku berada di sini?"
Tanya Angela heran sambil memijit lembut pelipisnya.
Angela memandang kearah Lois yang duduk dekat samping ranjangnya,mencoba untuk bangun dari ranjang tapi gagal karena kondisinya masih lemas.
"Karena kau mengurung diri seharian dalam kamar, tidak makan membuatmu lemas dan jatuh pingsan."
"Aku ingin pulang," Protes Angela dengan suara lirih.
"Besok siang, Kau sudah boleh pulang ke rumah."
Sebenarnya saat ini Lois merasa sangat marah, Bagaimana tidak. Bisa-bisanya Angela tidak memberitahu tentang kehamilannya.
Ingin rasanya Lois menyerang istrinya itu dengan beberapa pertanyaan, Namun dia sadar bahwa ini bukan waktu yang tepat.
*****
Pagi ini Lois sengaja tidak berangkat ke kantor, Dia ingin merawat istrinya kembali sampai pulang ke rumah.
"Apa yang sudah dokter katakan tentang kondisiku?" tanya Angela menyadarkan diri ke sisi ranjang.
"Maksudnya kondisi kandunganmu atau kondisi tubuhmu?" Ucap Lois telak.
Angela tersentak kaget mendengar ucapan Lois.
"Tentu saja kondisi tubuhku, Apa peduliku dengan anak cacat ini." balasnya ketus.
"Apa?anak cacat?"
Lois berajak dari kursi kemudian duduk disisi ranjang.
"Jangan pernah memanggil anak kita dengan sebutan cacat!"
"Menurutmu apa anak ini akan terlahir normal? Apa kau tidak pernah tahu bahwa anak hasil hubungan seperti kita ini kemungkinan akan terlahir cacat!
Harusnya kau tahu itu tuan Lois, Bukankah kau cerdas!"
Angela memandang tajam pada Lois, Dia tidak peduli jika Lois akan mengamuk dan mereka kembali bertengkar.
Lois menarik napas dalam-dalam lalu mengeluarkannya, Mengatur emosi agar tidak lost control.
"Makanlah, Setidaknya makanlah untuk dirimu sendiri."
Lois mengambil nampan berisi makanan, buah-buahan dan air mineral di atas meja sisi ranjang Angela.
Lois tidak ingin bertengkar apalagi sekarang mereka sedang berada di rumah sakit.
-
-
-
-
Tbc