Ethan dengan penuh kemarahan menendang kursi kerjanya sampai terjatuh dan patah, melempar kasar laporan informasi berisi fakta mengenai hubungan Angela dan Lois ke lantai sehingga berceceran.
Urat saraf disekitar leher pria itu bahkan terlihat jelas karena kekesalannya.
kedua mata memancarkan kemarahan luar biasa.
Dia melepaskan dasi kemudian melipat lengan kemejanya sampai siku,mengacak rambut penuh emosi.
Pandanganya beralih pada stick golf miliknya, yang tergeletak rapih di ujung dekat meja kerjanya.
Ethan mengambil stick golf, mengayunkan alat tersebut layaknya seorang yang sudah bersiap akan memukul bola.
Tapi bukan bola sasaran pria itu melainkan lemari hias terbuat dari kaca, dengan sekali pukulun salah satu bagian lemari hias telah menjadi serpihan beling.
Belum puas dia berjalan menghampiri sebuah guci besar cantik dan mahal miliknya, sambil terus mengetuk pelan stick golf ditangnnya ke lantai.
Melihat guci itu dengan pandangan tajam.
Untuk beberapa waktu, kemudian tanpa di duga dia menendang guci setelah itu melemparkan stick golf ke sembarang arah dan hampir mengenai salah satu anak buahnya jika saja dia tidak sigap menghindari benda itu.
Ethan memang sudah menyuruh anak-anak buahnya untuk mencari informasi secepat mungkin mengenai Lois, bagaimanapun pria itu kunci utama untuk dirinya kembali bertemu Angela.
Dalam waktu hitungan jam anak-anak buahnya sudah berhasil mengumpulkan semua informasi yang dibutuhkan oleh Ethan, terkejut sekaligus marah adalah hal pertama pria itu rasakan ketika mengetahui Lois merupakan suami Angela.
Ethan tidak habis pikir dengan kelakuan konyol Lois, bagaimana bisa dia menikahi adiknya sendiri?
Iya, Angela memang bukan adik kandungnya tapi tetap saja dia terlahir dari ibu yang sama dengan dirinya.
Lagipula bukankah Lois begitu membenci Angela?
Bagaimana bisa dia menikahi perempuan yang begitu dibenci olehnya?
Begitu banyak pertanyaan berada di otak Ethan.
Rasanya ingin sekali dia membunuh Lois saat ini juga, tidak peduli jika dia harus masuk jeruji tahanan karena perbuatannya tersebut.
Yang terpenting balas dendamnya sudah dilaksanakan.
Pikirannya sudah sangat kalut.
Dia bahkan sudah tidak bisa berfikir jernih menanggapi setiap perkataan anak buahnya ketika menjelaskan lebih detail apa saja yang telah diketahui oleh mereka pada sang bos.
Tidak sedikitpun terbesit di pikirannya bahwa kakak tiri kekasihnya itu merupakan dalang utama dari semua masalah ini.
Melihat aksi amukan sang bos, semua anak buahnya hanya diam.
mereka sudah sangat hafal tabiat bos mereka jika sedang marah, pasti dia akan sangat lepas kendali.
Kalau mereka tetap berusaha menenangkan amukan sang bos bisa-bisa mereka menjadi korban pemukulan dari kemurkaan Ethan sehingga berakhir di rumah sakit.
"Calvin!"
Teriak Ethan sambil bekacak pinggang, melempar pandangan tajam pada salah seorang anak buahnya yang berbadan paling kekar diantara ke sepuluh orang yang menghadapnya sekarang.
Raut kemarahan jelas tergambar pada wajahnya.
Calvin menghampiri Ethan, memasang sikap hormat. "yah bos?"
Ethan meregangkan otot leher, memejamkan mata untuk beberapa saat kemudian mulai menyalahkan rokok.
Mengisap benda itu dengan kuat lalu mengumpulkan asap pada wajah anak buahnya itu. "Aku ingin kau menculik Lois, sekap dia di tempat rahasia kita tapi sebelumnya kau harus menghajarnya hingga pingsan terlebih dulu. Ingat pastikan agar tidak ada seorang pun mengetahui hal ini!!"
Calvin menundukkan kepala. "Baik,bos."
*****
Mobil Atharik terus berjalan di belakang mengikuti mobil Lois masuk ke dalam sebuah komplek perumahan elit, Di dalam mobil Lois dan Angela tengah sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, Lois menyetir mobil dengan perasaan kacau.
Sementara Angela terus menatap kosong keluar dari balik jendela mobil.
"Apa kau masih merasa sakit di wajahmu? Kak Atharik sungguh bersemangat menghajarmu hehe." Seru Angela mencoba mencairkan suasana dingin di antara mereka.
Lois tersenyum tipis lalu menoleh sekilas pada Angela.
"sedikit."
"Aku rasa kau akan mendapatkan pukulan lagi nanti."
Lois tertawa kecil, "iya ,kurasa begitu."
Angela mengganti posisi duduk dari bersandar menjadi tegak, mengambil salep dari dalam tas.
"Apa kau akan tetap tidak akan melawan kalau nanti kak Atharik memukulmu lagi?" Angela mulai mengoles salep ke sudut bibir Lois secara perlahan karena dia tidak mau sampai menganggu pandangan suaminya yang tengah menyetir.
Lois menggerang kesakitan ketika jari telunjuk Angela mengoleskan salep pada sudut bibirnya yang lebam akibat pukulan Atharik tadi. "Dia memang pantas menghajarku sayang, apa kau merasa sedih karena dia telah memukul suami tampanmu ini?" sekarang ada nada canda dari suaminya.
"Tentu saja tidak." sebuah tawa geli terlukis di bibir merah Angela.
Sekarang Lois tertawa, raut wajahnya sudah tidak terlihat sumpek lagi.
mendaptkan keceriahan pada wajah sang suami dalam hati Angela merasa senang.
"Oh iya,aku bertemu dengan Ethan dan dia menanyakanmu ." kini raut Lois berubah serius, tanpa senyuman seperti tadi.
"Ethan? Kapan?" Raut wajah Angela berubah kaget, tidak ada lagi senyuman kecil menghiasi bibirnya.
Entah apa Lois menyadari atau tidak kedua mata mulai berkaca.
Tubuh Angela bergetar hebat, iya hatinya terasa aneh.
Seketika kilas balik kenangan bersama Ethan bermain dipikirannya.
Dari awal sampai terakhir..
Kini kedua matanya sudah merah, bahkan air matanya sudah menghiasi pipi.
Dengan cepat Angela menghapus air matanya lalu memalingkan wajah ke jendela.
Berharap Lois tidak mengetahui hal tersebut.
Lois masih fokus melihat ke depan, dia benar-benar tidak menyadari perubahan sikap istrinya. "Tadi pagi, aku bilang kalau kau sudah menikah dan sedang mengandung. Dia begitu terkejut sekaligus marah, membuatku muak melihat reaksinya."
"Kenapa kau sampai bisa bertemu dengannya?"
"Dia hampir menjadi rekan kerja baruku, sayang."
"Hampir?" Nada suara Angela mulai parau,menyadari hal tersebut Angela segera menetralkan suaranya agar kembali normal.
"Iya,hampir . Ternyata patner baru perusahaanku adalah Ethan tapi aku segera memutuskan kontrak kerja kami."
"Oh." Angela kembali menoleh pada Lois . "Aku rasa jika dia mengetahui apa yang sudah kau lakukan padaku, kau akan di bunuh olehnya."
Mendengar perkataan istrinya Lois hanya tersenyum tipis, mengusap lembut pipi Angele dengan ibu jarinya sekilas. "Aku tahu, tapi aku tidak takut. Apa kau masih mencintainya?"
Angela tidak tahu harus menjawab apa?
Sejujurnya di antara mereka berdua sampai bahkan belum ada kata putus.
"Sayang." Kalimat Lois berhasil menyadarkan Angela dari lamunan.
"Berhentilah berbicara, kau berisik sekali."
*****
Lois mempersilakan Atharik untuk masuk ke dalam rumahnya, menyuruh pelayan untuk membawa minuman dan cemilan untuk mereka berdua ke dalam ruang kerjanya.
Lois memilih tempat kerjanya untuk mereka berbicara empat mata, karena sudah terpasang alat kedap suara sehingga mereka berdua bisa lebih leluasa berbicara tanpa takut di dengar oleh para pelayan di rumah.
beberapa menit kemudian datang pelayan membawa pesanan, menaruh di atas meja dan pergi setelah menyelesaikan tugas.
Mereka berdua sudah sepakat untuk berbicara tanpa ada Angela, Lois bersandar pada sofa.
Melepaskan jas dan dasinya, mengambil botol red wine lalu menuangkannya pada gelas kristal yang sudah berisi es batu dalam gelas miliknya dan Atharik. "Duduklah, mau sampai kapan kau berdiri seperti itu?" ujar Lois sambil menepuk sisi kosong di sampingnya.
"Baiklah, sekarang jelaskan padaku. Apa yang sebenarnya telah terjadi?" celoteh Atharik yang tengah berdiri memperhatikan foto-foto yang terpasang di dinding, dan mengabaikan ucapan sahabatnya itu untuk duduk.
Banyak sekali foto kebersamaan Lois dan Angela dalam ruangan ini, mulai dari di ambil sendiri sampai yang di ambil oleh photografer.
"Semua berawal sejak kematian ibuku dan simpanan brengseknya itu dalam kecelakaan mobil, entah kenapa aku merasa sangat puas. Aku rasa itu hukuman yang pantas bagi kedua orang pengkhianat seperti mereka, haha...kau tahu? tadinya aku ingin sekali membuat Angela menderita dengan menyiksanya hingga dia akan mengambil keputusan untuk menyusul kedua orangtua sialannya. Tapi...Ketika aku melihat begitu terpuruk, sama sepertiku saat aku harus kehilangan ayahku untuk selamanya. aku merasa itu sudah cukup adil untuknya untuk menebus dosanya karena terakhir dari hasil perselingkuhan ibuku dan bajingan itu. aku memutuskan untuk mencoba menerimanya sebagai adiku , awalnya itu bukan hal mudah tapi lama ke lamaan hunbungan kami semakin baik. aku merasa perasaan nyaman terlebih perhatiannya begitu membuatku nyaman, sampai suatu hari dia memergokiku sedang melakukan onani di kamar mandi dan dari situ aku memperkosanya dan memaksanya bercinta selama setahun. Di tahun kedua aku menikahinya dengan paksa dan beberapa bulan lalu aku mendapatkan kabar bahwa Angela hamil."
Atharik mengusap wajahnya, melempar pandangan dingin pada Lois. " Apa kau tahu? kalau saja aku tidak ingat kalau kau adalah sahabatku dan juga ayah dari anak yang tengah di kandung oleh An , Ingin sekali rasanya aku membunuhmu sekarang." sekarang Atharik berjalan ke arah meja mengambil gelas wine miliknya menenguknya sampai habis lalu kembali menuangkan Red wine dalam gelasnya, Menyandarkan diri di samping Lois.
Lois hanya tertawa kecil mendengar pengakuan sahabatnya itu, tidak ada raut tersinggung atau marah.
"Kalau begitu bunuh saja aku, bereskan." Dengan santai Lois membalas ucapan pria yang sudah di anggap seperti saudara sendiri lalu menyesap red wine di tanganya.
Atharik menarik kerah kemeja Lois, " Kau memang brengsek Lois."
"Kau benar, aku memang brengsek!! aku juga pantas untuk mati, tapi aku sungguh mencintai Angela!!"
"Tapi dia adikmu!!"
"Lalu apa masalahnya? Dia bahkan bukan adik kandungku!!!"
"Tapi kalian terakhir dari ibu yang sama!!"
"Persetan dengan fakta itu, aku tidak peduli Atharik."
Brruuukkk....
sebuah pukulan mendarat pada wajah Lois, darah segar kembali keluar dari sudut bibir Lois.
"Kau benar-benar sudah tidak waras!!!! Hentikan kegilaan ini dan aku ingin kalian mengakhiri pernikahan gila ini!!!" Bentak Atharik kesal.
"Tidak akan pernah, Aku tidak akan pernah melepaskan Angela kecuali aku mati!!!." Lois melempar gelas kristal ditangannya ke lantai penuh emosi.
Lois melempar tatapan penuh kemarahan pada Atharik. "Aku akan diam jika kau memukulku, tapi jika kau mencoba memisahkan aku dan Angela. Aku akan membuat perhitungan denganmu!!!"
Tbc.