"LEPASKAN DAN CERAIKAN ANGELA!! "
Dengan lantang Ethan berteriak pada Lois, menarik rambut Lois dengan keras membuat Lois merasa sakit sehingga urat disekitar leher Lois terlihat jelas.
Lois tertawa keras seolah apa yang diucapkan oleh Ethan merupakan lelucon garing, meskipun wajah tampannya sekarang sudah mulai terdapat banyak memar akibat pukulan dari Ethan.
"BAGAIMANA KALO AKU MENOLAK?" seringaian menantang kini tergambar jelas disudut bibir Lois, tidak ada rasa ketakutan karena keadaannya saat ini.
Bahkan Lois melempar saliva ke lantai diakhir pembicaraan.
Tanda bahwa peringatan bocah ingusan itu tidak akan pernah digubris olehnya, selain kakak perempuannya Laura yang entah sedang berada di mana sekarang, Lois tidak akan mengikuti perintah siapapun.
Mati adalah pilihan mutlak untuk Lois dibandingkan harus menyerah dan menuruti keinginan lawan.
"AKU AKAN MEMBUNUHMU, SIALAN!!"
Sangat jelas terasa aura rasa saling ingin membunuh diantara mereka berdua, Keadaan Lois dengan kedua tangannya terikat tidak mampu membuat nyali pria tampan ini menciut karena Lois memiliki kemampuan ilmu bela diri tidak kalah hebat dari Ethan.
Seandainya saja kedua tangan Lois tidak terikat dipastikan Lois sudah akan membalas setiap pukulan dari Ethan dua kali lipat lebih keras.
Kalo perlu membuat Ethan hilang dari permukaan bumi ini untuk selamanya.
"Cih....kalo kau memang hebat, bagai mana kalo kita berduel?" usul Lois santai, Ethan menarik sebelah alisnya.
"berduel?baiklah."
Lois menatap tajam ke arah Ethan, "kita akan bertarung,siapaun yang kalah harus menyingkir dari hidup Angela selamanya."
Ethan menyeringai mendengarkan usulan Lois, "Setuju."
-
-
-
Atharik memutuskan untuk mencari Lois, dari pada harus menunggu tidak tentu.
Akan lebih baik jika ia langsung meluncur mencari sahabatnya yang sudah hilang selama 24 jam.
Keadaan Angela sendiri begitu buruk, ia belum menyentuh makanan sedikitpun.
Padahal kondisi Angela tengah hamil tua, Angela hanya terdiam membisu di atas ranjang.
Wajahnya tampak sedih, meskipun dia tidak menangis setiap orang pasti akan setuju bila kondisinya sekarang lebih rapuh dibandingkan apa yang dilihat.
"Angela, kau harus makan setidaknya makanlah demi anak-anakmu." Kata Talita tunangan Atharik dengan lembut, mencoba membujuk gadis tiga tahun lima muda darinya ini.
Talita menaruh nampan berisi makanan serta air mineral di atas nakas.
Tidak ada reaksi apapun dari Angela, ia hanya terus terdiam dengan sesekali mengelus perut buncitnya.
Guratan kesedihan terlihat jelas pada wajah cantiknya, Talita merasa iba pada Angela.
Atharik sudah menceritakan segalanya, jadi sedikit banyaknya Talita mengerti kondisi kehidupan Angela.
*********
Setelah mendapatkan informasi dari anak-anak buahnya bahwa Lois telah disekap oleh seseorang, dan memberikan alamat tempat kemungkinan Lois berada.
Atharik memukul setir kemudi,mengusap wajah dengan emosi.
Ingin rasanya dia berteriak kalo saja tidak ingat tidak ada gunanya melakukan hal itu. "Shit! Ini pasti ulah Ethan. Lois bertahanlah aku akan menolongmu."
~~••~~•••~~
Lois menghantamkan Tinju keras ke perut Ethan beberapa kali, disusul pada wajah tampan mantan sang istri.
Ethan meluncur bebas ke dinding, kondisi mereka berdua sama-sama babak belur, Ethan segera berdiri dengan sedikit terengah.
Nafasnya mulai terputus-putus begitu pula Lois.
Tanpa di duga ia membalikan tinju ke pada wajah Lois, menendang keras perut Lois.
Posisi Lois memang berada di bawah Ethan, terhampar lemas.
Tidak mau kalah saat ada kesempatan Lois menarik sebelah kaki Ethan memelintirkan kaki Ethan sehingga Erthan terjatuh, begitu Ethan terkapar Lois langsung berdiri lalu menginjak perut Ethan terus menerus dengan keras dan menekan kuat perut Ethan, sehingga menyebabkan Ethan berteriak kesakitan.
Lois menyeringai penuh kemenangan
Menyadari posisi dalam bahaya, Ethan mengambil besi yang kebetulan berada di sampingnya.
Memukulkan besi berukuran cukup panjang itu ke kepala Lois dengan keras, dan cara itu berhasil membebaskan dirinya.
Kepala Lois meneteskan darah, tapi Ethan tidak peduli.
Dia mengambil kesempatan itu untuk terus menyerang Lois pada bagian perut dan wajah.
Beberapa kali kali tubuh Lois, dihamtam tendangan dari Ethan.
Efek pukulan besi pada kepala Lois, memang luar biasa.
Lois merasa pandangannya mulai berkunang.
Merasa diambang kemenangan, Ethan menarik kerah kemeja Lois agar mengikutinya ke suatu tempat.
Ternyata kamar mandi, Ethan tanpa rasa kasihan menenggelamkan kepala Lois ke dalam bathtub berisi air.
Menyelupkan kepala Lois lalu mengangkatnya kembali, ia terus melakukan hal sama beberapa kali tanpa rasa kasihan.
Dengan tenaga yang ada Lois berhasil mengambil gayung lalu memukul keras ke kedua mata Ethan.
Trik itu berhasil membebaskan kondisinya, tidak mau buang waktu Lois balik menenggelamkan kepala Ethan ke dalam bathtub , bahkan Lois membiarkan kondisi seperti itu beberapa waktu tanpa ada niat mengangkat kepala sang lawan.
Ethan merasa sulit bernafas dalam air, terlebih tekanan yang di dapatkan sekarang membuatnya seperti akan mati.
Menyadari Ethan bisa tewas seketika jika terus dibiarkan begitu Lois, mengangkat kepala Ethan. Membiarkan Ethan menyadari diri ke dinding dan mengambil nafas.
"Kau kalah, Ethan. Tepati perjanjian kita."
"Aku belum mati, jadi aku belum kalah, kau dengar!!" dengan nafas terengah Ethan membalas ucapan Lois yang kondisinya tidak kalah buruk dengannya.
Ethan masih bersandar pada dinding kamar mandi, melempar pandangan kebencian pada Lois seolah ingin rasanya membunuh pria dihadapannya ini.
Bahkan Ethan mengalami batuk beberapa kali akibat rasa sakit dideritanya.
Lois mendekati Ethan memukul sebelah pipi Ethan disertai pandangan merendahkan. "Kau kira aku bersedia mengotori tanganku untuk orang sepertimu, jangan bermimpi!"
"Bunuh aku atau kau yang aku bunuh? "
Lois tidak mengerti bagai mana bisa Ethan masih bersikap keras kepala dalam kondisinya yang sudah kritis seperti saat inj, mau membunuhnya?
Lois tertawa geli mendengar ucapan Ethan.
Bagaimana bisa Ethan membunuhnya?
Kalau Lois mau, dia bisa saja membunuh Ethan sekarang juga.
Toh... Dibandingkan kondisi Ethan, kondisinya jauh lebih baik.
Akan tetapi niatnya segera diurungkan ketika Lois mengingat anak-anaknya, dia tidak mau menghabiskan umurnya dalam penjara akibat membunuh Ethan.
Dijamin dia tidak bisa ikut melihat tumbuh berkembangan kedua buah hatinya bersama Angela, harga membunuh Ethan tidak sebanding dengan hidup bahagia yang akan dijalaninya bersama keluarga kecilnya nanti.
"Tidak ada yang akan mati di antara kita, kau mengerti?! Kau jangan bersikap konyol Ethan. Kau masih muda, masih bisa mendapatkan perempuan lain. Aku minta maaf karena telah mengambil Angela dari hidupmu tapi aku sungguh mencintainya jadi pergilah dari hidup Angela untuk selamanya."
Kata-kata Lois terdengar begitu tulus, Ethan tahu seumur hidupnya mengenal Lois belum pernah ia melihat ekspresi dan mendengar ketulusan seperti itu dari sosok dingin pria dihadapnnya.
Lois berjalan terengah-engah menuruni deretan anak - anak tangga.
Darah dikepalanya dirasa tidak mau berhenti mengalir.
Sial...
Sekarang pandangannya kembali membuyar, bahkan Lois merasa tubuhnya semakin lemah.
Dengan perlahan Lois mencoba terus menurini anak-anak tangga, tapi tiba-tiba ia kehilangan keseimbangan tubuh dan terjatuh.
Kepala Lois kembali membentur besi.
Perlahan penglihatannya semakin gelap dan pendengarannya menghilang.
*****
Entah apa yang sebenarnya sudah terjadi? Lois merasakan kepala serta seluruh tubuh terasa sakit.
Perlahan dia mencoba untuk membuka kedua mata, meskipun awalnya samar lama-kelamaan penglihatannya mulai jelas.
Hal pertama dilihat oleh Lois adalah
seorang perempuan berwajah sangat cantik dan begitu femiliar tengah memegang erat jemarinya sambil tertidur pulas.
Seseorang yang begitu penting dalam hidupnya setelah mendiang ayahnya, Laura Sebastian.
Kakak kandung sekaligus saudara tunggal yang dimiliki olehnya di dunia ini, meskipun usia kakaknya sudah 39 tahun saat ini tapi berkat perawatan mahal.
Wajah Laura masih terlihat muda juga cantik, siapapun takkan mengira bahwa kakaknya itu akan memasuki usia kepala empat karena penampilan modisnya ini.
Lois mengelus lembut jemari lentik terawat Laura dengan ibu jarinya, bagai aliran magnet setuhan lembut penuh kasih sayang dari Lois segera menyadarkan Laura dari tidurnya.
Laura memasang mimik terkejut sekaligus bahagia saat melihat adiknya yang sudah seminggu koma sekarang sudah kembali sadar.
Tanpa membuang waktu Laura memeluk erat adik tersayangnya yang sudah lama sekali tidak ia temui, tepatnya setelah penguburan mendiang ayah mereka.
Air mata kebahagiaan mewarnai kedua mata adik kakak tersebut.
Tangisan kecil keluar dari bibir Laura, meskipun Lois tidak menangis sendu layaknya sang kakak tapi kedua matanya yang sudah berlinang air mata sudah menjadi bukti kuat betapa ia juga sangat merindukan sosok Laura.
Laura melepaskan pelukannya, memegang wajah tampan sang adik diiringi tatatapan rindu.
Mengecup lembut pipi kanan Lois untuk beberapa saat, mereka berduapun kembali berpelukan. "Akhirnya kau sadar, adikku. Terima kasih Tuhan kau mengabulkan doaku. Kakak senang kau kembali siuman. Maafkan kakakmu ini yang telah meninggalkanmu sendiri bersama anak haram itu, kakak berjanji tidak akan meninggalkanmu sayang."
"Kak, sebenarnya apa yang telah terjadi? Kenapa aku berada dirumah sakit dan harus diperban seperti ini?" Kepala Lois memang diberi perban karena pendarahan.
Laura melepaskan pelukannya, membelai rambut sang adik disertai tatapan bingung.
"Apa kau tidak ingat kalau kau telah diculik oleh kekasih anak haram itu? "
Lois mencoba untuk mengingat apa yang terjadi tapi ia sama sekali tidak ingat apapun.
Pria itu menggelengkan kepala, "Tidak, aku tidak ingat. Untuk apa si brengsek itu melakukannya?akan kubunuh dia."
Laura tersenyum, "ceritanya panjang,nanti akan kakak ceritakan. Sekarang kau istirahatlah."
Klik...
Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan muncullah Angela ditemani oleh Atharik, wajahnya terlihat bahagia begitu mengetahui suaminya sudah kembali sadar.
Perlahan Angela melangkah mendekati Lois, tersenyum manis dan mencoba untuk meraih dahi Lois tapi dengan gerakan cepat ditepis Lois seolah tidak sudi jemari kotor Angela menyentuh dahinya yang telah berpalut perban.
Tidak ada tatapan cinta atau kehangatan seperti biasa, hanya ada tatapan kebencian yang luar biasa.
Sama seperti dulu, saat Lois belum memperkosanya dan jatuh cinta padanya.
"Jangan pernah mencoba menyentuhku, anak haram! Pergi kau dari sini, kau sungguh menjijikan sama seperti kedua orangtuamu."
Bagaikan petir disiang bolong, saat Angela mendengarkan rentetan kalimat caci maki dari bibir suami sekaligus kakak tirinya tersebut.
Tanpa terasa air mata membasahi mata indah miliknya, Atharik segera menarik Angela ke dalam pelukannya.
"Lois, kau keterlaluan!" Bentak Atharik kesal. "Bagaimana kau bisa bersikap kasar pada istrimu hah?"
Mendengarkan ucapan sahabatnya Lois merasa terkejut, sangat terkejut.
Bagaimana dirinya bisa menikah dengan anak haram hasil perselingkuhan mommy nya bersama sang selingkuhan.
Sumpah Lois merasa jijik pada dirinya jika benar dia telah melakukan hal sebodoh itu
Ini pasti tidak benar?
Lebih baik dia menerima kenyataan bahwa ia telah membunuh Angela dibandingkan telah menikah dengan adik tirinya tersebut.
Melihatnya saja Lois sudah muak,bagaimana mungkin ia menikah dengan Angela? Dan bercinta sehingga Angela hamil seperti sekarang.
Benar-benar tidak masuk akal.
"Atharik, apa maksudmu hah? Aku menikahi anak haram itu, cih jangan membuat lelucon menjijikkan seperti ini."
Bentak Lois, melempar pandangan marah sekaligus tidak percaya akan fakta yang baru saja didapatkannya dari sahabatnya itu.
"Kau lihat ini, dia bahkan tengah mengandung anakmu berengsek! " penuh kemarahan Atharik menujukan perut buncit Angela, "Apa gunanya membuat lelucon pada situasi seperti ini bodoh?"
"Tidak, tidak mungkin! Kak apa benar apa yang dikatakan oleh Atharik?"
Sekarang Lois terlihat terkejut sekaligus bingung, kedua tangannya meremas serta menggoncang bahu Laura.
Laura melempar pandangan murka pada Atharik dan Angela.
Angela menangis sambil bersembunyi dalam bahu Atharik.
"Aku akan berbicara padamu tentang hal ini nanti. Sekarang kau istirahatlah, dan biarkan kakakmu ini mengurus mereka berdua." Suara lembut sang kakak berhasil menenengkan hati Lois,Laura melangkah mendekati Atharik dan Angela.
Memerintahkan keduanya untuk ikut dengannya keluar ruangan.
*****
"Tanda tangani ini. " Laura menyerahkan secarik kertas berisi perjanjian bahwa Angela dan Lois akan bercerai setelah Angela melahirkan.
Atharik tersenyum getir, tidak mengerti apa yang ada di otak kakak Lois tersebut.
Angela merasa aneh, harusnya dia bahagia bukan?
Bukankah terlepas dari Lois adalah hal yang selama ini diinginkan olehnya tapi kenapa justru sekarang dia merasa berat untuk berpisah? terlebih isi perjanjian Laura menyebutkan kalo Angela tidak bersedia /sanggup merawat bayinya dengan senang hati Laura akan mengambil keponakannya tersebut.
"Kau sudah keterlaluan,kak!" Teriak Atharik murka, Laura malah tertawa kecil seolah apa yang dilakukan oleh Atharik adalah hal lucu.
Membuat Atharik semakin jengkel saja, kalo saja pria tampan itu tidak ingat yang dihadapannya seorang perempuan juga kakak dari sahabatnya dipastikan sebuah tinju sudah melesat pada wajah Laura.
"Hei kenapa kau sangat marah? Atharik. Pernikahan ini memang harus diakhiri bukan? Bagaimanapun Angela adikku dan Lois."
Angela menatap marah pada Laura, sedari tadi dia sudah memilih untuk diam tapi kali ini tidak lagi.
Laura bersikap selalu saja bersikap merendahkan serta menghina kedua mendiang orangtuanya.
Angela masih bisa menerima jika kakak perempuan tirinya itu menghinanya tapi jika sampai kedua orangtuanya maka dipastikan Angela tidak akan tinggal diam begitu saja.
Lagipula ibunya juga ibu Laura dan Lois, kenapa mereka begitu membenci ibunya seolah seorang penjahat saja.
Bagaia amanapun mereka terlahir dari rahim sang mommy.
"Jangan pernah menghina mendiang orangtuaku kak!" Suara Angela meninggi disertai mimik marah seolah siap menelan hidup-hidup perempuan dihadapannnya itu.
Ia mengatur nafas, mengelus lembut perut bucitnya yang terlihat sudah sangat besar.
Angela mengambil kertas tersebut dari tangan Laura.
"Baiklah, aku akan bercerai dengan Lois setelah melahirkan." Kata Angela dengan tegas, tidak ada lagi air mata.
Dengan santai Angela menanda tangani isi perjanjian pada kertas tersebut di atas meja.
walaupun sekarang hatinya tengah hancur lebur akibat prilaku kasar Lois, tetap saja Angela tidak akan sudi terlihat lemah juga menyedihkan dihadapan Laura.
Sudah cukup selama ini dia mengalah saat Laura dulu sering menghina dan merendahkannya.
Laura tersenyum puas. " Pilihan yang tepat,Angela."
Laura mengambil kertas perjanjian ,melipatnya kembali dan memasukan ke dalam tas mahalnya.
Tanpa pamit Laura pergi meninggalkan Angela dan Atharik kembali ke dalam kamar rawat Lois.
Angela dan Atharik memutuskan untuk pergi dari rumah sakit, begitu mereka sudah masuk ke dalam mobil.
Atharik menegarahkan agar kepala Angela bersandar pada bahunya, Angela mengikuti keinginan Atharik.
Dan akhirnya Angela tidak bisa lagi bertahan menahan kesedihan di dalam kalbunya.
Angela kembali menangis tapi kali ini tangisannya jauh lebih histeris. " Kenapa ini harus terjadi padaku kak? Kenapa disaat aku mulai mencintainya dia malah melupakan aku dan kembali membenciku."
Tbc