Chereads / NEVERLAND / Chapter 11 - LITTLE ADVENTURE

Chapter 11 - LITTLE ADVENTURE

"Adeh Rere kau jangan mendorong aku dong!" kata Puput yang akhirnya sukses mengekori Joker bersama Rere dan Dio.

"Bukan aku, Dio nih tidak bisa diam!" kata Rere sambil menunjuk Dio yang langsung nyengir.

.

.

.

.

"Hoaaaaam… Kenyang!" Michael kembali mengelus perutnya. Sehabis melawan musuh memang membuat perut menjadi lapar dan tentu aja makanan bisa menjadi penghilang rasa laparnya.

"Kira-kira bagaimana yang lain ya? Riko juga belum ada kabar dan belum kembali sampai saat ini" kata Lisa sambil setengah termenung memandangi jus melonnya.

"Riko dan yang lain pasti baik-baik saja!" balas Michael dengan yakin. "Yang harus kita lakukan saat ini adalah mengisi kekuatan kita kembali, setelah itu kita menyusul mereka!" lanjutnya lagi dengan penuh semangat. Dia percaya semua teman-temannya bisa diandalkan dan dapat menjaga diri mereka masing-masing.

"Aku juga sependapat denganmu!" timpal Pandu yang memiliki keyakinan yang sama dengan Michael.

"Ehm… " Dimas terdiam sambil memegang erat gelas miliknya. Tampak anak itu seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Ada apa Dimas?" tanya Michael yang menyadari sikap Dimas sedikit aneh.

"Aku… Jadi mencemaskan Udin dan Mugi. Apa mereka tidak apa-apa ya?" kata Dimas yang cemas memikirkan kedua temannya yang juga ikut terseret masuk.

"Apa? Jadi mereka berdua juga masuk?" tanya Michael setengah terkejut sambil membayangkan kedua anak itu tersesat di dunia Neverland ini. Soalnya dia tahu benar, Udin dan Mugi itu masing-masing baru level belasan, bisa sangat berbahaya kalau keduanya diserang musuh.

"Dimas!" ternyata muncul seorang anak yang kini sedang setengah berlari menghampiri Dimas.

"E-Erik!" teriak Dimas terkejut melihat sosok anak berambut putih kini sedang berlari kearahnya.

"Hah? Siapa?" tanya Pandu yang celingukan penasaran dan melihat Dimas sedang bersama anak lainnya.

"ERIK!" mendadak Rey teriak ke anak laki-laki itu.

PLETAK!

Sebuah jitakan cantik sukses mendarat di atas kepala anak itu dan membuat anak itu mengaduh kesakitan.

"Huwa, sakit!" jeritnya sambil megangin ubun-ubunannya yang sekarang terasa cenat-cenut.

"Kakak, mengapa memukul temanku!" omel Dimas yang kasihan melihat nasib Erik.

"Temanmu, temanmu! Adikku nih!" kata Rey buka aib (?), ternyata bocah itu bernama Erik yang ternyata adalah adiknya Rey.

"Adikmu?" tanya Michael dan Pandu bersamaan, sambil berpikir kakak dan adik sama-sama maniak game.

"Aduh bisa geser sedikit tidak sih put!" kata Rere setengah kesal tergeser, kalau sampe dia ketauan bisa gawat kan. Sekarang dia sedang mengintip Joker yang sedang duduk di taman bersama Queen Marie.

"Apaan sih! Bukan aku, tapi nih si Dio!" bales Puput membela diri sambil menunjuk-nunjuk Dio yang tak bisa diam.

.

"Joker, sudah lama sekali ya tidak bertemu dan ngobrol seperti ini" ucap sang ratu yang kini sedang duduk bersama Joker, telihat wajah sang ratu begitu senang. "Sudah berapa lama ya, kau tidak mengunjungiku?" lanjut sang ratu sambil mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari lentiknya.

"Sudah berapa lama ya?" tanya Joker balas bertanya sambil setengah tertawa. Oke ini aneh, kenapa kedua NPC ini terlihat sangat manusiawi.

.

"Kalian sedang apa?" tanya seseorang yang muncul secara tiba-tiba di belakang Puput dan kawan-kawan.

"WAAAAAAAAH!" otomatis ketiga tukang intip itu kaget sejadi-jadinya plus teriak sekenceng-kencengnya.

"Denis!" ternyata yang datang adalah Denis, Puput benar-benar sangat senang. Apalagi Denis datang bersama Nisa juga Wahyu, dan mereka terlihat baik-baik saja.

"DENIS! NISA! SYUKURLAH KALIAN TIDAK APA-APA!" jerit Dio sambil mewek plus meluk-meluk Denis dan Nisa tanpa berperasaan. Dia meluknya kenceng banget, gak mikir apa kalau akibat pelukannya Denis sama Nisa bisa ambruk di tempat. (XD)

"Hei, apa aku tidak dianggap?" kata Wahyu yang merasa diacuhkan.

"Tentu tidak, kami senang kau tidak apa-apa!" balas Puput segera dengan senyuman kearah Wahyu.

"Dan masih ada dua orang lagi" kata Denis seraya melirik kearah belakang, melihat Rama dan Hery yang berjalan perlahan mendekati.

"Kak Rama!" Puput dan Dio bersama-sama kaget melihat Rama ternyata berada dipihak yang sama seperti mereka.

'Benar-benar diluar dugaan. Bahkan Kak Rama memihak pada Joker' batin Puput setengah tidak percaya, diam-diam Puput menjadi penasaran bagaimana reaksi Michael nanti kalau sampai tahu hal ini.

"Hery sohib gue! Ternyata kita emang ketemu lagi!" kata Dio yang langsung menepuk bahu Hery. Dia seneng bener bisa ketemu lagi sama Hery.

"Kenalin Put, ini Hery. Dia yang menolongku, Angel dan Sam waktu kita terpisah dari kalian semua" kata Dio memperkenalkan Hery pada Puput dan yang lainnya. Hery dengan cepat membungkuk.

"Eh, iya. Rika mana?" tanya Dio celingukan sambil menanyakan sosok Rika. Hery terdiam dan yang lain hanya saling pandang bingung. Tapi tak lama Denis memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya pada Dio.

"Rika sudah game over" balas Denis singkat. Tampak tangan Hery mengepal dengan kencang. Dio yang tadinya senang berubah menjadi murung. Rere, meskipun dia tak mengenal Rika tapi dia juga ikut shock karena sudah ada pemain yang game over.

"Kita harus membalas kekalahan Rika!" kata Dio berapi-api, Hery dan yang lainnya mengangguk cepat. Dan disaat suasana sedang menggebu-gebu, Joker nongol seenak jidat.

"Sudah selesai reuninya?" tanya Joker yang muncul secara mendadak diantara mereka.

"Jo-Joker!" seru yang lainnya kaget melihat penampakan seekor badut yang muncul tanpa terduga.

"Ternyata kalian memang susah diatur. Maka sebagai hukumannya… " kata Joker dengan aura yang udah tak enak.

.

.

.

Beberapa menit kemudian ...

.

"Huh, kenapa kita jadi babu gini!" keluh Dio yang sekarang sedang sukses ngepel lantai di Queen heart castle.

"Ayo-ayo kerja. Kalian tentu tak ingin membuat sang ratu marah kan?" kata Joker yang malah asik minum teh di pinggiran bersama Queen Marie.

Dio langsung diam tak berkata apa-apa, yang bisa dia lakukan hanyalah mengerucutkan bibirnya dengan muka kesal, sama seperti yang dilakukan Rere dan Puput yang ikutan kesal. Rama, Wahyu, Nisa, Denis dan Hery hanya bisa pasrah menerima nasib.

.

.

.

.

.

"Sial, levelku kalah dari bocah ini!" kata Michael sambil mendengus kesal saat mengetahui level Erik yang sudah mencapai 140! Gila juga adiknya si Rey, bahkan level kakaknya sendiri kalah jauh dari sang adik.

"Huh menyebalkan!" dengus Rey cukup keki juga sih dengan Erik yang malah menjadi pamer level dan kesal menerima kenyataan harus kalah level dari sang adik.

"Sebenarnya aku ada kabar buruk … " kata Erik yang sepertinya baru ingat tujuan utamanya mencari Dimas.

"Kabar buruk apa?" tanya Michael penasaran.

"Mugi dan Udin… Mereka game over, maaf Dim. Aku tak bisa menolong mereka." Kata Erik dengan perasaan bersalah, karena saat itu dia berada disana tapi dia tak bisa berbuat apa-apa. Mugi dan Udin sudah dihancurkan.

"Siapa pelakunya!" tanya Dimas yang tak bisa menahan amarahnya lagi.

"Nightmare… " balas Erik memberitahu kalau yang melakukannya adalah Nightmare. Menurut Game, Nightmare adalah seorang prajurit bayangan yang memakai jubah perang dan suka berkeliaran di Halloween town. Prajurit ini merupakan roh penasaran yang tewas.

"Ayo kita cari Nightmare itu dan kita balas!" kata Michael yang berdiri sambil menggebrak meja. Tangannya terkepal kencang tanda bahwa dia sudah bertekad bulat.

"Ayo Kak Mike!" kata Dimas yang juga ikut berdiri.

"Kalian berdua jangan bodoh!" samber Pandu dengan cepat.

"Heh? Apa maksudnya itu Ndu?" tanya Michael, matanya memicing kesal pada Pandu yang masih duduk dengan santai.

"Cobalah untuk berpikir realistis! Sekarang hal yang harus kita utamakan adalah bergabung dengan Puput dan yang lainnya. Lupakan soal balas dendam!" jawab Pandu yang tidak menyetujui sikap Michael yang berniat untuk membalas dendam.

"Yang dikatakan Pandu itu benar" timpal Rey yang sepertinya satu suara dengan Pandu.

"A-aku juga sependapat!" kata Lisa yang memiliki pemikiran yang sama.

"Kalian… Kalau kalian tidak mau biar aku dan Dimas saja yang pergi! Ayo kita pergi Dim!" kata Michael yang langsung meninggalkan tempat duduknya diikuti oleh Dimas. Tapi Pandu segera mengejar dua orang bodoh yang sedang dibakar emosi itu.

"Kau itu bisa berkepala dingin sedikit atau tidak sih!" kata Pandu sambil menahan lengan Michael lumayan kencang.

"Tidak bisa! Minggir kau!" balas Michael yang mendorong Pandu dengan agak kasar.

"Mau jatuh korban sampai berapa lagi? Kau pikir Nightmare bisa kau kalahkan hanya dengan dua orang? Apa kau tidak memikirkan Dimas? Kalau dia sampai game over bagaimana?" tanya Pandu yang akhirnya ikut terbawa emosi.

"Dan kau, Dimas! Jangan mengikuti Michael! Kau mau game over, hah!" Pandu ikut membentak Dimas juga, agar kedua orang itu tahu kalau ini bukan permainan dan melawan musuh sekelas Nightmare bukanlah hal yang mudah.

"Ma-maaf… " balas keduanya yang sepertinya udah bisa sedikit tenang dan mulai berpikir dengan kepala dingin.

"Pokoknya tujuan kita mutlak. Bergabung lagi bersama Puput dan membantunya!" balas Pandu yang kembali ke tempat duduknya.

"Lebih baik saat ini kita memulihkan tenaga kita dulu dan kita berangkat nanti siang" kata Lisa memberi usul yang disetujui oleh teman-temannya.

.

.

.

.

.

"Joker sebenarnya apa hubunganmu dengan Queen Marie?" tanya Rere yang sudah penasaran, sekalian membuktikan apakah history mengenai Joker di game itu benar. Puput yang melihat Rere bertanya langsung dan blak-blakan begitu sampai mengelengkan kepala, dia saja tidak seberani itu.

"Hmm, dia pasanganku di game" jawab Joker singkat, tapi jawaban singkatnya malah membuat gadis berambut hitam itu semakin penasaran.

"Pasangan apa?" mata violetnya berkilat-kilat, menyimpan keingintahuan yang sangat besar.

"Kelihatannya seperti apa?" Joker seperti biasa, dia malah bertanya balik membuat Rere semakin jadi ingin tahu saja.

"Seperti apa ya… " Rere kembali mencerna ingatannya saat berada di Queen heart castle dimana dia dengan yang lainnya jadi pembokat dadakan, dan di pojokan Joker duduk bersama dengan Queen Marie. Apalagi ketika mereka hendak pergi sebuah ciuman lembut sempat mendarat dibibir Joker dan dia membalasnya bukan.

"Seperti, hum … Sepasang kekasih?" jawab Rere sedikit ragu.

"Begitulah" jawabnya datar, benar-benar sikap yang berbeda dari yang dia tunjukkan saat bersama dengan sang ratu.

"Memangnya NPC bisa punya perasaan seperti itu?" tanya Dio penasaran.

"Tergantung dari program NPC itu sendiri" jawabnya lagi tidak mau berpanjang lebar menjelaskan, sepertinya dia malas untuk mengumbar hubungannya dengan sang ratu, entah malas atau malu? Tapi sepertinya NPC seperti dia tidak punya waktu untuk bersikap malu-malu kucing, kan? Dio hanya mengaruk-garuk bingung.

.

.

.

.

.

Di pihak Game Master ...

.

.

"Maaf telah membuat kalian semua lama menunggu" ucap sang GM yang muncul di tengah-tengah para pemain yang memihaknya.

"Sudahlah cepat bicara! Jangan banyak basa-basi, kami malas menunggu!" balas Tama yang sudah kesal karena lama menunggu tanpa adanya perintah.

"Baiklah, kalian bisa melewati teleport di sebelah sana untuk pergi ke tempat tujuan kalian. Dan inti dari tujuan kita adalah, menghancurkan Joker dan juga Puput. Maka semua persoalan akan selesai, kita akan terbebas dari perjanjian yang mengikat kita secara tidak langsung dan Joker akan musnah untuk selamanya, jadi hal seperti ini tidak akan terjadi lagi" kata sang GM sambil menunjuk sebuah teleport berwarna hijau dan menjelaskan maksudnya kembali,

"Menghancurkan Joker tidak semudah yang kau katakan. Akan lebih mudah untuk mengincar Puput terlebih dulu" kata Ical yang sedang bersama dengan Dafa dan Aryo.

"Kalian bisa berpencar dan mencari kesempatan untuk menculik Puput, setelah itu bawa dia kepadaku. Agar Joker yang menjadi urusanku" kata sang GM yang memberi perintah untuk menculik Puput dan sepertinya dia hendak untuk memanfaatkan gadis itu untuk melawan Joker.

"Kalau itu tak masalah!" balas Tranzy yang sepertinya merasa yakin dengan dirinya sendiri.

"Kalau itu sih gampang" sahut Tama langsung menyeringai.

"Kalian bisa memulainya sekarang dan bisa pergi lewat teleport disana, dan kalian bisa memilih mau teleport ke tempat apa" balas sang GM kembali menjelaskan sebuah mesin teleport yang bentuknya mirip dengan lift dan disana terdapat tombol-tombol yang bertuliskan nama-nama tempat yang ada diseluruh Neverland.

Serempak beberapa grup pergi meninggalkan lokasi menuju tujuannya masing-masing.

"Puput… " Anna tampak kebingungan, dia sangat mencemaskan Puput.

"Ann, apakah kita juga pergi?" tanya Andre yang sempat terabaikan oleh Anna.

"Anna, Andre!" Ryu tampak berjalan mendekati bersama dengan Tomi.

"Kalian Ryu dan Tomi, kan? Ada apa?" tanya Anna sambil mengingat kedua orang ini.

"Mau bergabung dengan tim kami?" tanya Ryu langsung tanpa basa-basi.

"Ya, boleh saja. Oh, ya apa rencana kalian?" tanya Anna kepada Ryu dan Tomi yang juga sepertinya tengah bingung.

"Entahlah… " balas Ryu yang sepertinya belum memiliki rencana apapun.

"Bagaimana kalau kita periksa tempat ini? Mungkin kita bisa menemukan sesuatu, kan?" Tomi memberi usul, jiwa bertualangnya memang besar.

"Boleh juga idemu, mungkin saja kita bisa menemukan Daniel atau Jis disini" celetuk Andre yang langsung menyetujui ide Tomi.

"Ayo cepat! Mumpung semuanya sedang pergi!" kata Tomi yang berlari menaiki tangga melingkar yang berada di tengah ruangan tersebut. Mau tak mau Anna mengikutinya meski perasaannya mendadak menjadi tidak enak. Ryu ikut naik sambil bergumam 'dasar bocah' yang ditujukan pada Tomi, sedangkan Andre mengekor di belakang.

Apa yang akan terjadi nanti? Apa mungkin akan terjadi bentrokan antara tim Joker dan tim GM? Dan apakah Anna dan yang lainnya akan menemukan sesuatu?.