Chereads / NEVERLAND / Chapter 8 - HIDE AND SEEK

Chapter 8 - HIDE AND SEEK

Sekarang kita akan kemana?" Denis bertanya  yang sepertinya sudah tak sabar ingin cepat-cepat melaksanakan misi.

"Pertama ke kota Niffelheim, temui Santos" ucap Joker memberi tahu misi pertama mereka.

"Apa? Ke kota Niffelheim? Yang benar saja! Kota itu jauh sekali dari sini!" protes Angel dengan wajah tidak percaya, misi pertama saja mereka sudah harus pergi ke tempat yang jauh.

"Kalau kau mau tetap disini tidak apa-apa" balas Joker yang kemudian langsung berjalan pergi meninggalkan Elf Village.

"Iya-iya, aku ikut!" meski dengan berdecak kesal Angel terpaksa mengikuti Joker, begitu juga dengan yang lainnya. Rombongan itu pergi meninggalkan Elf Village.

"Ke Niffelheim Rey? Tapi buat apa? Bukannya mereka ada di Elf Village?" tanya Michael dengan bingung ketika Rey mengatakan mereka harus ke Niffelheim.

"Emangnya kau tak mengerti juga? Saat ini pasti sudah terepecah menjadi dua kubu, Kubu merah dan kubu biru. Dan aku yakin, kubu Joker saat ini sedang melakukan perjalanan untuk melaksanakan misi pertama mereka" jelas Rey supaya Michael mengerti. Michael hanya manggut-manggut saja, tak tau dia itu mengerti atau asal manggut.

"Terus?" tanyanya lagi masih dengan tampang dodolnya.

"Misi pertama Joker itu ada di Niffelheim!" jawab Rey yang lama-lama emosi.

"Kok kau bisa tau?" Michael masih setia untuk bertanya.

"Aku pernah baca di guide tentang misi Joker. Dan mungkin ada sebagian pemain juga yang udah mengetahui. Udah deh, jangan banyak tanya! Ayo jalan!" balas Rey yang males lama-lama menjelaskan kepada Michael yang masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Dengan cepat ia menyeret Michael untuk jalan. Pandu, Lisa dan Fugo hanya mengikuti dari belakang.

.

.

.

"Baru kali ini aku merasa beruntung terdampar di Halloween town sebelumnya" celetuk Pandu yang kini tengah berdiri di depan sebuah kota bernama Niffelheim.

"Sama, aku juga" balas Michael ikut mengangguk.

"Lalu kenapa kalian masih diam saja?" tanya Lisa dengan memutar kedua bola matanya yang berwarna violet itu.

"Siapa yang diem saja? Ayo maju, Mike!" kata Pandu malah narik lengan baju Naruto plus ngedorong cowok berambut jabrik itu supaya jalan duluan.

"Apaan sih kau! Kau saja dulu lah yang maju!" gantian Michael yang mendorong-dorong Pandu.

"Kok aku sih jadinya yang didorong? Nah, kau saja deh maju, Rey. Tadi yang paling semangat ke sini kan, kau!" kali ini giliran Rey yang di dorong oleh Pandu.

"Kalian pengecut semua!" samber Lisa yang kesal karena sejak tadi mereka tidak jalan-jalan, malah saling dorong-dorongan. Akhirnya gadis itu maju terlebih dulu bersama Fugo.

"Payah kau, Mike! Masa kalah sama Gadis!" Pandu mencibir Michael sambil mengekor di belakang Lisa.

"Apa? Kau juga kali!" samber Michael tak mau kalah, tapi ikut juga ngekor udah sama persis seperti kereta api mereka jalannya.

.

"Oi, Rey. Kita mau kemana sih ini?" tanya Michael yang sudah seram saja dengan suasana kota. Maklum, kota Niffelheim merupakan kota berhantu dan sangat sepi. Ditambah lagi dengan kabut yang menyelimuti kota, membuat bulu kuduk merinding saja.

"Cari Santos" balas Rey yang terus saja melangkahkan kakinya dengan cepat.

Mereka menelusuri jalan berkabut di kota itu, hingga akhirnya mereka tiba disebuah persimpangan jalan dari kota itu. Rey menghentikan langkah kakinya membuat Michael dan yang lainnya juga ikut berhenti.

"Itu dia Santos" kata Rey sambil menunjuk sosok seorang anak berambut hitam jabrik tengah berdiri di bawah tiang lampu jalanan. Tampak anak itu seperti menggunakan penutup mata dibagian mata kanannya.

"Ayo kesana!" kata Lisa yang berjalan lebih dulu menghampiri Santos.

"Halo, apa kamu Santos?" sapa Lisa dengan ramah pada anak itu.

"Iya aku adalah Santos" kata anak itu menjawab dengan wajah yang datar.

"Santos, apa kau tahu sesuatu tentang Joker?" tanya Rey langsung pada anak itu. Sesaat sosok Santos menatap Rey dengan wajah datar tapi kemudian anak itu tersenyum.

"Akan kuberitahu sebuah rahasia kalau kau menemaniku bermain" balas Santos dengan senyuman lebar dan mata yang berbinar.

"Baiklah kami akan menemanimu bermain" balas Rey tanpa pikir panjang lagi langsung menerima permintaan Santos.

"Yay!" Santos langsung melompat girang "Kalian harus menemukan dan menangkapku, kalau berhasil akan kuberitahu rahasia. Ingat kalian harus berhasil sebelum pagi tiba!" kata Santos yang dengan cepat berlari keluar dari persimpangan.

"H-hey!" Pandu terkejut dengan lari anak itu yang begitu cepat.

"Tunggu apa lagi, ayo cepat kejar!" kata Rey yang kemudian berlari kearah larinya Santos. Disusul dengan Michael, Pandu dan Lisa serta Fugo di belakangnya.

.

.

Notice : Hide and seek Opened.

.

.

"Sepertinya ada orang lain yang sedang menjalankan misi pertama" kata Rio sambil memperhatikan tulisan yang melintas di atas kepala mereka semua.

"Siapapun dia, itu artinya kita tidak perlu susah payah untuk mengambil misi pertama di kota Niffelheim" balas Hery merasa lega, itu artinya mereka tidak harus jauh-jauh pergi ke kota berhantu itu.

"Kalau begitu tujuan kita beralih ke Queen Heart Castle dan Toy's City. Kita akan bagi dua tim" kata Joker mengusulkan pada para pemain.

"Apa yang harus kami lakukan di tempat itu?" tanya Steve yang rupanya dia juga ikut bergabung dengan pihak Joker.

"Ke Queen Heart Castle kalian harus menemukan red jewel yang ada di istana itu. Lalu Toy's City cari seorang pembuat topeng bernama Alie" balas Joker menjelaskan masing-masing misi.

"Yang mencari red jewel jangan terlalu banyak, cukup lima orang saja!" kata Rio mengingatkan. Dia khawatir kalau mereka terpisah dalam jumlah yang besar.

"Kalau begitu aku akan pergi kesana!" kata salah seorang pemain berambut pirang dengan model rambut dikuncir dua, mata kuningnya memancarkan semangat yang tinggi.

"Aku juga ikut!" samber Rika yang langsung diketok sama Hery.

"Kau bersama denganku!" katanya sambil mengacuhkan wajah partnernya yang kini tengah memasang wajah masam.

"Aku ikut kesana!" kata Angel yang sepertinya tertarik untuk pergi ke istana itu.

"Aku juga! Karena aku hapal dengan tempat itu, jadi kupikir akan bisa sedikit membantu" kata Reza yang mengatakan dia cukup hapal dengan ruangan-ruangan yang ada di istana itu.

"Aku juga ikut" kata Amel yang ternyata memilih untuk ikut bersama rombongan pencari red jewel.

"Aku juga akan ikut bersama kalian" kata Sinta yang ternyata juga berada diantara tengah-tengah mereka. Sosok gadis ini memang tidak terlihat karena terlalu banyaknya pemain.

"Sinta!" Rio kaget melihat kehadiran Sinta, mendadak wajahnya sedikit memerah saat gadis itu menatapnya.

"Yang akan pergi menuju Queen Heart Castle, segera bergabung denganku" kata Sinta memberi komando. Dengan sigap, Reza, Amel, Angel dan Nana bergabung bersama Sinta.

"Setelah keluar dari hutan ini, kita segera menuju Queen Heart Castle" sambung Sinta yang kemudian memimpin jalan di depan bersama dengan Puput, Joker dan Rio.

.

.

.

"Argh! Anak itu larinya kemana sih? Kenapa cepat sekali hilangnya!" gerutu Michael yang sudah stress lari ke sana-sini tapi tak menemukan Santos.

"Jangan bicara terus Mike, fokus kejar!" kata Rey yang berlari paling depan bersama dengan Pandu.

"Hati-hati, jangan sampai terpencar! Kabut disini sangat tebal!" timpal Lisa mengingatkan supaya mereka waspada.

"Kabut sialan ini menghalangi pandangan mata saja!" omel Pandu yang kesal karena pandangannya terhalang oleh kabut.

"Jangan berhenti Ndu, ayo terus lari!" kata Michael yang kemudian berlari mendahului Pandu yang berhenti.

"Iya-iya sabar sedikit kenapa! Mataku kelilipan!" balas Pandu yang masih berhenti sambil mengucek-ngucek sebelah matanya yang kelilipan.

"Santos, tunggu!" Rey berlari berbelok arah ketika dilihatnya sosok Santos berbelok kesalah satu gang. Michael dan Lisa serta Fugo dengan cepat menyusul.

.

"Ah, sial. Kabut ini benar-benar menyusahkan!" Pandu masih menggerutu sampai pada akhirnya dia menyadari kalau Michael dan yang lainnya sudah tidak ada.

"Lho? Yang lain pada kemana? Michael! Rey! Lisa!" Pandu akhirnya berjalan dengan pelan sambil sesekali meneriaki nama teman-temannya.

.

.

.

"Baiklah, kita berpisah jalan disini. Kalian hati-hati ya" kata Puput yang mengantar Sinta serta lainnya sampai ke depan Queen Heart Castle.

"Terimakasih. Kalian juga hati-hati!" balas Sinta mengangguk cepat.

"Ingat, kalian harus segera masuk ke dalam kalau misi red jewel sudah terlihat" kata Joker mengingatkan agar Temari dan yang lain tidak salah langkah.

"Kami mengerti, jadi tenang saja!" timpal Reza yang tampaknya sangat bersemangat sekali.

"Serahkan saja pada kami! Kalian pergi saja" balas Angel sambil mengepalkan tangannya.

"Kami pergi dulu!" kata Puput dan yang lain. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan kembali.

.

"Michael! Rey! Lisa!" Pandu masih tampak berjalan bingung, sesekali dia berusaha mencari keberadaan teman-temannya.

"Itu… Santos tunggu!" Pandu mengejar sosok yang sekelebat melewatinya dan berbelok kesalah satu tempat.

"Rey, berhenti dulu oi!" kata Michael yang sepertinya baru menyadari tidak ada Pandi di belakangnya.

"Kenapa berhenti?" tanya Rey yang napasnya sudah setengah-setengah.

"Pandu… Pandu tidak ada!" balas Michael sambil menunjuk kearah belakang.

"Aduh, disaat seperti ini, itu anak sempat-sempatnya menghilang lagi!" gerutu Rey kesal, pasalnya sedikit lagi Santos bisa terkejar.

"Mau bagaimana lagi? Kasihan si Pandu kalau sampai nyasar lalu dtelan hantu bagaimana?" Michael malah jadi parno sendiri bayangin temennya diculik sama hantu.

"Biar aku saja deh yang mengejar Santos! Kau dan Lisa lebih baik mencari Pandu, dan kalau berhasil menemukan Pandu tunggu aku ditempat pertama kita beretemu Santos, oke!" kata Rey pada Michael.

"Oke, ayo Lisa! Fugo!" Michael berbalik arah lalu berlari bersama Lisa dan Fugo.

'Aku harus cepat menangkap Santos  sebelum pagi!' batin Rey yang terus memacu larinya berusaha tetap fokus mencari-cari sosok Santos.

.

.

.

"Hah… Hah… " tampak Nisa mulai berjalan dengan pelan, nafasnya sudah tidak kuat.

"Nisa, kau tidak apa-apa?" tanya Denis dengan cemas melihat sepupu perempuannya berwajah sangat pucat.

"A-aku tidak apa-apa, Den… A-ayo kita lanjutkan lagi ja-jalannya" balas Nisa yang sepertinya sedang berusaha menguatkan dirinya sendiri.

"Jangan dipaksakan kalau memang tidak kuat Nis" balas Denis yang tidak ingin sampai terjadi apa-apa pada Nisa, maklum gadis ini fisiknya memang tidak terlalu kuat, selain itu Nisa memang memiliki penyakit asma.

"Joker, apa tidak sebaiknya kita semua istirahat dulu? Kurasa yang lainnya juga pasti lelah" kata Puput yang sepertinya merasa kasihan melihat keadaan Nisa.

"Tapi misi ini harus dilaksanakan secara beruntun tidak boleh menunggu" balas Joker yang sepertinya benar-benar tidak bisa mengerti kondisi saat ini.

"Aku tidak apa-apa Put!" samber Nisa yang kemudian berjalan dengan cepat mendahului Puput, namun Nisa tidak bisa memungkiri kondisinya saat ini. Dia benar-benar sangat lelah, akhirnya hal yang ditakutkan terjadi. Nisa jatuh pingsan.

"NISA!" hampir semua orang berteriak panik saat melihat gadis itu terjatuh.

"Kalian pergi sajalah dulu, kami akan menyusul nanti" kata Denis yang tengah menyanggah tubuh Nisa.

"Kalo begitu, aku sama Rika juga menemani Denis dan Nisa. Berbahaya kalau mereka hanya berdua" kata Hery yang bersimpati pada Nisa.

"Lagipula aku tau kok jalan ke Toy's City, jadi bisa membantu mereka nanti" timpal Rika.

"Kami pasti menyusul kalau keadaan Nisa sudah membaik, jadi pergilah" balas Hery yang kini tengah berdiri disebelah Denis.

"Kami pergi dulu" akhirnya Puput dan yang lain terpaksa meninggalkan Nisa bersama Denis, Rika dan Hery.

"Kalian berdua, terimakasih" ucap Denis kepada Hery dan Rika.

"Sudahlah, jangan sungkan! Kita harus saling bahu-membahu disini!" balas hery sambil menepuk bahu Denis.

.

.

.

"Tertangkap kau!" teriak Pandu girang sambil menangkap sosok yang ia pikir adalah Santos.

"Kak Pandu! HUWAAAAAAA, UNTUNG SAJA KITA BERTEMU DISINI KAKI!" ternyata yang ditangkap Pandu bukanlah Santos melainkan Dimas yang kini sedang menangis sambil jerit-jerit tak jelas.

"Dimas? Sssst! Jangan menangis dong! Cep, cep, cep!" Pandu yang kaget langsung berusaha menenangkan Dimas sambil nepuk-nepuk kepala anak itu dengan penuh kasih sayang (?).

"Tapi aku senang bertemu sama Kak Pandu! Itu artinya aku tak sendirian, hehehehe" kata Dimas yang wajahnya langsung berubah sumringah dengan seketika.

.

"Tapi Kak Pandu, mana yang lainnya? Apa Kak Pandu juga sedang tersesat disini?" tanya Dimas menebak-nebak yang kini sedang ikut berjalan bersama Pandu.

"Enak saja kalau bicara! Aku ini tidak tersesat! Aku justru mencari Michael yang tersesat!" balas Pandu membela diri dengan jurus kibulan.

"Oh, kirain Kakak nyasar!" balas Dimas percaya saja dengan kibulan Pandu. Tak lama muncul Michael bersama Lisa dan Fugo.

"PANDU!" dari kejauhan Michael sudah berteriak dengan kencang, di belakangnya mengekor dua orang lainnya.

"Pandu, syukurlah kami menemukanmu juga!" ucap Lisa yang kini sudah berada tepat di depan Pandu.

"Menemukan? Hooo… Jadi Kak Pandu memang benar-benar tersesat ya?" kata Dimas sambil melirik curiga pada Pandu.

"Heh, diam kau anak kecil!" kata Pandu sambil merangkul leher Dimas dengan tangannya.

"Waaaaa, sakit Kak! Lepaskan aku!" teriak Dimas sambil berusaha melepaskan rangkulan tangan Pandu dilehernya.

"Eh iya, dimana Rey?" tanya Pandu yang baru saja menyadari Rey tidak ada bersama Michael.

"Dia pergi mengejar Santos!" balas Michael dengan cepat.

"Kita juga harus segera membantunya sebelum pagi!" timpal Lisa yang malah menjadi sedikit panik.

"Satu jam lagi pagi, kita harus segera bergegas. Ayo pergi!" Mereka semua segera berlari menyusul Santos.

.

.

.

"Tunggu aku Santos!" teriak Rey yang kini melompat untuk menangkap anak itu, namun usahanya gagal. Santos dengan cepat menghindar dan berlari lagi.

'Cepat sekali larinya… Andai aku bisa … Eh, tunggu dulu, bukankah dalam peraturan di game boleh saja menggunakan skill saat misi! Kenapa tidak dari tadi aku mengingatnya!' batin Rey yang sepertinya ia memiliki akal untuk menangkap Santos.

"Speed Up!" Rey menggunakan salah satu skill boost kecepatan dan segera berlari kencang mengejar Santos.

ZYUUUUUUUNG!

Rey berlari dengan cepat melewati Michael, Pandu, Lisa, Dimas dan juga Fugo. Kelima orang itu berhenti seketika begitu Rey melewati mereka.

"Kakak, tadi itu apa ya?" tanya Dimas dengan rambut yang acak-acakan.

"Yang baru saja berlari itu Rey?" tanya Michael yang kaget dengan rambut yang tak kalah berantakan dari Dimas. Dia sedang berlari dilorong dan berhenti mendadak begitu diliriknya ada seseorang dari kejauhan berlari dengan membabi-buta.

"Sepertinya sih begitu… Iya?" balas Pandu tak yakin yang rambutnya juga ikut berdiri ala landak, dia juga bingung. Beruntung Lisa dan Fugo berlari sedikit kebelakang jadi rambut mereka aman dan tentram.

.

.

Illusion Forest ...

.

.

"Sialan! Kenapa tak ada habisnya sih!" tampak Rika hampir melepaskan Katana miliknya dari genggamannya.

"Oi, Rika! Bertahanlah!" kata Hery yang berada disebelah Rika. Keduanya kini saling bahu-membahu melawan para Dark rabbit yang muncul sesaat setelah Puput pergi meninggalkan mereka.

"Aku juga tau bawel!" omel Rika emosinya naik satu tingkat. "Dasar monster sialan! Gawat nih kalau sampe mati exp-ku akan hilang!" Rika yang sempat-sempatnya nyeletuk gaje.

"Bodoh! Kalau mati kau bakalan hilang!" samber Denis sama Hery barengan. Rika cuma garuk-garuk kepala.

"RAGE!" seketika tubuh Rika diselimuti api berwarna biru.Rage jurus yang mampu meningkatkan kekuatan serangan, kecepatan serta pertahanan dari sang pemakai.

"Bersiaplah kalian monster-monster! Heyaaaaa!" Rika menyerang dengan brutal.

"Black Hurricane!" Hery mengeluarkan jurus area andalannya yang dapat menyerang luas.

'Kurang ajar! Meski yang sebagian sudah kuhilangkan, tapi yang lainnya terus berdatangan. Sebenarnya ada berapa jumlah mereka!' batin Hery yang sepertinya sudah kewalahan sejak tadi mengeluarkan jurus dalam jumlah yang besar dan banyak.

"Oi, Hery! Kau tak apa-apa?" tanya Rika yang sedang bertarung digaris depan.

"Aku tak apa-apa, mending kau fokus saja!" jawab Hery berusaha menyembunyikan kalau dia sudah mencapai batas limit.

"Cih, dasar menyebalkan! Pergi sana!" teriak Rika sambil menebas monster itu satu-persatu.

'Kalau begini terus, kami bisa kalah! Andai ada serangan area lainnya... Denis sedang fokus melindungi Nisa, sedangkan Rika sama sekali tak bisa diandalkan dalam hal sihir' Hery terus memikirkan solusi cara untuk memusnahkan Dark Rabbit yang jumlahnya terus saja bertambah meskipun sebagiannya sudah berhasil ia musnahkan.

'Sudahlah, mau dipikir bagaimanapun percuma' batin Hery sudah pasrah, dia kembali mengeluarkan jurus Black Hurricane.

"Black… Sial! Energiku habis!" kata Hery yang merutuki diri sendiri kenapa disaat seperti ini Energinya  malah habis.

"Time Stop!" seketika monster yang ada disana berhenti dan tidak bisa bergerak sama sekali.

"Dark Rain Shoots!" jurus efek area dengan menggunakan ratusan anak panah yang berwarna hitam, bagi yang terkena anak panah ini, tubuhnya akan terbakar menghitam dan menghilang.

"Kalian berdua ternyata selamat!" kata Denis yang mengenali dua sosok yang membantu mereka.

.

.

.

Disisi lain Rey yang berhasil menangkap Santos.

.

.

.

"KENA KAU! YESSS!" Rey berteriak girang setelah berhasil menangkap Santos.

Tak lama kabut di kota itu menghilang dan pagi datang menjelang.

Notice : Hide and seek complete.

"HOREEEEE!" teriak hampir seluruh pemain dengan senang begitu dilihatnya misi pertama selesai.

Siapa kedua orang itu? Dan bagaimana dengan Quest yang sedang dijalani Michael dan kawan-kawan?.