"Bertaruh? Apa maksudnya dengan bertaruh?" tanya Denis yang saat itu berada di posisi paling depan bersama dengan Dio dan juga Rio.
"Jangan main-main ya! Bilang mau bertaruh segala! Kau pikir ini permainan!" omel Rika langsung sewot.
"Tahan Rika!" Hery berusaha menahan temannya yang sudah bersiap memegang Katana untuk menyerang. "Kita dengarkan dulu apa yang mau dia katakan" sambung Hery lagi agar suasana menjadi tenang.
"Ceh… " Rika akhirnya diam dan memasang kembali Katana-nya.
"Cepat katakan pada kami, apa maksudnya dengan bertaruh?" ucap Reza yang sudah tak sabaran mau mendengar penjelasan dari sang Game Master. Entah mengapa firasatnya mengatakan ada 'sesuatu' yang direncanakan sang GM.
"Seperti yang kalian semua ketahui, seratus kartu Joker akan menciptakan legenda menjadi kenyataan. Dimana Joker akan muncul dan menemani orang yang berhasil mengumpulkannya masuk kedalam dunia mimpi Neverland" ucap sang GM yang sama sekali tidak dimengerti oleh semua pemain yang berkumpul disana, masing-masing dari mereka berusaha mencerna apa yang sebenarnya mau dikatakan sang GM pada mereka. "Dan, pemain yang bernama Puput itu yang berhasil mengumpulkannya!" kali ini sang GM menunjuk Puput yang berdiri di sisi kiri bersama Anna dan Nisa serta Amel. Otomatis semua tatapan kini tertuju pada Puput.
"Dari mana kau bisa tau kalau Puput yang berhasil mengumpulkan kartu Joker?" tanya Dio dengan tampang idiot.
"Dio, Kau bodoh! Sudah jelas lah, dia kan GM. Semua yang dilakukan pemain tentu saja dia tau!" samber Angel langsung memijit kening plus malu kenapa Dio sangat bodoh tak bisa milih-milih tempat dan waktu.
"Sssst, kalian berdua berisik!" omel hampir seluruh orang yang sedang berkumpul disana, membuat Angel jadi malu sendiri.
"Sudah, kembali ke intinya saja!" sambar Rio yang akhirnya merasa kalau GM ini terlalu berbelit-belit.
"Beranikah kalian mempertaruhkan nyawa kalian di tangan Puput?" pertanyaan yang dilontarkan sontak membuat semua para pemain saling bertatapan. Pandangan bingung, cemas dan takut semuanya bercampur menjadi satu.
"Tunggu dulu! Kenapa kami semua harus mempertaruhkan nyawa kami di tangan Puput?" protes Tranzy yang ternyata ikut terhisap juga. Dia berada diantara kerumunan para pemain lainnya.
"Jangan bodoh! Sudah jelas kan, Puput yang mendapatkan kartu Joker. Dan sekarang dia harus menyelesaikan Quest Joker adventures untuk menyelamatkan kita semua! Kalau dia sampai gagal habislah kita!" kata seorang pemain yang namanya sudah cukup lama dikenal diantara pemain lainnya, Dio yang kelihatannya sudah mengetahui maksud dari pembicaraan si GM.
"Itu benar sekali" balas sang GM dengan santai, sedangkan para pemain lainnya mulai berbisik-bisik.
"Bagaimana kalau kita panggil saja Joker untuk menjelaskan Put, kau tidak keberatan untuk memanggil Joker kehadapan kami semua bukan?" lanjut sang GM yang meminta Puput memanggil Joker.
"Tidak apa-apa, lagipula aku juga ingin mendengar penjelasan darinya" Puput mengangguk setuju dan segera memanggil Joker. Tak lama yang dipanggil pun datang.
.
.
"Kau memanggilku Put?" tanya Joker yang kini sudah muncul dihadapan Puput dan yang lainnya.
"Joker, tolong jelaskan pada kami semua. Apa benar kau yang membuat kami semua masuk kedalam permainan? Dan apakah benar bagi yang telah mengumpulkan 100 kartu Joker harus menjalankan semua misi darimu?" tanya Puput panjang lebar, mungkin pertanyaan itu juga yang hampir memenuhi semua pikiran dan benak pemain lainnya.
Joker terdiam sejenak dan sesaat dia menatap sang GM seolah meminta persetujuan darinya.
"Jelaskan pada mereka, aku juga ingin tau" ucap sang GM seperti memberi isyarat.
"Akan kuberitahu" ucap Joker membuat wajah semua orang menjadi tegang sambil menatapnya.
"Yang berhasil mengumpulkan 100 kartu milikku harus menjalankan semua misi dariku, dan kalau berhasil menyelesaikannya kalian bisa kembali pulang" sambung Joker dengan santai.
"Tapi pastinya tidak semudah itu kan?" celetuk Rio dengan perasaan tidak enak.
"Puput bisa menyetujui perjanjian denganku atau dia bisa juga tidak melakukannya, semua itu tergantung pada Puput sendiri. Kalau dia bersedia maka petualangan misi akan segera dimulai" sambung Joker menegaskan kalau nasib mereka semua berada pada keputusan Puput.
"Dan kalau aku tidak setuju bagaimana?" tanya Puput ingin tahu apa yang akan dijawab Joker.
"Kau bisa bergabung dengannya dan menghancurkanku. Tapi kalau kau tidak bisa menghancurkanku, kau akan selamanya berada disini" jawab Joker sambil menatap ke arah GM.
"Katakan pada mereka apa yang terjadi kalau sampai Puput gagal dalam menyelesaikan misimu" sambung GM yang mendadak membuat suasana menjadi mencekam.
"Kalian akan terjebak di dalam Neverland, dan untuk keluar, kalian harus menunggu pemain lain yang berhasil menyelesaikan misi dariku lagi" ucap Joker dengan tenang, tapi tentu hal ini membuat pemain lainnya tidak bisa tenang.
"Itu sama saja!" gerutu Rio dengan sebal.
"Yang benar saja! Apa tidak ada cara lain untuk keluar dari sini? Yang lebih mudah misalnya?" Reza kembali kesal, dia sampai memukul pohon yang ada di dekatnya.
"Cara itu tentu ada, bukankah aku sudah bilang. Kalian bisa bergabung denganku dan menghancurkan Joker" kata sang GM dan membuat perhatian semua pemain beralih lagi kepadanya.
"Kalian tinggal menghancurkan Joker, maka kutukan itu akan berhenti, dan kalian semua bisa kembali ke dunia kalian" jawab sang GM melanjutkan dengan mengatakan kalau Joker harus dimusnahkan dari Neverland. Kini semua pemain menatap Joker yang masih berdiri dengan tenang di sebelah Puput.
"Kalau kalian menghancurkanku, ada kemungkinan dua orang yang mungkin berada di dalam game ini ikut hancur dan tidak diketahui keberadaannya, selain itu hasilnya akan sama saja kalau kalian tidak sanggup mengalahkanku" balas Joker dengan sedikit meremehkan.
"Sok yakin sekali kau!" Tama kembali emosi dan menatap kesal pada Joker.
"Dua orang? Maksudmu, kau tau dimana Jis dan Daniel?" tanya Puput kali ini sudah tidak bisa menahan lagi rasa ingin tahunya mengenai keberadaan dua orang temannya yang menghilang.
"Daniel ya? Puput kalau kau ikut denganku akan kuberitahu dimana Daniel" ucap GM dengan cepat sebelum Joker sempat menjawab pertanyaan Puput.
"Daniel? Kau tau dimana Daniel?" tanya Puput pada GM, dia benar-benar bingung mana yang benar, dia merasa seperti di ombang-ambingkan.
"Buatlah keputusanmu, percaya padaku atau kau ikuti Joker" kata sang GM membuat kepala Puput semakin pusing saja.
"Hey, apa ini?" tanya Dio yang terkejut melihat tangannya terikat dengan dua buah gelang, satu berwarna merah dan satu berwarna biru.
"Gelang itu akan menjadi takdir kalian di Neverland. Di mulai dari kau Puput" GM kini sedang menunjuk Puput yang masih kebingungan untuk memutuskan. "Bagi yang memihak ku, cabut gelang berwarna merah, tapi bagi yang memihak pada Joker, cabut gelang berwarna biru" sambungnya lagi menjelaskan maksud dari kedua gelang yang muncul di masing-masing pergelangan para pemain.
"Put, percayalah padaku" kata Joker secara tiba-tiba.
'Aneh, kenapa setiap tindakan yang dilakukan Joker selalu mengingatkanku pada Jis' batin Puput yang merasa familiar dengan gerak-gerik Joker.
"Tak usah terburu-buru, akan kuberi waktu satu jam untukmu berpikir begitu juga dengan yang lainnya. Setelah satu jam kita berkumpul lagi disini" kata sang GM yang kemudian sosoknya menghilang.
.
.
"Haaaah, pilih mana ya? Benar-benar membingungkan!" celetuk dari para pemain yang ikut bingung.
"Kalau pilih GM belum tentu benar juga, bagaimana kalau ternyata dia berbohong? Kalau Daniel sebenarnya tidak ada padanya? Lagipula kalau tidak bisa mengalahkan Joker bagaimana?" Rio tampak ikut berpikir keras, memikirkan kemungkinan Daniel pasti ada diantara GM atau Joker. Kalau memilih GM dan ternyata Daniel ada pada Joker, itu berarti Daniel akan ikut hilang bersamaan dengan hilangnya Joker. Dan kalau memihak pada Joker kalau sampai mereka kalah, mereka akan menghilang semua dan Daniel yang bersama GM juga hilang.
"Benar-benar pilihan yang sulit" ucap Denis yang juga ikut bingung sama seperti Rio. Jauh dari dalam hatinya dia tidak bisa mempercayai Joker. Selain itu taruhan yang mereka lakukan satu banding semua, dimana nyawa mereka dipertaruhkan untuk Daniel. Dan Puput harus memutuskan.
.
.
.
"Aku pilih Joker" kata Rey yang saat itu sudah sadar dan juga tengah menyaksikan hadirnya GM dihadapan mereka juga beberapa saat yang lalu.
"Kau yakin?" tanya Michael yang heran cepat sekali Rey memutuskan untuk berdiri dipihak Joker. Bukankah selama ini Joker merupakan NPC dengan peran antagonis di Neverland? Buktinya sekarang mereka semua terdampar dan harus melakukan pertaruhan yang berbahaya ini karena Joker.
"A-aku rasa… Aku juga akan berpihak pada Joker… " Lisa yang ternyata ikut memilih Joker, meski masih tampak keraguan diwajahnya.
"Baiklah, kalau kalian memilih Joker. Aku akan milih Joker juga!" jawab Michael yang langsung melepaskan gelang berwarna biru.
"Kau itu bodoh atau apa? Jangan membuat keputusan tanpa berpikir panjang dulu Mike!" kata Pandu yang tak habis pikir melihat Michael semudah itu terbawa arus.
"Loh, memangnya kenapa?" tanya Michael dengan polosnya.
"Argh! Terserahlah!" Pandu setengah berteriak frustasi melihat sikap Michael, tapi pada akhirnya pemuda penyuka anjing itu juga memilih berpihak pada Joker.
"Nah, itu baru namanya teman!" Michael dengan senang menepuk punggung Pandu sambil nyengir lebar. Pandu tidak membalas, dia hanya cemberut kesal.
.
.
.
'Pilihan yang sulit… Apa benar Daniel ada pada GM?' Riko juga tampak berpikir keras. Pandangannya menerawang kearah langit malam yang saat itu dipenuhi bintang (saat itu ia berdiri digeladak kapal).
"Sudah pasti aku pilih GM! Aku tidak bisa percaya pada NPC semacam itu!" celetuk seorang gadis berambut merah yang sedang melepas gelang berwarna merah."Lagi pula, biru itu lambang Jis! Aku yakin pilihanku sudah paling benar!" sambungnya lagi yang sekarang malah menciumi gelang warna biru miliknya.
"Karena Karin sudah pilih GM, Sepertinya kita juga harus sepakat!" sambar pemuda berambut biru pucat yang ada disebelah gadis bernama Karin itu.
"Setuju!" kata seorang pemuda lainnya yang berambut orange dan juga ikut melepas gelang warna merah.
'Yang diucapkan gadis tadi… Apakah ini symbol? Biru berarti Jis dan Merah artinya Daniel?' Riko kembali berteka-teki sendiri sambil memikirkan hal-hal kecil seperti tadi.
.
.
.
"Aku akan memilih Joker!" Puput berkata dengan mantap tanpa keraguan, dia yakin dan percaya pada Joker.
"Kalau begitu kami semua akan mendukungmu Put!" kata Dio bersemangat dan sepertinya, semua teman-temannya ikut mendukung keputusan Puput. Angel mengangguk cepat menyetujui perkataan Dio.
"Yah, mau dipikirkan seperti apa kita tidak akan tau kalau tidak mencoba" kata Rio yang ikut melepas gelang berwarna biru.
"Kau benar" sambar Denis yang juga mengikuti tindakan Rio. Perlahan Nisa, Amel dan Sam juga mengikuti.
"Ann bagaimana denganmu?" tanya Nisa yang melihat sejak tadi Anna hanya diam saja.
"Maafkan aku Put... " kata Anna secara tiba-tiba, dia berdiri lalu mencopot gelang berwarna merah.
"Anna..." Puput tak bisa berkata apa-apa melihat gadis itu memihak pada GM.
"Kau ini bagaimana sih Anna? Kupikir kita semua sudah sepakat!" ucap Angel yang terlihat kecewa dengan pilihan yang diambil Anna.
"Aku tau, karena itu aku meminta maaf! Aku yakin Daniel ada pada GM, karena dia pasti mengetahui semua pemain yang bermain kan? Selain itu, kemungkinan besar Jis juga ada bersamanya! Aku sampai kapanpun tidak bisa percaya pada Joker. Bukankah dia penyebab semua ini!" ucap Anna mengeluarkan semua pendapatnya dengan sedikit emosi.
"Yang dikatakan Anna ada benarnya" sambung Sam yang ikut membenarkan pendapatnya mengenai sosok GM.
"Put, meski jalan kita berbeda. Aku tidak akan pernah menjadi musuhmu. Aku janji akan membawa Daniel dan Jis kalau mereka memang ada pada GM" kata Anna sambil menepuk bahu Puput.
"Kalau begitu, aku juga akan ikut Anna" ucap Andre yang tanpa terduga melepaskan gelang berwarna merah.
"Andre, kau jangan bodoh! Kau tak harus mengikutiku!" balas Anna terkejut dan jadi merasa tidak enak.
"Bukan begitu... Selama ini aku selalu mengikuti Rio, tapi untuk kali ini... aku ingin mengikuti kata hatiku sendiri" balas Andre dengan mantap
"Selain itu, kalau tak ada aku siapa yang menjaga Anna?" balasnya lagi sambil nyengir ke Anna dan yang lainnya.
"Terserah kalian saja lah" balas Rio cepat sambil mendesah pelan "Tapi kalian harus berhati-hati" gumamnya dengan pelan, tapi masih cukup terdengar oleh keduanya.
"Baiklah, sampai jumpa lagi semuanya... " balas Anna yang kemudian pergi bersama Andre.
.
.
.
"Hey, kalian berdua kenapa diam saja? Ayo perlihatkan padaku tangan kalian!" tampak Reza sedang memaksa kedua temannya untuk menunjukkan tangan mereka.
"Eh, apaan sih?" Tama tampak sedang menyembunyikan kedua tangannya dibalik punggungnya.
"Itu rahasia Za!" timpal Tomi yang melakukan tindakan yang sama seperti Tama.
"Kenapa kalian jadi main rahasia-rahasiaan sih?" tampak Reza sedikit kesal dengan sikap kedua temannya.
"Pokoknya rahasia!" jawab keduanya kompak.
"Ah, kalian curang!" Reza langsung cemberut, tapi dia tidak kehabisan akal. "Kaze bantu aku!" kata Reza meminta Kaze membantunya.
"Baiklah tuan" jawab Kaze dan dengan cepat Kaze melompati Tama dan Tomi, Kaze kini berada di belakang mereka.
"Ah, kau curang Za!" kata Tama yang kini tengah tergantung (posisinya dia sedang diangkat oleh Kaze tangan kanannya, Tomi juga diangkat tangan kirinya).
"Jadi kalian memilih GM?" tanya Reza, raut wajahnya berubah kecewa.
"Maafkan kami Za... " balas Tama dengan perasaan tidak enak.
"Sama seperti Anna, kami lebih percaya pada GM. Aku yakin, Daniel itu pasti selamat dan ada pada GM. Karena GM master dari game ini kan" timpal Tomi yang ternyata sependapat dengan Anna.
"Hmph, suka-suka kalian saja deh!" balas Reza Kesal dan langsung membuang muka.
"Maaf sekali lagi ya, tapi seperti Anna. Kami tidak akan pernah menjadi musuh kalian!" ucap Tomi sambil membungkuk maaf bersama dengan Tama.
"Kami pergi dulu, semoga kalian beruntung!" ucap Tama yang kini pergi bersama Tomi.
.
.
.
1 jam berlalu...
.
.
.
"Hery, Rika!" Dio memanggil kedua teman barunya itu dengan semangat.
"Kalian pilih siapa?" tanya Angel ingin tau, berharap kedua orang itu berada disisi yang sama seperti mereka.
"Hehehehe jelas Joker!" balas keduanya sambil menunjukkan gelang berwarna merah yang menghiasi pergelangan tangan mereka.
"Hebat!" seru Dio yang juga ikut memamerkan gelang warna merahnya.
"Kenapa kalian pilih Joker?" tanya Sam ingin tau apa yang ada diotak kedua orang itu.
"Udah jelas, kan. Kita anti GM!" jawab keduanya kompak yang ternyata sejak awal bermain mereka sudah menjadi anti GM.
.
Tak lama muncul GM di tengah-tengah mereka...
.
"Baiklah yang berpihak padaku silahkan berdiri didekatku" kata sang GM yang sudah muncul kembali. Dengan cepat para pemain yang berpihak pada GM segera berkumpul menjadi satu.
"Puput bagaimana dengan keputusanmu?" GM bertanya langsung pada Puput.
"Aku memilih berada dipihak Joker, dan aku juga akan menemukan Jis serta Daniel!" jawab gadis itu dengan wajah serius.
"Kalau begitu semua nasib kalian ada ditangan Puput" kata sang GM yang terdengar kecewa dengan keputusan Puput.
"Apa? Itu berarti meski kami memihak padamu, kami akan tetap lenyap kalau sampai Puput gagal?" protes seorang cowok berambut silver yang tampak tidak terima.
"itu benar, tapi masih ada cara lain. Kalian bisa melenyapkan orang yang membuat perjanjian dengan Joker, maka kalian akan terbebas" balas sang GM yang ternyata ada cara lain dengan cara melenyapkan Puput.
"Tidak mungkin... " gumam Anna tampak terkejut dengan pernyataan GM baru saja, dia menoleh kearah Puput dengan tatapan sedih dan kecewa.
"Anna... " Puput juga menatap Anna dengan tatapan sedih.
"Sudah cukup penjelasannya!" kata GM sambil menepuk tangannya sendiri.
"Gelangnya berubah!" Reza melihat gelang warna merah ditangannya kini berubah seperti menjadi sebuah jam tangan (dengan ukuran yang lebih besar dan memiliki layar kecil).
"Apa ini?" tanya Denis yang sepertinya merasa kurang nyaman dengan benda yang menempel ditangannya.
"Itu hanyalah alat untuk pengaturan. Disitu akan terlihat life point yang kalian miliki" jawab sang GM menjelaskan angka-angka yang muncul dilayar kecil itu.
"Life point? Apa maksudnya ini? Coba jelaskan pada kami sekarang juga!" balas Tranzy yang bingung.
"Life point akan menjadi penentu hidup kalian disini. Setiap pemain yang terkena serangan lawan akan mengurangi life point kalian dan tentu life point bisa ditambahkan juga, sama seperti dalam game" jawab sang GM menjelaskan maksud dari life point tersebut.
"Jangan katakan kalau life point kami mencapai angka nol, maka kami akan mati?" pertanyaan Rio membuat bulu kuduk semua orang disana berdiri, mereka takut dengan kenyataan yang akan diucapkan oleh GM.
"Itu benar sekali" jawab GM dengan enteng.
"Di dalam layar itu kalian juga bisa memilih sepuluh skill yang akan kalian gunakan nanti. Dan bagi yang sudah pernah mengeluarkan jurus sebelum ini, maka jurus itu akan secara otomatis menjadi jurus kalian" GM kembali memberi penjelasan lainnya. Para pemain penasaran dan memencet tombol lainnya yang memang ada. Benar saja setelah tombol ditekan muncul infromasi mengenai skill-skill yang mereka miliki persis seperti skill yang karakter mereka miliki di game.
"Kuberi waktu 10 menit untuk memilih" ucap sang GM yang memberikan waktu yang singkat bagi para pemain untuk memilihnya.
.
10 menit kemudian ...
.
"Ini yang terakhir" kata GM yang kemudian mengangkat tangannya keatas, tampak ada cahaya yang berkilat dari tangannya.
"Wow hebat!" seru Reza girang melihat tongkat sihirnya berganti persis seperti senjata milik karakternya di game.
"Keren, Katana milikku berubah!" Rika yang lompat-lompat, nyaris anak ini kecebur kolam, untungnya ditarik Hery.
"BODOH! Tidam usah norak!" kata Hery geleng-geleng.
"Semua sudah selesai, untuk tim Joker silahkan pergi terlebih dulu, kami akan menunggu waktu yang tepat untuk mengalahkanmu" ucap GM yang kemudian menghilang bersama dengan para pemain lainnya.
"Mereka sudah pergi... " Puput tampaknya masih tidak rela melihat Anna pergi dan berpihak pada GM.
"Hey, Joker. Misi apa yang harus kami jalankan?" tanya Rio yang langsung membuka topik pembicaraan.
"Lost child" jawab Joker dengan singkat.
"Tolong lebih diperinci lagi" Dio berbicara sambil menggaruk-garuk punggungnya yang gatal.
"Misi ini mudah, kalian tinggal menemukan anak-anak yang jiwanya tersesat di dalam game ini dan mengembalikan jiwa mereka" balas Joker dengan sedikit memperjelas inti dari misi tersebut.
"Bagimu mudah, tapi belum tentu bagi kami" balas Rio kembali menggerutu.
"Sudahlah, lebih baik segera dilaksanakan. Bagaimana kita bagi menjadi dua tim?" kata Hery yang sudah jenuh berdiri lama-lama disana, dia ingin segera menikmati petualangan di dalam game tersebut dan mencoba skill yang sudah ia pilih.
"Dibagi jadi beberapa tim saja!" ucap Angel dengan semangat.
.
.
.
.
.
"Ayo kita susul mereka" kata Rey yang mencoba bangkit dari tempat tidurnya.
"Rey, jangan memaksakan diri! Kau harus istirahat selama dua atau tiga hari!" balas Lisa yang memegangi Rey.
"Aku sudah sembuh, selain itu kita tak boleh membuang waktu terlalu lama. Kita juga harus segera membantu dan bergabung!" balas Rey dengan keras kepala. Dengan cepat dia berdiri dan menarik yang lainnya untuk pergi.
Misi apa yang akan mereka jalani? Apakah akan jatuh korban?.