Chereads / NEVERLAND / Chapter 6 - GAME MASTER

Chapter 6 - GAME MASTER

Akhirnya Puput dan yang lain sampai juga di Elf Village. Disana ternyata sudah menunggu Denis, Nisa dan Amel, juga terlihat beberapa orang lainnya yang sudah berkumpul disana.

"Itu Puput dan yang lainnya!" teriak Amel dengan senang sambil menunjuk Puput yang baru saja datang bersama yang lainnya.

"Syukurlah mereka selamat" Nisa berkata lega sambil tersenyum.

"Nisa, Amel!" Puput ikut tersenyum lega begitu melihat teman-temannya tidak apa-apa.

"Ku pikir kalian bersama Michael dan yang lainnya" samber Denis cepat yang ikut datang menghampiri.

"Denis! Ah, tidak. Di jalan aku hanya bertemu dengan Anna, Rio dan Andre" balas Puput yang langsung menunjuk Anna dan Andre yang tertidur dengan cara di rangkul Joker dengan kedua tangannya.

"Oh… Begitu" sahut Denis dengan sweatdrop berkepanjangan melihat Anna dan Andre yang tertidur dengan posisi seperti itu tapi masih bisa pulas.

"Ayo cepat masuk, ada yang mau kami kenalkan pada kalian!" kata Amel bersemangat dan membawa Puput beserta yang lain untuk mengikutinya.

.

.

Amel membawa Puput dan yang lain ke suatu tempat di desa itu.

"Wah, indah sekali" gumam Puput mereka melewati air terjun dan masuk ke dalam goa yang ada di balik air terjun tersebut.

"Ayo masuk!" ucap Amel menyuruh Puput dan yang lain untuk masuk.

"Siapa mereka?" tanya Rio ketika melihat di dalam sudah tampak ada beberapa orang yang sedang asik duduk mengobrol di tengah perapian.

"Yo! Perkenalkan Namaku Reza!" salah seorang anak cowok yang menyadari kedatangan Puput dan yang lain segera berdiri dan menghampiri sambil memperkenalkan diri. Cowok itu memiliki rambut panjang lurus berwarna abu-abu, juga demikian dengan matanya yang berwarna abu-abu.

"Pasti murid Zuna!" samber Rio sok tau.

"Kok tau?" tanya Reza bingung, padahal dia belum memberitahunya. Benar-benar hebat, tak salah deh kalau Rio dijuluki anak jenius, pikir Reza kagum.

"Iya lah, rambut kau tuh! Mengikuti sang guru! Model banci!" jawab Rio seenak jidat yang langsung di takol sama Reza.

BUAGH!

"Kurang ajar! Menghina orang seenaknya, baru saja kenal! Masa di bilang banci sih, ih emangnya aku cowok apaan!" bales Reza malah jadi ngondek beneran sampai akhirnya dia di tabok sama teman yang berada di sebelahnya agar Reza sadar.

"Tidak usah berubah jadi ngondek beneran juga kale! Enek liatnya! Udah jangan peduliin dia", kata cowok yang barusan nampol Reza sampai nyusruk ke luar goa. "Kenalin namaku Ryu!" kata anak cowok itu memperkenalkan dirinya.

"Hey, jangan berdiri disana saja! Ayo kemari semuanya!" sapa seorang anak cewek dengan rambut ikal sepunggung berwarna biru cerah dan memiliki bola mata cerah berwarna orange.

Puput dan yang lain segera mendekati anak perempuan itu yang sedang duduk sambil menghangatkan diri di perapian.

.

.

"Huwah… Akhirnya sampai juga!" kata Angel yang baru sampai di Elf Village, tampak gadis itu segera mengambil nafas dalam karena kelelahan.

"Payah nih! Kau harus semangat, ayo semangat!" kata Dio yang sepertinya masih semangat, dia malah berapi-api menyemangati Angel yang sekarang memasang wajah –WTF- ke arah Dio.

"Kau berisik sekali Dio!" omel Angel yang sedikit risih dengan sikap Dio.

"Kalian berdua tenanglah!" ucap Sam sedikit memerintah, meminta kedua temannya untuk diam.

"Lihat sekeliling kalian" samber Hery agar Angel dan Dio sadar dengan keadaan saat ini. Semua mata memandangi mereka dengan aneh, mereka pasti para pemain yang juga ikut terhisap ke dalam permainan.

"Sudahlah, ayo jalan" kata Hery melangkah masuk di ikuti Angel, Dio dan Sam.

.

Mereka berempat akhirnya memilih salah satu kolam besar dikelilingi batu yang berada dipojok desa.

Disekitar kolam itu terdapat air terjun ukuran mini setinggi betis orang dewasa yang tampak mengelilingi pinggiran kolam tersebut, serta dedaunan besar-besar yang menyeruak lebar dari pinggiran kolam.

"Kalian bertiga tunggu disini, aku mau keliling untuk mencari informasi" kata Hery yang kemudian pergi meninggalkan Angel dan yang lain.

.

"Sepertinya Michael, Puput dan yang lainnya belum sampai kemari" kata Angel ia memperhatikan satu-persatu orang yang berada disekitarnya.

"Belum tentu, siapa tau mereka sudah sampai dan berada di suatu tempat dari desa ini" balas Sam. Tak lama pemuda itu berdiri.

"Kau mau kemana Sam?" tanya Angel.

"Aku mau melihat keadaan sekeliling dulu" balas Sam cepat.

"Aku ikut!" samber Dio yang tiba-tiba ikut berdiri dan menghampiri Sam yang sudah berjalan beberapa langkah.

"Kalau begitu aku juga ikut!" balas Angel ikut berdiri dan hendak keluar dari kolam (mereka duduk di atas batu-batu yang ada di kolam itu).

"Tidak usah. Kalian berdua tunggu disini saja, kalau Hery kembali nanti dia bingung mencari kita. Aku pergi tak akan lama" jawab Sam yang sepertinya lebih nyaman untuk berkeliling sendiri daripada dia dibuntuti dua orang yang tak bisa diam.

"Ya, sudah. Tapi kalau kau bertemu yang lainnya segera kemari!" akhirnya Angel dan Dio mengalah, keduanya memilih untuk menuruti kata-kata Sam.

"Ck, kenapa kita harus terdampar di kota paling asing seperti tadi sih!" teriak Michael frustasi sambil jambak-jambak rambut seperti orang gila.

"Berisik!" samber Pandu kesal, dalam hati dia juga merutuki kenapa mereka harus jatuh ke Halloween Town, tempat paling ujung yang letaknya jauh dari Elf Village.

"Mau bagaimana lagi coba? Emangnya kau bisa memilih mau jatuh dimana?" dengus Riko ikut emosi, ketiga orang itu terus berceloteh sampai akhirnya kegiatan mereka dihentikan oleh seseorang yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka.

"Apa disini ada yang bernama Rey?" tanya seorang wanita berambut biru gelap, dia memakai jubah hitam dengan corak yang aneh, dan tampak wanita itu memiliki sayap di belakangnya.

"Aku yang bernama Rey, Ada apa?" jawab sekaligus tanya Rey pada wanita itu.

"Kalau begitu, serahkan kartu Joker padaku!" balas wanita itu dengan galak.

"Apa? Aku tidak punya kartu Joker!" jawab Rey merasa ada yang aneh, kenapa dia dikira memegang kartu Joker sedangkan kartu itu sudah berada ditangan Sakura, tapi itu artinya wanita (atau NPC lebih tepatnya) yang berada di depannya ini mengetahui kalau sebelumnya kartu Joker memang ada padanya, tapi tidak tau kalau kartu-kartu tersebut sudah berpindah tangan. Itu artinya wanita itu mengetahui informasi hanya setengah, tapi yang jadi masalah siapa yang membocorkan rahasia itu.

.

"Baiklah kalau kau tidak mau memberitahu… Akan ku paksa dengan cara kekerasan! Butterfly Shuriken!" wanita yang sepertinya tidak sabar langsung mengeluarkan teknik Butterfly Shuriken miliknya. Ribuan kupu-kupu kertas melayang cepat dalam jumlah banyak menyerang Rey yang saat itu belum siap.

"ARGH!" Rey yang terkena jurus itu terpental cukup jauh.

"Rey!" Michael dan yang lainnya langsung menghampiri Rey yang kini tubuhnya penuh dengan luka sayatan akibat serangan wanita NPC itu.

"Masih tidak mau bicara, eh?" wanita NPC itu turun dan berjalan dengan gaya yang sombong lalu menyeringai seram.

"Kau! Beraninya kau melukai temanku!" tunjuk Michael sengit kepada wanita NPC itu.

"Itulah akibatnya kalau dia tidak melakukan apa yang ku katakan!" jawab wanita NPC itu seenaknya dengan tatapan meremehkan pada Michael.

"Aku, akan melawan dan mengalahkanmu!" tantang Michael lalu ia mengarahkan tinjunya kearah wanita NPC itu.

"Fugo, lindungi Rey!" perintah Lisa meminta Fugo melindungi Rey yang masih terkapar tak berdaya.

"Ayo maju Pandu, Riko!" kata Michael berkata pada Pandu dan Riko untuk maju menyerang.

"Ayo!" balas keduanya yang kemudian masing-masing mengeluarkan skill yang biasa mereka gunakan dalam game. Sedangkan Lisa berdiri di garis belakang memulai berkonsentrasi untuk menciptakan Magic field.

"Fox Strike!" serangan pukulan fisik dari Michael dengan mengeluarkan kekuatan fisik sepenuh tenaga, pukulannya berpusat pada kepalan tinju yang memancarkan cahaya merah dan dapat mendorong musuh ke belakang.

"Demon Slash!" sama seperti serangan Michael, jurus ini adalah jurus Pandu yang menyerang musuh dengan cakaran beracun miliknya, serangannya tidak terlalu besar namun bila musuh terkena serangan ini, musuh akan terkena efek bleeding dimana darah dari lawan akan terus-menerus berkurang dalam jumlah besar selama lima menit.

Tapi wanita itu jauh lebih cepat menghindari serangan dari Michael dan Pandu, tentu tidak semudah seperti yang mereka kira. Karena disini mereka harus benar-benar berlari dan menyerang, tidak seperti dalam game dimana mereka tinggal klik lalu semuanya beres.

"Ck, meleset!" desis Pandu kesal, tapi dia masih belum mau menyerah. Pandu kembali menyerang, tetapi dia kalah cepat.

"Butterfly Shuriken!" sekali lagi wanita berambut biru itu mengeluarkan jurus yang sama dan kali ini diarahkan ke arah Pandu.

"ARGHHH!" Pandu terkena serangan wanita itu, tubuhnya tercabik-cabik oleh ratusan kertas yang berbentuk kupu-kupu menyerangnya.

"Heh… Kau akan kuhabisi disini! Paper Cut!" wanita itu tersenyum licik lalu merubah kertas di belakang punggungnya menjadi sebuah sabit besar dan dilemparkannya kearah Pandu.

"Awas Ndu!" Riko reflek melindungi Pandu, keduanya berguling dan selamat dari serangan yang dilancarkan oleh wanita itu.

"Water Field selesai!" kata Lisa yang akhirnya selesai membuat Magic Field " MIZU NO HYO!" Lisa mengeluarkan serangan berupa air hujan dari atas langit dengan intensitas air yang sangat cepat (mirip seperti hujan badai).

"Erghh… !" tampak tubuh wanita itu sekarang sudah dibasahi oleh air akibat serangan Magica.

"Bagus sekali, sekarang giliranku!" kata Michael yang bersiap untuk menyerang kembali karena dilihatnya adanya kesempatan untuk mengalahkan wanita itu.

"Cukup sampai disini, kita akan bertemu lagi nanti" ucap wanita itu yang kemudian menghilang ke dalam portal yang muncul di belakangnya.

"Sialan, dia kabur!" gerutu Michael dengan kesal, padahal dia hampir saja bisa mengalahkannya.

"Riko, apa itu yang terjatuh?" tanya Pandu yang menyadari ada sesuatu yang terjatuh dari saku celana Riko.

"Ini? Ini kartu Aoki… " ucap Riko yang bingung kenapa bisa ada kartu Aoki di dalam saku celananya. Sejenak dia teringat pada Daniel, karena kartu Aoki berhasil dia dapatkan berkat bantuan Daniel juga, Daniel membantunya menyelesaikan semua misi dari Aoki.

"Coba keluarkan dan gunakan!" kata Lisa mengusulkan.

"Oke, akan kucoba" jawab Riko yang kemudian membentuk suatu lingkaran sihir.

Muncul sosok seorang NPC cowok berambut panjang warna biru steel, matanya yang berwarna forest green menatap lekat pada Riko, orang yang memanggilnya. Tak lama sosok itu berlutut dihadapan Riko menandakan kesetiaannya pada tuan yang telah memanggilnya.

"Aoki Rikorin siap menjalankan perintah" ucap Aoki kepada Riko. Dan Aoki resmi bergabung dan menjadi NPC pendamping Riko.

"Kita harus cepat membawa Rey dan Pandu" kata Lisa yang melihat keadaan Rey yang semakin memburuk, begitu juga dengan Pandu yang sempat terluka.

Mereka semua segera pergi meninggalkan Butterfly Forest dan menuju West Town kota pelabuhan.

"Syukurlah kalau mereka berdua tidak apa-apa!" Lisa berkata lega setelah mendengar penjelasan dari dokter di kota itu. Mereka semua berhasil sampai di West Town pada malam hari.

"Tapi kalau begini, kita butuh waktu yang cukup lama untuk sampai ke Elf Village" kata Riko yang sepertinya ingin segera cepat-cepat sampai ke desa itu.

"Tapi kita juga tidak bisa meninggalkan Rey" sambar Pandu sambil melirik Rey yang masih tertidur di tempat tidurnya.

"Begini saja, aku yang pergi kesana bagaimana?" kata Riko meminta persetujuan dari Michael dan yang lain.

"Tapi perjalanan dari sini kesana cukup jauh, Riko!" Lisa terlihat tidak setuju dengan ide Riko. Selain itu yang ia bilang memang ada benarnya, Riko harus menaiki perahu untuk menyebrang ke Toy's City, setelah itu keluar dan menuju Alice wood dan melewati Queen Heart Castle, kemudian memasuki Illusion Forest yang terkenal sangat berbahaya terutama hutan itu sangat berkabut dipagi dan sore hari, barulah Riko bisa sampai ke Elf Village.

"Kalau begitu aku ikut denganmu!" kata Lisa yang akhirnya memutuskan untuk ikut bersama Riko, karena dia pikir akan sangat berbahaya kalau Riko dibiarkan pergi sendirian.

"Tak usah, ada kemungkinan wanita tadi akan mencari celah untuk menyerang Rey. Dan kekuatanmu di dominasi oleh air yang merupakan kelemahannya, jadi kau lebih baik disini untuk menjaga Rey. Lagi pula, aku tak sendiri. Ada Aoki yang ikut bersamaku" balas Riko memberi penjelasan pada Lisa sambil melirik ke Aoki.

"Baiklah, aku mengerti" akhirnya Lisa mengalah dan mendengarkan ucapan Riko.

"Rik" Michael berdiri dari tempat duduknya lalu menepuk bahu Riko. "Kau janji harus segera kembali kemari!" sambungnya lagi dengan serius.

"Pasti!" balas Riko. Keduanya saling beradu tinju dengan pelan bukti sebagai janji mereka. Akhirnya Riko pergi bersama Aoki.

"Jadi kau ini sungguh-sungguh Joker? NPC misterius itu?" tampak mata Muza berkilat-kilat sambil menatap Joker yang setia berdiri di samping Puput. Joker tidak menjawab apa-apa, dia hanya menatap datar pada Muza.

"Kalau begitu aku punya banyak pertanyaan!" kata Reza yang seraya berdiri.

"Aku juga sama!" samber Irfan yang sama penasarannya seperti Reza.

"Sepertinya pertanyaan kalian tidak perlu dijawab. Puput saya pergi dulu, kalau ada apa-apa gunakan seruling itu, mengerti kan" ucap Joker santai tak peduli dengan kepulan asap esmosi di kepala Irfan dan Reza. Setelah memberikan seruling itu pada Puput, Joker segera menghilang.

"Puput?" mendadak muncul Sam yang sudah berada di depan goa.

"Sam!" spontan Puput kaget dan segera menghampiri temannya itu.

.

"Siapa dia?" tanya Dio kepada Hery yang sudah datang bersama dengan seseorang.

"Kenalkan, dia temen grupku. Namanya Rika" balas Hery memperkenalkan teman yang berada di sebelahnya.

"Rika, salam kenal!" kata gadis berambut lurus sebahu berwarna merah dengan luka sayatan di pipi kirinya, seraya sedikit membungkuk pada Angel dan Dio, tampak gadis itu membawa Katana di balik punggungnya.

"Aku Dio, dan ini Angel" balas Dio memperkenalkan diri dan juga Angel yang kini sedang membungkuk kearag Rika.

"Angel, Dio! Puput ada di atas!" kata Sam yang datang menghampiri teman-temannya.

"Sudah ketemu ya? Baguslah kalau begitu. Kalian pergi saja" kata Hery yang sedikit lega mendengar kalau Angel dan yang lain berhasil menemukan temannya yang lain.

"Ayo kita kesana!" sahut Angel yang segera berjalan menghampiri Sam, begitu juga dengan Dio.

"Kalian saja yang pergi aku tidak ikut" kata Hery yang memutuskan untuk berpisah dari Angel cs.

"Terimakasih atas bantuannya Hery!" kata Dio berterimakasih atas bantuan yang sudah dilakukan Hery untuk mereka.

"Sama-sama, kita pasti akan bertemu lagi" balas Hery sambil tersenyum dan melihat Dio, Angel dan Sam berjalan menjauhinya dan Rika.

Disisi lain Riko sedang menaiki perahu terakhir yang menuju Toy's City. Dia bertekad untuk bisa menemukan Daniel, dan kesempatan masuk ke Neverland mungkin bisa mempertemukannya kembali dengan Daniel.

"Daniel… aku pasti bisa menemukan mu!" gumam Riko yang kini sedang berada di atas perahu bersama Aoki.

.

.

.

.

"Selamat datang semuanya! Selamat datang di Neverland!" mendadak muncul sosok aneh di tengah-tengah Elf Village, sontak semua pemain yang ada disana terkejut dan berkerumun melihat sosok berjubah abu-abu itu.

"Penampilannya mirip GM" celetuk salah seorang gadis berambut pirang dengan model rambut dikuncir dua, bola matanya yang berwarna kuning terang itu sedang menatap tajam pada sosok yang tiba-tiba muncul itu. Sedangkan di sebelahnya berdiri seorang gadis lainnya dengan rambut hitam dikuncir satu kebelakang, bola matanya yang berwarna violet mengisyaratkan dia setuju dengan ucapan temannya.

"Kau benar aku adalah Game Master dari permainan ini" ucap sosok itu yang mendengar celetukan dari gadis itu dan mengakui kalau dia adalah Game Master.

"Kalau begitu cepat keluarkan kami dari sini!" amarah salah seorang dari mereka tampaknya tak bisa terbendung lagi.

"Tentu saja, tapi bagaimana kalau kita semua bertaruh?" kata sosok itu yang sepertinya sedang merencanakan sesuatu.

Saat itu sosok GM tersebut juga muncul di hadapan semua pemain yang terhisap dalam bentuk hologram, dan tentu saja Riko, Michael juga dan yang lainnya yang berada jauh bisa ikut melihat kehadiran sang GM.

Namun apa maksud dari ucapannya dengan bertaruh?.