Chereads / NEVERLAND / Chapter 3 - THE STORY

Chapter 3 - THE STORY

(THE STORY)

.

.

"Hari ini kalian mau main tidak?" tanya Michael ke yang lainnya.

"Belum bisa login kale!" samber Pandu seraya memukul kepala Michael pakai buku.

"Kata siapa?" tanya Michael tidak percaya dengan perkataan Pandu.

"Tanya saja pada Rio dan Andre!" bales Pandu seraya menenteng tasnya berjalan keluar.

"Lah, itu anak berdua tau darimana?" tanya Michael yang lagi-lagi tidak percaya.

"Rio dan Andre hari ini ada pelajaran komputer kan. Nah, dia coba login tapi belum bisa!" jawab Pandu, Michael langsung ber 'ooooh' ria.

"Kalau begitu kebetulan. Aku juga ada janji dengan Nisa dan Anna, mau belajar masak di rumah Anna. Aku duluan yah semuanya!" kata Puput segera menenteng tasnya dan keluar kelas untuk menghampiri kelas Nisa dan Anna.

"Riko, mau pulang bareng atau tidak?" tanya Michael kepada Riko yang sedang memasukan beberapa buku ke tasnya.

"Iya, tunggu!" balas Riko yang segera memasukkan bukunya secara sembarang dan menggendong tasnya, dia berlari menyusul Michael dan Pandu yang sudah berjalan lebih dulu keluar kelas.

"Tapi ngomong-ngomong kalau kartu Joker dihapus semua, gimana caranya nyari petunjuk hilangnya Jis dan Daniel?" Michael memulai pembicaraan.

"Mana kutau!" balas Pandu cuek, walaupun sebenarnya dia juga ikut bingung.

BRUGH!

"Woi, jalan liat-liat dong!" omel Michael kesal yang ditabrak oleh seseorang dengan kasar.

"Apa liat-liat!" bales sang penabrak malah lebih galak lagi dari Michael dan langsung melengos pergi.

"Apa-apan sih tuh cewek, galak bener!" dengus Michael sambil ngelus-ngelus pundaknya yang lumayan sakit.

"Wakakaka, sabar Mike! Itu kan Tranzy, anaknya memang tomboy plus galak!" jawab Pandu sambil tertawa dan menepuk-nepuk pundak Michael.

"Rey!" Saat sedang belok mau turun tangga, Riko melihat penampakan sosok Rey yang sedang asik bermain game di tangga. Kontan yang dipanggil kaget saat melihat Riko berdiri persis di belakangnya. Dengan cepat Rey langsung pergi dari sana.

"Rey, tunggu!" teriak Riko dan mengejar anak itu. Pandu dan Michael menyusul di belakang.

"Mau apa sih ngejar-ngejar? Minta tanda tangan bilang aja, tidak usah malu-malu sapi!" kata Rey teriak narsis sambil tetap berlari.

"Sorry! Siapa juga yang mau minta tanda tangan! Kenal juga tidak!" balas Pandu sewot sambil nyopot sepatu lalu ia melempar ke arah Rey, tetapi yang kena malah Riko.

"Woi! Kok malah aku yang kena lempar!" omel Riko yang sekarang berlari mundur menghadap ke arah Pandu dan Michael (sambil mengacungkan jari tengah xD).

"Belakang kau tuh, awas!" kata Pandu lalu ia menunjuk ke belakang Riko, dan…

BRUK!

Riko ambruk di tempat, dia malah kejedot tiang sampe benjol.

"Oi, kau tidak apa-apa?" tanya Michael yang berhenti dan menghampiri Riko.

"Aku tidak apa-apa, tolong lanjutkan perjuangan kita kawan! Kejar Rey sampe dapat!" kata Riko sudah seperti di medan perang saja ini bocah.

'Kita? Kau saja kali sama kambing!' batin Pandu yang tidak disamakan sama dengan prajurit perang.

"Wakakak!" Rey dari kejauhan tertawa ngakak sambil lari melihat kebelakang (tidak takut karma ini orang).

BRUK!

Si Rey ikutan nabrak tiang senasib seperti Riko dan langsung ambruk di tempat.

"WAKAKAKA!" giliran Michael, Pandu dan Riko yang tertawa nista.

"Yang menang, yang tertawa paling akhir kawan!" kata Michael nyengir setan dan sekarang dia sudah berdiri dibelakang Rey bersama dengan Pandu, Riko berdiri di depan Rey yang sudah terkepung.

.

"Sebenernya mau kalian apa sih?" tanya Rey dengan kesal yang sekarang sudah diseret-seret saja oleh Riko.

"Udah diem saja, pokoknya ikut kita!" balas Riko sedikit galak.

.

"Lho? Wahyu, Andre dan Rio juga ikutan?" tanya Puput kepada Anna.

"Iya. Tidak seru dong kalau kita masak terus tidak ada yang mencoba masakan kita!" balas Anna.

"Mungkin maksudmu lebih tepatnya kelinci percobaan?" celetuk Rio yang langsung dijitak mengunakan tas oleh Anna.

"Udah, yuk kita ke rumahku!" kata Anna yang kemudian berjalan lebih dulu.

.

"Ngomong-ngomong apa diantara kalian ada yang tau asal-usul Joker dan game Neverland?" tanya Puput penasaran. Sejak Jis dan Daniel menghilang yang katanya karena game Neverland, entah kenapa otaknya selalu dipenuhi dua hal itu saja.

"Aku tidak tau aku asal ikut bermain saja" jawab Wahyu. Rio dan Andre ikut mengangguk, yang menandakan keduanya juga tidak tau.

"Bagaimana kalau kita tanya ke Mbak Rima? Bukankah Mbak Rima selalu mendampingi Bu Anjani. Pasti dia tau sesuatu mengenai Neverland" kata Nisa secara tiba-tiba.

"Kau benar juga Nis! Kenapa tidak kepikiran yah!" celetuk Puput dengan mata berbinar.

"Ayo kita temui Mbak Rima. Aku yakin dia sudah pulang, bagaimana menurut kalian?" tanya Puput meminta persetujuan, dia tau kalau Mbak Rima pasti sudah pulang dan diganti dengan Pak Chandra yang menggantikannya mendampingi Bu Anjani.

"Aku setuju!" balas Anna ikut antusias.

"Jadi acara makannya gimana?" tanya Andre yang sepertinya kecewa karena tidak jadi makan.

"Jangan makanan terus yang selalu kau pikirkan Andre! Ingat, ini semua demi kedua teman kita, Jis dan Daniel!" balas Anna sedikit sebal dengan sifat Andre yang selalu mementingkan makanan terlebih dulu.

"Wahyu kau ikut?" tanya Puput pada pemuda pucat itu.

"Tentu saja aku ikut!" jawab Wahyu mengangguk cepat.

"Dan kau Rio?" tanya Anna dengan sedikit bad mood, dia sudah tau jawaban pemuda itu yang akan bilang 'malas'.

"Sebenernya aku malas sih, tapi kalau pulang duluan pasti nanti di rumah aku disuruh-suruh sama ibuku, itu lebih merepotkan. Jadi aku ikut saja deh" jawab Rio yang ternyata ikut hanya karena tidak mau direpotkan oleh ibunya.

"Bagus, sudah diputuskan. Ayo ke rumah Mbak Rima!" kata Puput berapi-api.

.

.

Di halaman belakang sekolah ...

.

.

"Apa? Kau serius?" belalak Rey tidak percaya dengan permintaan Riko yang menurutnya sedikit gila, ayolah, kalau salah sedikit saja dia bisa berurusan dengan hukum.

"Aku serius!" jawab Riko yang sedang menatap tajam pada Rei.

"Tapi aku tidak bisa… " kata rei sekali lagi berusaha untuk menghindari masalah.

"Jangan bohong! Kau pernah melawan Aku mengunakan cara licik, kan?" kata Riko mengingat kejadian beberapa waktu lalu dimana dia dicurangi oleh Rey.

"Cuma Sekali!" jawab Rey sambil cengar-cengir tidak jelas. Michael dan Pandu malah smakin bingung dengan yang dibicarakan Riko pada Rey.

"Jangan bohong, saat melawan Tranzy kau juga curang kan?" tanya Riko mengintimidasi.

"Aku tidak mungkin curang melawan seorang gadis!" bales Rey setengah terpancing emosinya.

"Oh yasudah, aku bisa bilang Bu Anjani kalau kau curang. Dan karaktermu bisa dihapus" kata Riko yang sepertinya mengancam Rey.

"Iya-iya, aku bantu!" kata Rey akhirnya setuju juga untuk membantu.

"Nah gitu dong!" balas Riko dengan senyum kemenangan.

"Tapi aku cuma bisa bantu kalau masih ada satu kartu Joker yang tersisa".

"Tenang, kan aku ada satu!".

"Emangnya bisa cara seperti itu?" tanya Michael dengan perasaan tidak yakin.

"Bisa lah, kau saja yang oon!" kata Rey yang sukses ditampar Naruto.

"Besok hari sabtu gimana kumpul semua di ruangan lab?" kata Riko mengusulkan.

"Iya, terserah saja sih. Selama tidak ada yang tau" balas Rey sudah pasrah.

"Bagus, jadi besok ya! Awas jangan kabur!" kata Riko sedikit mengancam Rey agar anak itu tak kabur lagi.

Tanpa mereka sadari ada dua sosok yang menguping pembicaraan mereka.

.

.

.

"Eh, Puput dan yang lainnya datang kemari Ada apa ya?" tanya Rima yang kaget begitu membukakan pintu melihat kedatangan Puput dan kawan-kawan.

"Iya, Mbak Rima. Ada hal yang ingin kami tanyakan" jawab Puput dengan ramah.

"Kalau begitu, ayo masuk dulu semuanya" Rima akhirnya mempersilahkan mereka semua masuk.

.

"Maaf ya, rumahnya masih berantakan. Kalian duduk saja dulu, saya akan membuatkan minuman sebentar" kata Rima yang kemudian pamit untuk ke dapur.

Tidak lama Rima muncul dari balik dapur dengan membawa nampan yang berisi beberapa gelas berwarna merah.

"Mari Mbak Rima, aku bantu" kata Nisa yang spontan berdiri dan membantu Rima meletakkan gelas-gelas itu di atas meja.

"Terimakasih Nisa" balas Rima tersenyum dan lalu ia duduk. "Ada apa kalian mencariku, tidak biasanya?" tanya Rima sedikit penasaran.

"Sebenarnya ada yang ingin kami tanyakan" ucap Puput memulai pembicaraan, dari nada suaranya saja sudah terdengar serius. Rima langsung mengangkat sebelah alisnya dengan heran.

"Tentang apa?" tanyanya sambil meneguk minumannya sedikit, apapun pertanyaan Puput pasti berkaitan dengan Jis dan Daniel, dia harus siap mental.

"Tentang Neverland dan juga tentang Joker" kali ini giliran Wahyu yang berkata dengan serius. Rima sedikit mengencangkan cengkaraman pada gelasnya, dengan hati-hati dia menurunkan gelas minumannya agar tidak tumpah karena tangannya sedikit bergetar setelah mendengar ucapan Wahyu.

"Sigh … Sudah kuduga cepat atau lambat kalian pasti akan menanyakan hal ini" balas Rima sambil mengambil napas panjang dan kembali meneguk minumannya.

"Baiklah aku akan memulainya dari Neverland… " jawab Rima mulai pasang wajah serius, yang lainnya langsung menelan ludah dan bersiap mendengarkan cerita Rima.

.

Neverland adalah suatu game yang dibuat oleh seseorang yang berasal dari The Furnance, entah itu siapa. Dan yang membawa permainan ini adalah Zuna. Neverland bisa dikatakan seperti suatu impian untuk para anak-anak di dunia game, bebas berpetualang dan mengalami hal-hal yang menarik. Awalnya Neverland hanyalah sebuah game PC biasa yang kemudian dikembangkan oleh seorang anak menjadi game online seperti sekarang ini.

"Kalau dari cerita Mbak Rima, Neverland game yang biasa-biasa saja" kata Anna yang sedikit kecewa, sebenarnya gadis ini sejak tadi sudah mengharapkan sebuah cerita misteri yang menegangkan.

'Memangnya kau mengharapkan cerita yang seperti apa?' batin yang lainnya kompak dan langsung memicingkan mata ke arah Anna.

"La-lalu, bagaimana dengan kisah Joker sendiri?" tanya Nisa yang juga ikut penasaran.

"Kalau soal Joker, saya juga kurang paham. Apalagi dengan cerita yang beredar dikalangan para pemain Neverland, rasanya seperti tak masuk akal" kata Rima menyandarkan tubuhnya sejenak.

"Tapi apa tak ada satu petunjuk mengenai asal usul NPC Joker ini?" tanya Wahyu ikut bersandar, dia berpikir dengan keras, memang terdengar tak masuk akal, tapi bagaimana kalau hal itu benar-benar terjadi.

"Entahlah, dari desas-desus yang berkembang, ada yang mengatakan Joker merupakan roh dari seorang anak yang terperangkap di dalam game, dan ada juga yang mengatakan kalau Joker adalah NPC biasa yang dihacking seseorang sehingga mampu melakukan hal diluar kendali para admin, malah ada yang lebih gila lagi dengan mengatakan kalau Joker adalah mata-mata dari Negara lain untuk memata-matai Kota White Water" kata Rima panjang lebar bercerita tentang cerita-cerita mengenai Joker yang ia dengar selama ini.

"Kalau banyak cerita yang berkembang, mana yang benar?" tanya Anna yang kini saling pandang dengan yang lainnya.

"Tapi apapun itu, kurasa tak ada satupun yang benar" celetuk Rio yang merasa semua cerita itu hanyalah bohong belaka, karena tidak ada satupun yang bisa diterima secara logis.

"Tapi yang kudengar, anak yang mengembangkan permainan ini juga menghilang saat game Neverland selesai dibuat" lanjut Rima dengan memasang wajah serius.

"Mbak Rima, apa kau bisa mencari informasi tentang anak itu?" tanya Wahyu yang sepertinya dia mendapati suatu petunjuk.

"Kebetulan Bu Anjani menyimpan data mengenai anak itu" kata Rima yang baru saja mengingatnya.

.

"Terimakasih Mbak Rima, kami permisi dulu" kata Puput yang berpamitan bersama yang lainnya.

"Iya sama-sama. Hati-hati dijalan ya!" balas Rima yang tersenyum seraya berdiri di depan pintu.

'Aku harus segera kembali ke sekolah dan mengambil data itu nanti malam' kata Rima dalam hati.

"Siapa Put?" tanya Anna yang melirik Puput seperti sedang melihat layar handphone.

"Ada Line masuk dari Michael" kata Puput yang kemudian menekan tombol read message.

"Apa katanya?" kali ini giliran Nisa yang bertanya ingin tau.

"Dia bilang kalau Riko menemukan cara yang bisa mengembalikan kartu Joker" kata Puput sambil membaca isi pesan itu dengan perasaan kaget bercampur senang.

"Berita bagus dong!" kata Anna yang ikut merasa senang, itu berarti masih ada harapan untuk menemukan Jis dan Daniel.

"Dia bilang kita diminta berkumpul besok jam sembilan di lab komputer" kata Puput memberitahu semua teman-temannya.

"Aku pasti datang" kata kata Wahyu, tentu saja kesempatan ini tidak akan dia lewatkan.

"A-aku juga!" sambung Nisa.

"Aku juga ikut! Lalu kalian berdua bagaimana?" kata Anna sekaligus melirik Andre dan Rio.

"Malas sih.. Tapi Jis dan Daniel temanku juga, jadi aku akan ikut" kata Rio setengah mendesah pelan.

"Kalau Rio ikut aku juga ikut!" jawab Andre dengan mantap.

"Bagus! Kita sudah sepakat!" kata Puput bersemangat melihat banyaknya yang mau membantu.

Apakah cara yang akan digunakan oleh Riko untuk mengembalikan Kartu Joker? Apakah Riko dan kawan-kawan akan berhasil?

Tunggu Update selanjutnya yaa 😊