Sebelumnya Liu Qiang sudah terlebih dahulu melihat dari CCTV keamanan bahawa Jia Li sedang mengendap-endap, mengintip ruangan merah (ruangan yang digunakan untuk menyiksa orang yang berani melawan Liu Qiang dan organisasinya).
Lu Qiang mengambil handphone Jia Li dan menarik tangan Jia Li, menggunakan sidik jari Jia Li. Liu Qiang mulai menjelajahi isi ponsel Jia Li. Saat itu ia hanya tersenyum ketika melihat rekaman video yang diambil Jia Li.
Jadi kau sudah melihat semuanya, wah dengan begitu aku tidak akan bisa melepaskanmu lagi. Sedikit banyak, kau sudah mengetahui rahasiaku, Jia Li.
Setelah menghapus video rekaman tersebut, Liu meletakkan ponsel Jia Li di atas meja. Liu Qiang tersenyum jahat ketika melihat wajah Jia Li, ia mendekat dan memperhatikan bentuk wajah dan dagu oval Jia Li.
"Kau sangat menawan, bahkan ini pertama kalinya aku melihat gadis tapi aku tidak berani menyentuhnya sama sekali. Seperti permata yang harus kugenggam dengan sangat hati-hati. Tapi percayalah kau akan jadi milikku sebentar lagi!" bisik Liu Qiang.
Liu menelpon Zhu Yong dan meminta Zhu Yong untuk membawakan Dokter keruangan Jia Li.
Zhu sempat protes ketika Liu mengatakan dua tidak akan menyentuh Jia Li. Karena Zhu sudah memberitahu Liu untuk menjadikan Jia miliknya seutuhnya. Tapi Liu tidak mau melakukannya dan malah pergi meninggalkan perusahaan untuk menemui gadis lain sebagai pelampiasan.
*
*
Satu Jam kemudian.
Jia Li mengendus merasakan karena merasakan sakit yang teramat dahsyat di kepalanya. Ia membuka matanya perlahan, tidak banyak yang ia ingat saat sadar namun yang Jia Li tau, ruangan yang ia tatap saat ini sangatlah asing.
Dimana aku? tempat apa ini? Jia Li seketika panik. Ia melihat ke sekelilingnya sambil menekan kepalanya yang masih terasa sakit.
Jia Li mulai mengingat dengan seksama, kejadian apa yang membuatnya sampai pingsan.
"Perusahaan Exo, iya... benar, ini pasti ulah Ketua Mafia sialan itu!" Jia Li mengumpat dengan keras.
Meskipun tertatih Jia Li berusaha berjalan keluar setelah mengambil handphonenya yang ada di atas meja. Jia Li setidaknya masih sangat bersyukur saat mengetahui tidak ada dari bagian tubuhnya yang terlihat aneh. Baju masih utuh, riasannya tidak berantakan dan sepertinya mereka tidak melakukan apapun kepadanya.
Saat baru saja akan membuka pintu, seseorang sudah mendorong membuka pintu terlebih dahulu. Liu Qiang bersama Zhu dan Dokter sedang menatap Jia Li.
"Akhirnya kau bangun! bagaimana keadaanmu? karena terlalu khawatir dengan Nona Jia aku meminta Dokter untuk memeriksa keadaan Nona Jia kembali..."
"Tidak perlu repot-repot Tuan Liu, sepertinya apa yang membuat saya tidak sadarkan diri adalah karena Teh herbal yang Tuan sajikan. Saya bukan tipe wanita yang punya riwayat sakit, saya makan dengan teratur dan berolahraga dengan baik. Tidak mungkin saya bisa tiba-tiba jatuh pingsan jika bukan karena di sengaja."
"Dokter... Zhu... bisa tinggalkan kami berdua, sepertinya Nona Jia harus di ajarkan tata krama!"
Terlihat dari raut wajahnya, Liu benar-benar marah saat itu. Jia sendiri merasa bersalah karena menumpahkan kemarahannya saat itu juga di depan Liu Qiang.
"Maaf saya juga harus pergi!" Jia Li berjalan melewati Liu, namun Liu dengan cepat menarik tangan Jia Li dan membawanya masuk kedalam ruangan tersebut. Liu menutup pintu rapat-rapat dan Zhu menarik dokter untuk berjalan bersamanya meninggalkan Liu dan Jia.
"Apa yang anda lakukan Tuan Liu!" bentak Jia.
"Aku tidak pernah menerima tuduhan sehina itu, dan lagi ini pertama kalinya ada gadis yang berani membentak Tuan Liu Qiang..."
Jia terhimpit di antara dinding dan tubuh Liu, Liu menekankan wajahnya mendekati Jia. Jia memalingkan wajahnya saat melihat wajah Liu terlalu dekat dengannya.
"Jika bukan karena teh itu lalu kenapa aku bisa pingsan tiba-tiba."
"Menurut Dokter, kau terlalu shock karena suatu kejadian. Dan sepanjang wawancara bukankah kau terlalu gugup dan tertekan menghadapi aku, belum lagi sepertinya kau terlalu banyak bekerja. Itulah penyebab kau pingsan di perusahaan ku Nona Jia."
Jia menatap Liu dengan rasa bersalah, benar memang, akhir-akhir ini Jia terlalu keras bekerja, dan sewaktu wawancara ia merasa sangat tertekan apatah lagi Liu menatapnya dengan tatapan sinis.
"Untuk itu saya minta maaf Tuan Liu, mungkin saya yang terlalu berfikiran buruk! kalau begitu saya permisi dulu..." kali ini suara Jia melemah.
Jia berjalan namun Liu menarik tangan Jia.
"Kau tidak akan semudah itu bisa lepas, kau tau siapa aku bukan! kau sudah melihat bagaimana anak buahku memperlakukan Mentri dungu itu, jadi secara tidak langsung kau sudah masuk kedalam bagian kami."
Seketika kata-kata Liu membuat Jia berbalik, Jia menatap Liu yang terlihat memasang tatapan seorang mafia. Tidak seperti sebelumnya, tatapan seorang CEO yang penuh dengan wibawa dan kedermawanan.
Jia sedikit tersenyum lalu berkata, "Jadi kau benarkah ketua mafia itu! hah... sudah kuduga! tapi apa kau tidak takut aku akan membuat kedok mu terbongkar? aku adalah reporter Jia Li. Orang yang bahkan pernah membongkar kasus korupsi Presiden Kota B. Mengungkap identitas Tuan Liu bukanlah hal yang sulit bagiku!"
Liu mendekat dan menarik pinggul Jia membuat Jia tertarik dan jatuh kedalam pelukan Liu.
"Wanita yang sangat menarik, kau orang pertama yang tidak berkedip sedikitpun saat berbicara denganku. Silahkan bongkar semau Nona Jia, tapi..." Liu mendekatkan bibirnya ke telinga Jia. "Panti asuhan, Stasiun Tv berita, dan bahkan hidupmu, bisa saja menjadi taruhannya Nona Jia."
Mendengar perkataan Liu, Jia langsung mendorong tubuh Liu menjauhinya. Jia berjalan dengan cepat meninggalkan ruangan tersebut dengan jantung yang berpacu dengan kuat.
Jia membendung kemarahan, emosinya, dan juga ketakutannya di hadapan Liu.
Sedangkan Liu menatap kepergian Jia dari jendela kaca ruangannya. Sambil tersenyum Liu menenggak minuman yang ada di tangannya.
Sekarang kau tidak akan bisa lepas kelinci kecil, larilah sesukamu tapi aku akan tetap mengejarmu Nona Jia. Tatapan itu membuatku merasa dibakar dan hasrat memilikimu semakin besar. Kau sudah salah karena masuk ke kandang Laba-laba yang artinya kau tak akan mampu keluar karena sudah terjerat jaring ku.
Zhu masuk sambil meluapkan kekesalannya di hadapan Liu, "Ada apa dengan mu Saudara Liu, aku sudah mengatur rencana ini tapi kau malah menghancurkannya."
"Dia adalah gadis yang pintar, kita harus berhati-hati dan tidak gegabah!"
Liu Qiang berusaha mengontrol diri saat tau Jia Li bukanlah gadis biasa, jika tadi Liu menyentuh Jia Li sudah pasti Jia Li akan sangat marah dan membuat berita pelecehan seksual yang ia terima setelah wawancara. Dan Liu tidak mau nama baiknya tercoreng.