Rembulan naik turun beberapa kalienandakan hari berlalu secara konsisten tanpa gangguan. Xila memiliki kehidupan indah yang diimpikan makhluk metropolitan pada umumnya, tapi entah kenapa dalam hatinya terasa kosong seseolah hama bernama kesepian menggerogoti perlahan.
"Fei Fei aku butuh teman.. hah."
"master aku dan xiao xiao selalu disampingnya." Fei Fei berkata dengan wibawa dengan bentuk itik kuning dengan wajah serius.
"guh.. kau mengatakan sesuatu yang sangat manis dengan bentukmu seperti ini... aku cuma bisa merinding." Xila berguling guling di kasur dengan mata kosong.
"hah ini tidak membantu sebaiknya aku keluar untuk mengubah suasana."
"*miaow!!" xiao xiao mengeong menandakan dia ingin ikut.
....
Kota A diwilayahnya Shincuang merupakan distrik elit berisi pejabat, pegawai tinggi, artis dan Termasuk Xila didalamnya. di jalan ramai bertaburan Baner LED penuh iklan berbagai produk, pedagang kaki lima berjejer menjajakkan makanan minuman yang berfariasi.
"Tante tolong bungkus manju dagingnya 4 buah!!"
"baiklah. semuanya 5 ribu Yuan ... datang lagi yah adik kecil.."
"emm kalau manhunya enak besok aku akan borong.."
"haha berarti besok aku harus membawa banyak bahan.."
Xila berjalan pelan dengan xiao xiao memandu didepan mulut imutnya menggenggam manju yang dibeli Xila tadi.
di depan ada pengemis wanita berusia sekitar 30an baju dekil, rambut compang camping dikerubungi lalat. dia tergeletak tak berdaya diatasi kardus ditangannya memegang mangkuk berisi koin ratusan Yuan.
"hah kasihan sekali wanita itu dia lebih parah dari kemunculan awalku di dunia ini."
"bibi apakah kau ingin manju??"
"...." pengemis itu melirik arah suara Xila dengan gerakan terbata tanpa kekuatan tubuhnya yang kurus menandakan dia kurang gizi.
"hah!! Mama??" Suara Xila sangat kecil hanya terdengar oleh dia dan wanita di depannya.
"..Xi.... la.." suara serak wanita itu terdengar nyaring disusul air mata mengalir di pipinya ketika fokus matanya tertuju pada Xila.
"Kenapa.. kenapa kau disini? bukanya orang jahat itu selalu panjang umur dan bahagia kenapa kau ada disini!!!" mata Xila dipenuhi kemarahan air mata mata memerah dan air mata disudutnya yang terpenting mewakili emosi yang terpendam pada tubuh Xila.
"Ma.... ma..afkan.. mama Xila.." wajahnya wanita pengemis yang ternyata ibu Xila mengandung banyak ekspresi sedih, penyesalan, ketakutan, kebingungan, dan sekarat.
"Xi An jangan katakan kau bisa meminta maaf karena telah membuang darah dagingnya sendiri dan kau berharap dia memaafkanmu, apa kau berharap terlalu tinggi jalang gila!! " suara Xila mengeras air mata dan lendir di hidungnya keluar kemana mana Xila benar benar marah tapi nurani nya terus berteriak. ketika dia hidup mewah sementara ibunya disini di gang gelap tanpa tempat dan makanan hangat.
"Xila tolong dengarkan mama dulu.." dengan segenap kekuatannya Xi An mendekati Xila meraih kakinya dan berkata dengan sungguh - sungguh.
"tida_ ...MAMA!!" sebelum menyanggah kata kata ibunya Xian kehilangan kesadarannya.