Chereads / Metropolitan Quen : the return of imortal cultivation / Chapter 11 - Pangeran Tanpa Kuda Putih

Chapter 11 - Pangeran Tanpa Kuda Putih

Setelah pelajaran usai jam istirahat berlaku siswa bergerombol menuju kantin sekolah. Sementara di kelas X2 Seorang siswi baru Xila dibangku tengah dikerumuni banyak lalat berseragam.

"Xila kan?? boleh aku tau apa hobimu?"

"No WAmu dong!!"

"Xila kamu singgle?"

Tiba - tiba suara menggelegar datang dari sudut belakang.

"Minggir kalian serangga busuk, cuma aku yang pantas bertegur sapa dengan ratuku!!!"

Zai ziye adalah lelaki paling kuat di kelas X, wajahnya lumayan namun otaknya dipenuhi otot. orang tuanya membuka restoran dan merupakan tunangan Xiao Lili.

"Wah kau sudah punya lili apa apaan ratuku? ratuku bisulan!!"

"hahahaha" Setiap siswa kelas X tertawa terbahak baha menanggapi aksi konyol Zai Ziye. sementara disudut lain Lili bermuram durja mendangi Xila dengan matanya yang setajam silet.

"Permisi semuanya aku sudah lapar jadi aku akan ke kantin dulu yah.. byby." Dengan suara imut dan jari ramping indahnya Xila melambai pada kerumunan dengan elegan.

***

"Fei Fei tidak disangka sekolah lebih seperti kebun binatang daripada tempat belajar.. hah apa sebaiknya aku keluar saja, mencari uang lebih menyenangkan."

"master jangan pesimis dulu, tadi master juga menyadari bahwa ada orang yang menatap master dengan penuh kebencian."

"Hmphh ikan teri beraninya mengancam naga. pulang nanti aku pasti akan bersenang senang, untuk sekarang aku lapar."

***

Di kantin sekolah di bangku tengah duduk 4 orang lelaki tampan dengan kepribadian menarik serta background kuat.

"Lai apa kau tidak bosan dikerubungi wanita dari tiap kelas yang berteriak tiap melihatmu seperti kucing di musim kawin?"

"haha kau harus menconteku Rei, kekasihku satu satunya paling imut dan setia di dunia."

"Dasar Neil si bayi otaku gila, sampai kapan kau menganggap makhluk 2 dimensi di smartphone mu sebagai pacar..ha?" Jiang menyela.

"diam.... sekarang waktunya makan." mata Lei sedingin es memandangi 3 temannya, pada saat itu pula sumpit digenggamnya lepas, pupil mata membelalak, dan rahangnya hampir jatuh. Lei si pangeran narsis melihat keindahan berdiri di tempat pemesanan kantin, rambut silver berkibar indahnya sepunggung, mata sebiru kristal, kulit seputih susu.

"Kenapa kau Lei, apa kau baru melihat hantu?" Neil menelusuri pandangan Lei dan ekpsresi lebih buruk dari Lei mata Neil hampir keluar dan air liurnya menetes tak karuan.

"Demi naga berlian seindah itu baru aku lihat sekian lama, kemana saja dia bersembunyi?". Jiang dengan tercengang berkomentar pada sosok cantik itu.

Mereka berempat berkumpul dan berunding menentukan siapa yang akan mendekati Xila terlebih dahulu dan akhirnya Lei dengan semangat bergegas menghampiri Xila.

"Wah Fei Fei banyak sekali yang bisa dipilih dan kelihatannya semua lezat. Xila bergumam sambil menyeret liur yang menetes di sudut bibirnya tanpa diduga seorang lelaki tampan, tinggi dan sok keren menghampiri.

"nona cantik bolehkah aku tau siapa namamu?"

".." Xila tidak menjawab dia sedang asik memilih lauk di nampannya.

"ayolah jangan malu malu nanti aku traktir susu ultra."

".." Xila selesai memilah dan menengok kanan kiri mencari bangku kosong, pandangan Xila terhalangi makhluk di depannya.

"Om bisa minggir tidak menghalangi jalan saja!" suara ketus Xila bergema membuat Lei membatu sementara ketiga kawannya menahan tawa dengan tangan mereka.

"Om? apa kamu baru saja memanggilku.."

Tanpa melanjutkan katanya Lei di abaikan Xila dia duduk di bangku kosong dan mulai menyantap steak beef, kroket dan Sosis panggang tanpa pusing memikirkan Cowok yang baru menyapanya.

'heh ada juga wanita yang menganggap ku udara dan bahkan memanggilku om?' Wajah Lei memang tampan tetapi tidak terlalu menarik perhatian Xila karena kriteria Xila terlalu tinggi, paling tidak dia harus bisa mengalahkannya dulu dalam duel sebelum bisa berbicara dengannya.

***

di depan gerbang sekolah di tempat parkir Jiang menunggu wanita yang mengabaikan Lei idola populer sekolahan ditleunjuk jari kananya dia memutar mutar kunci mobil sedan bekas bersandar di dekat pintu mobilnya dia memandangi setiap siswa yang berlalu lalang. siapa Xila terlihat dengan percaya diri menuju tempat parkir.

"hai cantik mau Abang anter pulang?"

"..."

"jangan takut Abang gak gigit."

"hmmmm dimana yah aku parkiran bayi kesayanganku?" Xila menekan tombol mobile detektor Ferrari Aperta nya kemudian suara cekikan cantik keluar dari si merah.

tanpa memedulikan Jiang dia menuju mobil kesayangannya dengan gagah dibelakangnya bisa terlihat sosok Jiang roboh ke aspal seperti dia kalah perang sebelum mengangkat senjata.