Gu Ranran melihat pantulan wajahnya dari kaca spion taksi yang dia naiki. Wajah itu masih sama, lembut, cantik, dan putih. Tapi dia tak menyangka wajahnya ternyata sama persis dengan sang putri.
Meski sesungguhnya tidak mengherankan, karena Gu Ranran memang menggambarkan pahlawan wanita di buku itu seperti sosoknya sendiri.
Novel itu berjudul "Nikmat yang Tak Terbatasi Sakit dan Suami Tampan". Novel ini merupakan karya pertama Gu Ranran, tepatnya tiga tahun lalu dia menulis novel tersebut. Meski sebenarnya dia menulis untuk meningkatkan popularitasnya dengan cara memakai nama aslinya sebagai nama pena dan nama karakter wanita utama dalam cerita. Gu Ranran secara narsis menggambarkan karakter wanita utama dalam novel persis seperti dirinya sendiri.
Sedangkan Quan Mohen, dalam kehidupan nyata merupakan seorang artis yang populer, Gu Ranran merupakan penggemar setianya. Dia pun menggambarkan figur Quan Mohen sama persis seperti di kehidupan nyata.
Ketika Gu Ranran pertama kali menerbitkan novel itu, popularitasnya hanya sekedar api kecil di dunia sastra. Dia mendapat banyak kritik dan kecaman dari para penggemar Quan Mohen. Tentu saja, itu karena dia menggunakan nama asli Quan Mohen.
Tapi apakah wajah pria tadi sama persis seperti Quan Mohen dalam kehidupan nyata? Pertanyaan itu mengganggu Gu Ranran, sebab dia tidak bisa melihat wajah pria itu dengan jelas dalam cahaya yang redup.
Quan Mohen dalam cerita merupakan seorang pria yang mudah sakit, paranoid, dan memiliki hasrat yang kuat kepada wanita, namun dia memiliki cinta yang benar-benar sejati. Seperti cerita pada novel genre romansa lain, karakter wanita utama biasanya menyukai seorang bajingan yang menolaknya. Namun pada akhirnya mereka jatuh cinta dan hidup bahagia seperti dalam dongeng.
Namun sayangnya, novel itu diblokir oleh situs web karena menulis nama asli orang lain.
Apakah dia benar-benar masuk dalam cerita yang dia tulis sendiri?
Dalam pikirannya yang kalut, taksi berhenti persis di depan pintu Bar Yuanse. Argo meteran menunjukkan lima puluh dolar. Gu Ranran merogoh sakunya dan hanya menemukan kartu ATM.
Seingatnya, Quan Mohen memberikan kartu ini dengan saldo sepuluh juta dollar. Sama seperti plot dalam cerita novel itu.
Jadi ada 10 juta dalam kartu kecil ini? Sebenarnya Gu Ranran terbiasa dengan kemiskinan, kejadian seperti ini tidak bisa dipercaya olehnya.
Tepat di pinggir jalan terdapat sebuah mesin ATM, Gu Ranran berkata kepada sopir taksi untuk menunggu, "Paman, saya tidak punya uang tunai. Mohon tunggu sebentar, saya akan ke mesin ATM untuk mendapatkan uang tunai." Sopir itu pun mengangguk tanpa curiga sama sekali.
Gu Ranran memasukkan kartu itu ke dalam mesin ATM, mesin itu mengeluarkan suara gemuruh ketika menelan kartu. Masalah selanjutnya, Gu Ranran tidak tahu hari ulang tahun dari karakter ini. Tapi dia menganggap dirinya merupakan prototipe dari sang putri, dan ulang tahunnya sendiri dengan sang putri pasti sama. Kata sandi itu benar.
Gu Ranran terkejut ketika melihat saldo yang tertera. Terdapat tujuh angka 0 di belakang angka 1, jumlahnya pas sepuluh juta!
Mata Gu Ranran langsung bersinar, dia benar-benar merasa seperti wanita kaya dengan uang sepuluh juta! Dia menarik seribu dollar dari mesin ATM, dia masih tak percaya itu merupakan uang sungguhan. Ya, Gu Ranran menjadi kaya dalam semalam…
Gu Ranran sangat senang, tetapi kesenangannya hanya sebentar. Tiba-tiba dia sadar bahwa ini hanya cerita dalam novel. Semua uang ini, penampilan ini, apakah masih sama ketika dia kembali ke dunia nyata? Dia tidak yakin.
Gu Ranran berjalan ke arah bar dengan linglung. Tempat ini merupakan tempat yang paling sering dia kunjungi. Karena itulah, dia memasukkannya ke dalam cerita.
Saat itu masih siang, bar masih tutup, tetapi para pelayan sudah datang untuk membersihkan meja. Gu Ranran berjalan ke arah bar dimana terdapat seorang bartender yang sedang membersihkan gelas.