Bartender muda itu memandang Gu Ranran dan tersenyum lembut, "Nona, kami belum buka."
"Aku hanya ingin mengambil tas milikku." Kata Gu Ranran.
"Tas?" Bartender itu memandang Gu Ranran dan tiba-tiba teringat sesuatu, "Oh, aku ingat, nona dibawa pergi oleh beberapa orang tadi malam, tapi nona belum membayar."
Gu Ranran hanya diam. Bocah ini mengingatnya, tapi tidak menyebutkan soal tas miliknya. Gu Ranran mengambil uang yang baru saja ditariknya dan melunasi tagihannya.
"Sekarang kamu bisa mengembalikannya kepadaku," Gu Ran mengulurkan tangannya kepada bartender itu.
Bartender muda itu membungkuk dan mengambil sesuatu di bawah bar, kemudian meletakkannya di tangan Gu Ranran.
Pena perak. Gumam Gu Ranran sambil mengaitkan pena itu di jarinya. Pena itu memang miliknya, lalu dimana tas miliknya?
Bartender itu mengangkat tangannya, "Nona, Anda hanya meninggalkan pena di atas meja, saya tidak melihat tas Anda."
Alis Gu Ranran sedikit mengernyit, apakah bocah ini ingin mendapat bayaran atas tasnya? Masih ada beberapa ratus yuan, apakah itu sepadan?
"Aku ingin melihat kamera pemantau!" Kata Gu Ranran sedikit emosi.
Kemudian mereka masuk ke ruang pengawasan. Melalui kamera pengawas, Gu Ranran memperhatikan dirinya yang sedang mabuk. Tak lama datang seorang penggemar untuk meminta tanda tangan. Gu Ranran membuka tasnya lalu mengeluarkan pena dan menulis namanya di buku.
Lalu tiba-tiba buku itu hilang, kemudian Gu Ranran memperhatikan tas miliknya di sofa juga tiba-tiba menghilang. Dari kamera pengawas, dia memegang pena dan berjongkok di atas meja, lalu datang beberapa orang yang membawanya pergi. Orang-orang itu berpakaian hitam, dan bartender muda itu tidak berani menawari mereka minum karena dia takut.
Dengan sedikit ketakutan yang terlihat di matanya dia berkata, "Nona, tasmu hilang dimakan udara. Aku benar-benar tidak mengambilnya."
Gu Ranran tercengang melihat hasil rekaman kamera pengawas itu hingga menjatuhkan pena dari tangannya.
Dari sini mulai terlihat jelas. Setelah orang-orang berpakaian hitam itu datang, ruang dan waktu pun beralih. Pada saat itu, dia sudah masuk ke dalam novel, tasnya tidak mengikuti, tetapi kenapa pena ini bisa masuk? Apa karena pena itu ada di tangannya?
Gu Ranran meninggalkan bar dengan pena di tangan, satu-satunya harta miliknya dari dunia nyata.
Sinar matahari hangat menyentuh kulitnya, Gu Ranran memandang sekeliling. Memandang ke arah orang-orang dan suasana jalanan yang ramai, ada perasaan yang mengganggunya.
Ini adalah dunia yang dia ciptakan. Lalu apakah dia dianggap sebagai Tuhan di dunia ini?
Tiba-tiba dia mendengar suara yang sangat lembut memanggilnya, "Gu Ranran." Gu Ranran menoleh untuk mencari asal suara itu.
Dari satu sudut di bawah sinar matahari, seorang bocah lelaki tampan dengan kulit putih dan senyum cerah mendatanginya. Bibirnya mengait dengan lembut, menunjukkan paras hangat yang menenangkan, mengabaikan orang orang di sekitarnya seperti riak ombak di pantai.
Sungguh anak lelaki yang tampan, dia hampir lupa bahwa dia telah memasukkan anak ini kedalam ceritanya.
Gu Ranran segera menatap mata bocah tampan yang datang dengan suara sangat lembut itu, "Siapa namamu, adik kecil?"
Mendengarkan pertanyaan Gu Ranran, bocah kecil itu tersenyum dengan bibirnya yang tertegun, matanya menunjukkan kekhawatiran, "Gu Ranran, ada apa denganmu? Aku Duan Yu. Kamu bahkan tidak mengenali aku?"
Duan Yu! Gu Ranran sampai terbatuk. Senyumnya tiba-tiba menegang.
Ya Tuhan, ternyata dia menulis anak itu dengan begitu cantik, sehingga dia benar-benar tidak mengenalinya!
Dia adalah bocah yang pernah mencintai Gu Ranran pada sebuah paragraf dalam novel. Ketika Duan Yu berusia tiga tahun, dia terpisah dari orang tuanya, kemudian orang tua Gu Ranran mengadopsinya.