"Hadapi dengan senyuman," pikir Amira disela-sela hembusan napas payahnya. Entah dengan apa Hendry menghadangnya, mungkin dengan CheyTac M200, senjata sniper yang paling mematikan di dunia. Kecepatan dalam melempar peluru mencapai 900 meter per detik dengan radius jangkauan hingga 1,4 mil. Tidak, Hendry tidak perlu itu. Hendry hanya perlu pistol dengan peredam suara. Setelah terdengan bunyi "Clock!" dan "Bang!" maka selanjutnya sayup-sayup terdengar suara gesekan. Seseorang yang menyeret tubuhnya yang bersimbah darah ke ruang rahasia yang gelap dan dingin, yang tidak seorang pun tahu tempat itu kecuali Hendry.
Dada Amira mengembang, ia ingin memasukkan udara semaksimal mungkin ke dalam paru-parunya, seolah-olah itu akan menjadi helaan terakhirnya. Amira menekan kode pengunci dan dengan perasaan ragu ia memutar gagang pintu.
Tapi, tiba-tiba… seseorang menerobos dari belakang dan Amira hampir tersungkur karena itu.