Aaron kini berada di rumah nya, tepat nya di ruang kerjanya.
Matanya tajam , wajahnya dingin.
Tatapan nya menerawang jauh.
"selamat malam pak" . itu suara orang kepercayaan nya.
"bagaimana hasil nya" . tanya Aaron.
"nona Sandra ... saat ini .... sudah .... meninggalkan Indonesia pak" , ucap orang kepercayaan Aaron dengan rasa takut nya.
Aaron yang mendengar laporan awal orang kepercayaan nya , sungguh hati nya sakit, tangan nya terkepal kuat menahan amarah nya.
"lanjutkan". perintah Aaron
" kejadian malam itu, dalang nya adalah Salah satu teman non Sandra sendiri pak," .. "dan ini indentitasnya" , ucap orang kepercayaan Aaron seraya menyerahkan sebuah amplop kepada Aaron.
Aaron pun membuka amplop itu dan membaca secara detail informasi di dalam nya.
Wajah Aaron terlihat kejam dan sangat marah .
"akan ku selesaikan sampai ke akarnya" gumam Aaron dengan penuh emosi.
"kau boleh pergi" ucap Aaron kepada orang kepercayaan nya.
******************
Keesokan Pagi nya Aaron berangkat ke kantor seperti biasa.
"Selamat pagi pak Aaron" sapa Trisa yang sudah berada diruangan Aaron.
"aku tak memanggil mu" sahut Aaron ketus.
"tapi ini kewajiban saya mempersiapkan segalanya untuk anda" . ucap Trisa dengan nada penuh percaya diri.
Aaron tentu tak menanggapinya.
"ini kopi anda Pak" ucap Trisa lagi.
Dan dia pun dengan berani nya mendekati Aaron dan memperbaiki dasi Aaron.
Dengan nada seksi dan menggoda dia berdiri di hadapan Aaron dan mengelus jas Aaron.
"Apa tidur anda nyenyak semalam pak?" ucap nya manja.
Aaron yang melihat tingkah Trisa tentu merasa muak dan jijik .
*flash back on
Saat Aaron membuka amplop yang diberikan oleh anak buahnya ternyata itu adalah data Trisa, ternyata dia yang sudah mengerjai Sandra.
*flash back selesai.
Mengingat itu Aaron semakin emosi.
Dia pun menepis tangan Sandra dari jasnya dan mengibas jas nya dengan tangan nya seolah ada noda di sana setelah disentuh oleh Trisa.
Melihat hal itu tentu Trisa merasa marah karena seolah Aaron merendahkan nya.
"jangan munafik Pak apa anda lupa apa yang telah terjadi dengan kita" ucap Trisa sinis.
"memang nya apa yang terjadi di antara kita" sahut Aaron ringan dan santai tangannya dia masukkan kedalam kantong celananya.
Trisa semakin marah mendengar ucapan Aaron.
"ternyata anda sama saja , dengan laki laki lain nya, habis manis sepah di buang" sahut Trisa emosi.
"hahahahahahah" Aaron yang mendengar itu tertawa .
"bukan kah kamu baru saja mengakui bahwa saya bukanlah satu satunya orang yang tidur dengan mu" balas Aaron sinis.
Trisa yang mendengar itu wajah nya memerah, antara marah, dan malu, entahlah.
"ohh, baiklah" Sahut Trisa dengan nada licik
"tapi bagaimana jika seluruh dunia tau bahwa seorang CEO PP. FF Company sudah tidur dengan sekretarisnya sendiri" . lanjut nya dengan senyum sinis dan menunjukkan sebuah foto kepada Aaron.
Aaron terdiam sejenak memperhatikan ekspresi Trisa dan foto yang ditunjukkan kepada nya.
"hahahahah" . tawa Aaron lagi
"lakukan lah" . sahut Aaron ringan, dan berjalan menuju ke kursi kebesaran nya. Duduk dengan santai nya.
Trisa mematung di tempat nya.
Dia tak menyangka Aaron tak takut dengan dengan ancamannya.
Melihat ekspresi Trisa. Aaron tersenyum licik meremehkan Trisa.
"dengar Nona Trisa, saya tidak akan berada di posisi saya saat ini jika saya sebodoh yang anda pikirkan" . ucap Aaron tenang
"Dengarkan saya baik baik nona Trisa." ucap Aaron penuh penekanan.
Mendengar itu dan melihat Aaron Kepercayaan diri Trisa pun menciut.
Aaron berdiri berjalan memutari meja kerjanya. Kini dia sudah berada di depan mejanya, bersandar santai, kaki yang dia silangkan dan tangan yang dia lipat ke dadanya.
"pertama, saya tahu semua tentang keluarga anda dan masa lalu anda."
"sayang nya kecerdasan dan kepintaran anda , anda gunakan di jalan yang salah, dan penuh kelicikan"
"ke dua, saya tahu anda menjebak saya" .
Deggghhh, ucapan Aaron semakin membuat Trisa takut dan mati kutu, kali ini dia salah memilih orang.
Melihat ketakutan Trisa Aaron kembali menekan nya.
"Dan terkahir,," ucap Aaron
Trisa melihat ekspresi Aaron datar, matanya tajam dan membunuh.
Trisa benar benar terintimidasi, dia menelan salivanya susah payah.
"saya tahu bahwa kamu lah yang menjebak sandra malam itu, namun kamu pura pura bodoh dan pura pura tidak tahu apa apa" ucap Aaron jelas dan keras.