"saya tahu bahwa kamu lah yang menjebak sandra malam itu, namun kamu pura pura bodoh dan pura pura tidak tahu apa apa" ..
Ucapan Aaron begitu jelas dan menusuk.
Hal ini membuat Trisa mundur selangkah, seolah dia kehilangan keseimbangan nya
Trisa berdiri penuh rasa takut tubuh nya gemetaran . Mendengar semua ucapan Aaron.
"aa..aapaaa,, maksud anda pak?" ucap nya gemetar
"saa... saa.. ya tidak ada hubungan nya dengan pemerkosaan Sandra?" ucap nya takut.
"hahaahahahah" Aaron tertawa.
Dan berjalan ke arah Trisa.
"aku tidak pernah mengatakan kejadian apa yang terjadi, tapi dengan jelas kamu mengetahui nya" . ucap Aaron seraya memegang kasar dagu Trisa.
Tubuh Trisa semakin gemetar, rasa takut benar benar menyeliputi nya.
"saa, saa,, yaa...." Trisa tak tahu harus berkata apa.
Aaron kembali menguatkan cekatan nya di dagu Trisa.
"sayang nya rencana kamu gagal, dan pria itu kini SEKARAT di rumah sakit" . Lanjut Aaron dengan nada emosi.
'deghhhhhh'
Trisa Kaget,, Ketakutan semakin terlihat jelas di wajah nya.
"jangan.. pernah.. coba.. untuk.. bermain main.. dengan.. saya" . ucap Aaron lagi dengan nada dingin dan penuh penekanan.
Trisa tersudut, tak tahu harus berbuat apa.
Saat bersamaan, 2 orang anak buah Aaron masuk kedalam ruangan nya.
"bawa wanita ini, dan pastikan dia menghilang dan tak akan pernah muncul di hadapan ku lagi" ucap Aaron tegas.
"tii.. ti.. dakk,, mohon ampuni saya pak Aaron" ucap Trisa memohon kepada Aaron.
"sudah terlambat," . sahut Aaron gamblang.
Dan Trisa pun di bawa keluar oleh ke dua anak buah Aaron.
Aaron sebenar nya tak akan terlalu jauh seandainya Trisa tidak begitu percaya diri seperti tadi. Namun sudah terlambat. Trisa akan bernasib sama seperti Arsen, menghilang dari Indo untuk selamanya.
Aaron kembali kemeja kerja nya. Memandang ke arah luar jendela Kantor nya, menatap kursi sekretaris yang kini kosong.
"permainan sudah selesai Sandra," ucap nya tegas.
Aaron dian sejenak.
"aku akan datang menjemput mu... Alle"..
ucap nya lagi. Namun kali ini dengan nada yang hangat.