Langit berwarna merah darah menghiasi angkasa yang begitu luas. Semuanya tampak hamparan gersang mengisi setiap sudut dunia yang begitu naas. Bangunan-bangunan tinggi hancur luluh lantak rata dengan tanah tanpa balas. Beton beton yang kuat berubah menjadi debu yang begitu rapuh di tiup angin dengan ganas.
Rasa takut, marah, kesal dan benci begitu menghiasi dunia carut-mawut. Dari tanah keluar api yang menjilat-jilat dengan terangnya yang tertancap layaknya baut . Bau busuk melingkupi seluruh dunia seakan-akan senantiasa berdansa dengan maut. Sebuah awan hitam selalu mengikuti langit merah yang senanti tiasa menghiasa tempat tersebut.
Tidak ada kehidupan disana yang terajut . Yang ada hanya hawa kematian yang begitu melekat, terus menerus menusuk sampai di tulang rusuk dan merusaknya tanpa bisa kembali lagi kepada maut. Waktu terlihat berhenti di tempat, semua tampak tidak ada yang bergerak dan hanya angin yang membawa hawa panas yang begitu terasa di kulit . Awan pun tampak hanya terdiam di langit merah tersebut.
Mata untuk terbuka lebar saja cukup sulit dilakukan, karena angin selalu membawa serpihan-serpihan batu kecil yang bisa saja membuat mata terluka terkena hempasan. Di jalan-jalan yang cukup besar yang di buat dari tumpukan tulang belulang sebagai tanda hukuman, angin panas tersebut berhembus layaknya sebuah pusaran, layaknya air sungai yang meluap-luap penuh dengan kemarahan.
Keadaan ini terus menerus terjadi dan sampailah dimana suatu titik semuanya telah hancur. Semua kehidupan yang berada di atas tanah maupun di dalamnya sudah lama menghilang seperti bayangan yang kabur. Tidak ada yang tersisa di sini yang tersisa hanya kematian dan siksaan yang terdengar seperti orang mendengkur. Sebuah Dengkuran yang terdengar seperti siksaan untuk penebusan dosa bagi beberapa orang yang melakukan kejahatan di depan maupun di belakang layar dan berakhir di liang kubur.
Tapi inilah kenyataan, di tempat ini lebih cocok dengan arena pembalasan, balas dendam yang di lakukan oleh para Iblis dan keturunannya yaitu setan. Sehingga tempat ini bernamakan Neraka tingkat tujuh, tempat para keturunan iblis tinggal dan meluapkan kemarahan.
Hanya sebatas rasa ingin tahu atau pikiran gila miliknya yang membuat seorang anak berumur 10 tahun datang kesana, bersama seekor hewan mirip kucing dengan bulu warna coklat miliknya. Akan tetapi sedikit berbeda, tubuh kedua makhluk ini di tutupi oleh cahaya biru yang di begitu menggelora, akan tetapi kontras dengan keadaan di sekitarnya yang berwarna merah membara. Angin yang berhembus seperti jilatan api yang menyala, langit berwarna merah dan tanah pun berwarna merah seperti darah segar yang tertumpah secara merata.
Terlihat mereka bukan dari dunia tersebut atau belum waktunya untuk mereka datang ke neraka saat ini. Mereka sengaja datang ke tempat ini, dari dunia manusia (bumi) untuk melakukan sesuatu yaitu untuk melunasi. Di nereka memang setan dan iblislah yang berburu manusia tapi itu untuk manusia yang sudah mati karena keserakan duniawi.
Beda cerita jika manusia itu masih hidup, maka yang menjadi bahan buruan adalah setan dan iblis. Nereka pun di bagi menjadi 7 tingkatan dan nereka tingkat 7 adalah neraka dengan tingkat bahaya terendah dan akan semakin bahaya jika tingkat itu turun dari 7 menjadi 6 dan seterusnya.
Dari umur dan tampang kedua makhluk ini tidak terlihat mereka adalah seorang yang memburu setan atau iblis, seorang anak berumur 10 tahun dan seekor kucing. Dan itu juga yang di pikirkan oleh setan-setan dengan jumlah yang ratusan, ribuan bahkan jutaan, saat mereka melihat mereka berdua.
Sesosok setan pun menampak dirinya di hadapan anak kecil dan hewan peliharaan tersebut yang di ikuti oleh ribuan setan lain di sana. Sayap gagak, yang lebarnya kepakannya lebih dari 2 meter, tubuh seperti seorang minotour, tinggi besar dengan otot-otot yang menonjol di selimuti rambut warna hitam dan wajah hewan yang berbeda-beda dari satu sama lain. Itulah sedikit deskripsi mengenai wujud Setan.
Dengan mata yang begitu merah, dan aura kegelapan milik mereka menyembur keluar saat mengerumuni anak kecil tersebut. Rasa haus akan darah manusia yang masih hidup, begitu meluap-luap dari dalam diri mereka. Rasa tidak sabar ingin menikmati mandi darah dari tubuh manusia kecil tersebut.
Dalam sekejap, ribuan setan tersebut tanpa koordinasi sedikit pun bisa serentak menyerang anak dan hewan peliharan tersebut dari segala arah, langit pun tertutupi oleh serangan setan yang di lakukan bersama-sama tersebut. Hampir tidak ada kesempatan untuk lari dari serangan itu, mungkin satu-satunya cara adalah menyerah agar kematian tidak terlalu sakit saat datang.
Tapi tidak terlihat dari anak tersebut keinginan untuk menyerah atau kabur. Di tengah situasi tersebut, tampak senyum tipis menghiasi wajahnya. Dengan sigap dia langsung membuat luka di pergelangan tangannya dan membuat darah keluar dari luka tersebut.
Di saat darah tersebut menetes di tanah merah, tampak kenampakan sebuah lubang hitam kecil selebar 60-70 Cm dengan posisi horizontal, berada tepat di atas darah yang tertuang dan merembas di tanah. Secara perlahan gagang dari sebuah pedang besar atau Blade muncul. Gagang berwarna merah tersebut pun di cabut oleh anak berumur 10 tahun tersebut dan yang menampak sosok pedang sepanjang 195 Cm tentunya pedang tersebut lebih besar dari pada tubuh anak tersebut.
Disaat-saat terakhir para setan tersebut pun menyadari bahwa mereka, merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi kepadanya. Yang di rasakan adalah suatu hawa membunuh yang lebih besar dari ribuan setan yang berada di sana, dan hawa tersebut di tujukan kepada setiap setan tersebut.
Tatkala merasakan hal ini, mereka langsung mengurungkan niat untuk menyerang anak kecil dan hewan peliharan itu. Bahkan setan yang hanya beberapa meter dari anak tersebut terhenti dan tidak bisa bergerak. Lalu keluarlah sebuah sabetan kosong di udara oleh pedang besar tersebut, angin hasil dari sabetan tersebut langsung menyebar kesegala arah dan menghancurkan setan tersebut bagaikan debu yang di tiup angin, tidak tersisa sedikitpun.
"Sudah wajar kalian takut dengan pedang ini, karena 900 juta lebih jiwa makhluk seperti kalian telah berada di dalamnya." Sebuah kalimat yang terucap oleh laki-laki tersebut setelah seluruh setan hancur.