Chereads / Soul Weapon / Chapter 5 - Kepergian

Chapter 5 - Kepergian

Walaupun setan berada di bawah tanah yaitu neraka, akan tetapi ada beberapa setan yang berhasil keluar dan berada di permukaan bumi, dan yang mengalami konflik dengan setan pun tidak hanya manusia melainkan hewan pun juga. Dan ada beberapa hewan yang berhasil mengalahkan setan akan mendapatkan Soul, dengan mendapatkan soul tersebut maka kekuatan hewan bertambah seiring dengan jumlah soul yang dimilikinya. Manusia pun akan bertambah kuat seiring jumlah soul yang di miliki dalam Soul Weapon.

Akan tetapi hanya hewanlah dari semua makhluk hidup yang dapat menyimpan soul di dalam tubuhnya. Sedangkan manusia, harus mempunyai sebuah wadah untuk menyimpan soul tersebut. Wadah tersebut bisa dari barang apapun dengan syarat benda mati. Seperti gelang, pedang, sabuk bahkan Armor. Dengan memasukan soul kedalam peralatan bisa menambah durability atau ketahan , kekuatan, ketajaman pada barang tersebut.

Soul di setiap barang pun bisa di pindah kepada barang yang lain. Akan tetapi hanya bisa di lakukan 1 kali. Hal ini terkecuali untuk Soul Weapon atau Soul Tool. Setiap Soul Weapon yang mendapatkan Soul, maka dia tidak akan bisa memberikan atau di pindahkan ke suatu barang atau Soul Weapon lain dan itu berlaku sama pada Soul Tool juga. Walaupun hanya Soul Weapon yang bisa mendapatkan Soul, tapi dengan membunuh hewan yang memiliki Soul. Maka senjata apapun itu, bisa di masuki oleh Soul hewan yang di bunuh tersebut beserta seluruh soul yang dimilikinya.

Dengan adanya soul yang berada pada suatu barang, harganya pun bisa sangat meningkat. Contoh gelang batu, yang harganya hanya 1 buah koin tembaga, jika di dalam ada 1 soul di dalamnya, harganya bisa naik mencapai 10 koin perak. Seperti itulah mahalnya sebuah soul, karena jika memiliki 1000 soul, maka pemilik akan mendapatkan 1 buah batu keramat yang memiliki banyak kegunaan.

Mata uang di bumi saat ini:

100 koin tembaga = 1 koin perak

100 koin perak = 1 koin emas

100 koin emas = 1 koin adam.

Oleh karena itu golongan Eradic pada dasarnya adalah golong yang menggerakan roda ekonomi dengan terus berburu batu keramat yang sangat di butuh banyak masyarakat sebagai sumber daya yang akan selalu di butuhkan, selain tugas sebagai pengaman ketertiban suatu kota.

Dalam ritual Hunter ini pun, bertujuan agar golongan Eradic bisa melakukan tugasnya dengan baik, walau tidak memiliki Weapon Soul. Dengan upayanya, mereka harus bisa mendapatkan Soul dengan senjata bisa. Oleh karena itu, hal ini sangat penting untuk melihat seberapa siap mereka, walaupun harus mengorbankan nyawa anak mereka.

Soul pertama di dalam upacara hunter ini juga sangat berpengaruh di perkembangan senjata tersebut kedepannya. Hal ini bisa terjadi karena soul yang di terima pertama kali adlaah tolak ukur mendapatkan soul yang di terima di lain waktu.

Contohnya Soul pertama miliknya adalah 3 Soul, dan hewan yang di kalah dia pada waktu selanjutnya memiliki 3 soul maka yang di dapatkan sejata itu adalah 9 soul. Jadi bisa di simpulkan setiap soul akan di lipatkan 3 kali untuk pertarungan mereka selanjutnya. Akan tetapi semua ini hanya terjadi saat ritual hunter terjadi, untuk pemerolehan Soul pertama.

Jika dia menggunakan senjata lain atau yang berbeda, dia tidak akan mendapatkan keuntungan untuk kelipatan tersebut di kemudian hari lagi. Oleh karena itu, hanya pada ritual Hunter ini menjadi titik tolak sebuah perkembangan yang sesungguhnya.

"Baiklah Theo, kamu bisa mengambil senjata yang kamu inginkan, dan bisa membantumu di hutan selama 1 minggu kedepan."

Theo pun mengambil, 1 buah pedang, dan sebuah belati sebagai senjata. Dia memilih senjata itu, seperti memilih jalan hidupnya kedepan.

"Seperti biasa , kamu akan menggunakan cara bertarung seperti itu. Sebuah pedang di tangan kanan dan belati di tangan kiri, ya Theo?"

"Ya ayah, aku melakukannya seperti biasa, saat kita berlatih."

"Baiklah itu pilihanmu, dan untuk Equipment tambahan sudah ayah siapkan di tas."

"Ya makasih ayah."

"Lalu selanjut Tobi, kamu bisa memilih senjata sekarang."

Dan Tobi pun mengambil sebuah sabit yang berbentuk persis seperti bulan sabit dengan cahaya abu-abu yang terpancar karena perawatan dari pemilik yang mengasahnya setiap hari. Dengan melihatnya sudah membuat hati terasa perih, membayangkan begitu tajamnya sabit tersebut.

Tobi pun terdiam sejenak setelah mengambil sabit tersebut, tampak dia berfikir sejenak, sekaligus memikirkan gaya bertarung yang pas untuknya. Tak begitu lama, sorot mata tertuju pada sebuah tameng kecil. Walaupun tameng tersebut kecil pada umumnya, akan tetapi bagi Tobi, seorang anak yang berumur 10 tahun. Tameng tersebut sama lebar di punggungnya. Dan di ambillah tameng tersebut.

"Sebuah sabit dan tameng? Mengapa kau mengambil tameng Tobi, saat latihan kamu tidak pernah sekalipun menggunakan tameng. Dan terknik bertarung menggunakan tameng pun belum aku ajarkan, karena umur kalian belum sesuai."Celetuk Culas dengan rasa aneh saat Tobi mengambil sebuah tameng.

Sebenarnya teknik menggunakan tameng belum di ajarkan oleh Culas, itu adalah hal yang wajar. Banyak faktor yang harus di punyai oleh pengguna tameng, salah satu adalah tubuh yang sangat kuat. Bagi seorang Eradic, pengguna tameng harus sangat kuat dan mempunyai tubuh seperti hewan buas. Karena dengan menjadi Guardian (sebuatan golongan Eradic yang menggunakan tameng) harus bisa menghadang segala jenis serangan.

Konon seorang guardian , bisa menahan serangan 10 ekor gajah tanpa terdorong sedikitpun. Oleh sebab itu, di butuhkan ketahan tubuh yang kuat dan hal itu belum di miliki anak berusia 10 tahun. Culas sangat mengerti hal itu.

"Tidak apa ayah, aku mengambil hanya bertujuan untuk melindung tubuh bagian belakangku dari serangan fatal, jadi tidak masalahkan." Sembari melingkupkan tameng tersebut di punggungnya.

"Oh begitu, jadi kamu menggunakannya hanya sebagai pelingdung bagian belakang. Walaupun itu menambah bebanmu tapi kurasa dengan kecepatanmu tidak akan menjadi masalah membawa sebuah tameng di punggung. Baik cepat ambil tas tersebut."Pendapat Culas

Di dalam keluarga ini, memang Tobi lah, yang memiliki kecepatan paling tinggi di bangdingkan yang lain. Melihat hal ini membuat Culas percaya bahwa Tobi tidak akan terlalu mengurangi kecepatanya secara signifikan dengan membawa sebuah tameng. Memang di sini selain Culas berperan sebagai pengantar dua anak ini dalam ritual Hunter sekaligus berperan sebagai penasehat.

"Baik ayah." Jawab Tobi sembari mengambil tas di depannya.

"Baiklah kalian berdua, sekarang kalian telah siap untuk menjalankan ritual kedewasaan yaitu Hunter. Dengan berhasilnya nanti kalian di test ini, maka kalian akan di anggap sebagai seorang Eradic yang sesungguhnya. Di sini ayah sangat bangga bisa memiliki Putra seperti kalian berdua. Ayah harap kalian bisa lulus pada test ini dengan membanggakan. Jadi selamat berjuang anakku, bawalah tangkapan yang besar, dalam 1 minggu yang akan datang."

"Siap ayah."teriakan yang membuat gemuruh seluruh isi hutan.

Dengan berlarinya mereka kedalam hutan dan teriakan yang membuat gemuruh tersebut, sebagai sebuah tanda bahwa mereka memulai ritual Hunter. Dengan senyum yang tampak jelas di raut wajah sang kakak Odent berserta kedua orang tuanya, hal ini sebagai pengantar kepergian mereka berdua untuk mencapai kedewasaan bagi seorang Eradic.

Sebuah tantangan yang telah mereka terima sebagai awal kehidupan sebagai Eradic. Teriakan yang semakin menjauh dan meninggalakan rumah kayu tersebut, membuat hati orang yang tinggalkan menjadi lebih khawatir, senyum yang tampak beberapa saat lalu telah sirna, menjadi rasa was-was yang tampak.

Sebuah ritual yang mengharuskan salah satu anggota keluarga menuju kematian, siapa pun yang melakukannya, akan terjadi kekhawatir dengan nasib anggota keluarga mereka. Harapan kepada sang Pencipta agar Theo dan Tobi bisa selamat selalu tercurah di dalam setiap doa. Seakan terus terucap selama 1 minggu kedepan.