Ara berendam dengan air hangat di kamar mandi yang berada di dalam kamar hotel mereka untuk menenangkan badannya dan pikirannya.
Seharian ini Ara berusaha bersikap manis kepada istrinya. Namun mereka hanya menghabiskan waktu di dalam kamar, karena Ara sedang enggan keluar ruangan. Sepertinya suasana hatinya sangat mengganggu aktifitasnya hari ini.
Aya yang menyadari ada sedikit perubahan pada suaminya, hanya bisa diam saja. Ia tidak berani bertanya. Ia masih takut membayangkan apa yang bisa diperbuat Ara terhadapnya. Walaupun itu hanya pikiran buruknya sendiri.
Aya menghabiskan waktu dengan membaca buku yang dipinjamnya dari perpustakaan hotel. Saat makan siangpun, suaminya tidak mau pergi ke restoran. Sehingga Aya memesan beberapa macam makanan dari restoran hotel ke dalam kamar untuk ia dan suaminya.
Saat Ara asyik berendam di dalam air hangat, ponselnya bergetar. Ia melihat ada satu pesan masuk di ponselnya dan membacanya. Ia berulang kali membaca pesan tersebut sambil mengepalkan tangannya dan memegang erat ponselnya. Ia merasa amarahnya kembali meningkat.
Ia mengingat kembali apa yang dilihatnya di Bogey's Teras pagi tadi. Istrinya hampir saja dicium oleh lelaki lain. Dan saat itu, istrinya sempat terpaku dengan lelaki tersebut.
Namun Ara kembali memejamkan matanya dan berusaha menenangkan pikirannya.
👫💓👫💓👫
Di ruang makan kamar, Aya sedang menunggu suaminya yang saat ini masih berada di dalam kamar mandi. Makanan yang dipesannya sudah siap tertata di atas meja makan. Kepulan asapnya masih keluar dari makanan tersebut yang menandakan bahwa makanan tersebut baru saja dibuat oleh Chef hotel tersebut.
Aya melirik jam dinding yang terpampang di depannya. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 20.30. Aya sudah merasakan perutnya yang keroncongan. Namun ia belum berani untuk memulai makan duluan.
Entah kenapa, saat ini ia malas berdebat dengan suaminya. Semenjak ia kehilangan kedua orang tuanya, mau tak mau ia bergantung dengan suaminya. Yang pada akhirnya ia harus bisa menuruti semua kemauan suaminya.
Tanpa disadari oleh Aya sendiri, air matanya menetes. Ia merasakan kesedihan karena harus hidup tanpa kedua orang tuanya. Tidak ada lagi tempat ia mengadu mengenai masalah hidupnya. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia mulai menangis dalam diam. Hanya bahunya saja yang terlihat bergerak.
Ara berdiri bersandar di samping lemari besar yang tepat berada di belakang meja makan. Ia hanya melihat belakang istrinya. Dan ia tahu bahwa istrinya sedang menangis.
Aya cepat-cepat mengusap air matanya agar tidak terlihat oleh suaminya. Namun tanpa diketahuinya, Ara sang suami sudah melihat ia menangis sedari awal.
Saat Aya berdiri hendak berbalik memanggil Ara di kamar, ia terkejut dan segera memegang sandaran kursi.
"Astaga mas... Kamu ngapain disitu??!!" Aya memgang dadanya karena masih merasa terkejut. Ia memegang kuat sandaran kursi.
Dengan senyum, Ara berjalan mendekati Aya. "Aku baru mau ke meja makan. Aku nggak tau kalau aku jadi mengejutkan kamu. Maaf ya sayang." Jawabnya santai dan membelai pipi kiri Aya sembari menyeka bekas air mata Aya yang masih tampak.
Ia duduk di kursi yang berhadapan dengan Aya. Mereka makan dalam diam. Aya tidak berani mengangkat kepalanya. Ia terus saja makan makanannya. Entah kenapa, ia merasa takut dengan suaminya.
Ara yang memperhatikan istrinya sedari awal makan, hanya tersenyum tipis. Ia makan sambil menatap ke arah istrinya. Hal ini membuat Aya menjadi jengah. Ayapun mempercepat makannya.
Selesai Aya makan, ia berdiri hendak pergi karena sudah tidak tahan ditatap Ara, yang seakan-akan sengaja mempermainkannya.
"Mau kemana!!??" Tanya Ara saat Aya berdiri.
"Hmmm, aku sudah selesai mas. Aku mau ke kamar." Jawab Aya sambil merapikan piring bekas makannya.
"Kamu liatkan aku belum selesai makan!!??" Tanya Ara kembali dengan nada yang sedikit meninggi dan menatap tajam Aya.
Ayapun memandang kepada Ara. Dengan perlahan ia kembali duduk.
👫💓👫💓👫
Di dalam kamar, Aya mengganti pakaiannya dengan segera. Ia masih belum berani memperlihatkan tubuhnya tanpa pakaian di depan suaminya.
Tanpa didengar Aya, Ara sudah masuk ke dalam kamar dengan diam-diam. Ia memperhatikan dengan seksama ke arah Aya yang sedang berganti pakaian.
Walaupun Aya tidak total tanpa pakaian, namun hal ini membuat Ara semakin menginginkan istrinya itu. Ara tersenyum dengan mata liar menatap Aya.
Saat Aya berpaling karena merasa ada yang memperhatikannya, ia terkejut bukan kepalang. Hari ini dua kali ia sukses dibuat terkejut oleh suaminya itu. Tapi untuk yang satu ini, Aya terkejut sekaligus ketakutan.
*
*
@@@#@@@#@@@
Salam
SiRA.