Chereads / Ami Maya / Chapter 15 - Persahabatan Mereka

Chapter 15 - Persahabatan Mereka

Ara dan Aya sedang menikmati makan malam yang romantis, saat suara handphone milik Ara berbunyi. Dilihatnya nama Sony yang tertera di layar handphonenya. Diabaikannya panggilan tersebut dengan menggeser tombol merah, tanda memutuskan panggilan. Aya melihat, namun tidak bertanya.

Karena dilihatnya Aya tidak menggubrisnya, maka ia sendiri yang langsung menjelaskan. "Telepon dari Sony" katanya. "Kenapa nggak diangkat?" sahut Aya heran. "Malas." Jawab Ara sambil menyuap makanan ke mulutnya.

Aya hanya memandanginya sebentar. Ia merasa tidak perlu ikut campur. Dan ia terus menikmati makanannya.

Tak lama waktu berselang, berbunyi lagi suara handphone milik Ara. Dilihatnya yang menelepon masih dari Sony. Aya pun melihat di layar handphone Ara terdapat nama Sony. Aya lalu menoleh ke arah Ara.

"Kenapa nggak diangkat? Mungkin penting, makanya dia menelpon kamu terus." Saran Aya karena jengah juga ia mendengar suara handphone Ara berbunyi terus. Ia merasa khawatir, takut ada sesuatu yang penting yang ingin disampaikan Sony.

Dengan malas Ara mengangkat teleponnya. "Hmm!!" jawab Ara. Si penelepon di ujung telepon terdengar seperti menjelaskan sesuatu. "Sial*n kamu. Cuma karena itu aja, kamu gangguin aku makan malam!!" Kata Ara kepada Sony di telepon. "Kalau kamu gelisah, kamu langsung telepon aja. Atau kalau mau lebih bagus lagi, kamu langsung ke rumahnya. Selesai kan?" Ara memberikan saran kepada Sony. Karena sepertinya Sony sedang ada masalah.

Aya hanya mendengarkan sambil tetap memakan makanannya. Sesekali ia menoleh kepada Ara.

Setelah Ara menutup telepon, ia melihat Aya.

"Kenapa Sony mas?" tanya Aya. Karena dilihatnya Ara seperti mengharap Ayalah yang dahulu bertanya.

Ara tersenyum. "Tau tuh Sony, kayaknya suka sama Isma." Sahut Ara dengan wajah yang dibuat cemberut.

"Loh, iya kah? Dia nggak tau kah kalau Isma itu sudah punya pacar?" Aya segera menjelaskan karena sedikit kaget kalau ternyata Sony ada rasa sama Isma.

Ara hanya mengangkat bahu dan terus makan. Ia tidak perduli dengan temannya itu. Tadinya ia sudah mulai merasa nyaman dengan Aya, karena Aya sudah mulai terbuka dengannya. Tapi karena telepon Sony tadi, Aya terlihat mengkhawatirkan sahabatnya. Aya terlalu menganggap ini serius. Sehingga perasaan Ara, acara makan malamnya dengan Aya menjadi terganggu. Tak henti-hentinya Ara memaki Sony di dalam hati.

"Sudah enggak usah dipikirkan. Selesaikan makan kamu. Biarlah Sony mengurus sendiri urusan asmaranya." Ajak Ara mengalihkan perhatian Aya.

Dan merekapun menyelesaikan makan malam mereka.

👫💓👫💓👫

Keesokan paginya, Sony menghampiri Ara yang baru tiba di kantor. Ia memang sengaja menunggu kedatangan Ara. Ia masih hendak membicarakan permasalahannya semalam.

"Hai bos." Sapa Sony langsung dihadapan Ara yang membuat Ara terkejut. Ara langsung memasang muka jutek. Sony hanya terkekeh melihat wajah Ara. Sony lalu berjalan beriringan dengan Ara.

"Aku sengaja nunggu kamu datang. Bisakan kamu bantu aku?" Tanya Sony. Dilihatnya Ara tidak menoleh ke arahnya. "Ayolah..." rengek Sony sambil memegang pergelangan tangan Ara. Sontak saja Ara terkejut. Dilihatnya orang-orang di sekitaran memperhatikan mereka.

"Apa sih!!!!" Ara menghempas tangan Sony karena jijik. Ara lalu mengelap-elap tangannya. Ia malu dilihat banyak mata. Terutama tamu hotel yang notabene tidak kenal dengan mereka. Ia takut disangka pasangan sejenis.

Sony terkekeh bahkan tertawa terbahak-bahak. Sony hendak meraih kembali tangan Ara, namun Ara yang sadar, segera mundur menjauh. Ditolehkannya kepalanya ke kanan dan ke kiri, masih melihat orang-orang di sekitar mereka.

Banyak orang-orang hanya tersenyum melihat mereka. Tapi ada juga yang memandang jijik kepada mereka. Gaya Sony berhasil membuat para khalayak ramai menduga-duga.

Ara segera pergi menuju lift yang kebetulan sedang terbuka. Dan dengan cepat menekan tombol angka 15, menuju lantai ruang kerjanya. Namun tak kalah cepat, Sony pun segera masuk ke dalam lift sebelum pintu lift tertutup. Akhirnya mereka berada di dalam satu lift dengan tujuan yang sama. Sony melirik ke arah Ara dan terkekeh.

👫💓👫💓👫

Isma masih memandangi pesan di handphonenya. Sambil tersenyum ia menimbang-nimbang apakah perlu membalas pesan singkat tersebut atau mengabaikannya saja. Isma mengetuk-ngetukan handphonenya dengan pelan di atas meja. Ia menerawang mengingat saat pertama kali mereka bertemu di Soto Banjar Restoran Amado. Ia tersenyum-senyum sendiri.

Lalu Isma mulai mencoba mengetik beberapa kata, namun dihapusnya kembali. Begitu sampai berulang kali. Sampai akhirnya ia tidak jadi mengetik pesan balasan. Ia mengurungkan niatnya.

Saat yang bersamaan, datang seorang wanita yang sudah lama menjadi pelanggan setia di butik milik Isma. Isma lalu menaruh handphonenya di meja dan dengan cepat melayani wanita tersebut.

👫💓👫💓👫

Hari ini Sony uring-uringan karena terus menunggu balasan pesan singkat yang dikirimnya kemarin siang ke kontak Isma. Kemarin, ia berpikir, setelah ia mengirimkan pesan tersebut, akan segera dibalas oleh Isma. Dan dia berniat mengajak Isma jalan pada malam harinya. Namun pada kenyataannya, semua tidak seperti yang diharapkan Sony.

Sony teringat dengan apa yang dikatakan Ara sewaktu mereka di dalam lift pagi tadi. Ia terlalu percaya diri. Hanya karena selama ini ia yang dikejar-kejar oleh para wanita, sehingga ia menganggap Isma juga akan mudah terbujuk olehnya.

"Hahhhh, menunggu, membosankan." Keluh Sony berbicara sendiri. Tanpa ia sadari, sudah ada Ara di belakangnya. Sedari tadi Ara memperhatikan tingkah laku Sony yang menjadi malas dan uring-uringan.

"Telepon sudah..." Kata Ara yang membuyarkan lamunan Sony dan sekaligus mengejutkannya. Sony langsung berdiri dan berbalik melihat ke belakangnya.

"Astaga pak bos. Mengagetkan saja." Kata Sony sambil tertawa dengan mulut miring khasnya. Sony kembali duduk dan Ara duduk di kursi yang ada di hadapan Sony.

"Bagaimana? Berani nggak? Langsung tembak." Pancing Ara sengaja mulai memanas-manasi Sony.

Sony hanya tersenyum tipis. "Aku nggak tau, kenapa yang ini kok rasanya beda ya. Buat aku pengen serius." Jawab Sony dengan wajah serius. "Kelihatannya agak susah juga mendapatkan dia" kata Sony lagi sambil tertawa menyenangkan hatinya sendiri.

Ara juga ikut tersenyum. "Bilang istriku, dia sudah punya pacar sob. Gimana?"

Sony memandang Ara, tertarik dengan informasi yang diberikan Ara. "Serius. Hahahahaa, sudah kuduga, pastilah dia punya kekasih. Hmmm." Sony seperti memikirkan sesuatu.

*

*

@@@#@@@#@@@

Salam

SiRA.