Ara mengelap keringat di dahi dan sekitaran wajahnya dengan tisu. Ia merasa sangat bersemangat. Ia sudah tidak bisa manahan diri dan bersabar. Ia terlalu menginginkan ini sehinggga ia mengabaikan aksi berontak Aya sebelumnya.
Ada terbersit rasa bersalah dan penyesalan di hatinya. Namun ia menguatkan diri kalau ia tidak sepenuhnya bersalah. Ia tersenyum tipis. Dipandanginya istrinya yang sedang berbaring di sampingnya dan membelakanginya. Ia tahu betul kalau istrinya itu sedang bersedih saat ini.
Ia berusaha membujuk Aya untuk berbalik menghadap dirinya, namun ditolak mentah-mentah oleh Aya. Ara melihat istrinya berlinang air mata saat dan setelah dia melakukan itu. Ara hanya bisa diam untuk sesaat. Ia tidak mau menambah rasa marah istrinya dengan melakukan hal-hal lain.
Tak lama selang berlalu, Ara memeluk istrinya dari belakang sambil mengecup kepalanya. Ia memohon maaf di dalam hati. Ia pun tertidur di belakang istrinya.
👫💓👫💓👫
Ara terbangun mendengar suara air keran di kamar mandi. Ditolehkannya kepalanya ke samping, namun sudah tidak ada istrinya. Ia bangun dan duduk di tempat tidur.
Diingatnya apa yang terjadi semalam. Ia ingat bahwa ada bekas luka yang bertengger indah di bawah payudara sebelah kiri Aya. Di elus dan diciuminya bekas luka tersebut yang membuat Aya membelalakkan matanya.
"Ini kenang-kenangan dariku kan?" tanya Ara sambil mencium bekas luka tersebut. Lalu ia terkekeh yang membuat muka Aya memerah karena menahan rasa malu.
"Ini biar kamu ingat terus sama aku. Selama ini kamu keingat aku terus kan?"
Ara tersenyum mengingat kejadian semalam. Ditambah lagi, setelah ia menyingkap selimut di tempat Aya berbaring, terdapat noda merah di seprai tersebut.
👫💓👫💓👫
Siang ini Ara berencana mengajak Aya pergi makan keluar. Ia bosan dicuekin oleh Aya sepagian ini. Ia juga memiliki perasaan tidak enak terhadap Aya karena dilihatnya mata Aya bengkak akibat menangis semalam.
Dilihatnya Aya hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa benar-benar dimakan. "Ay, bicara dong...." pinta Ara berusaha terlihat memelas agar Aya mau bicara dengannya. Namun Aya tetap tidak menggubrisnya. Setelah Ara mengancam akan menciumnya, barulah Aya menoleh kepadanya. Tapi tetap diam seribu bahasa.
Ara merasa menang dan ia melanjutkan makannya. Tanpa diduganya, Aya berdiri dan pergi meninggalkannya. Dipanggilnya Aya berulang kali agar kembali karena istrinya itu belum selesai makan, namun tidak diindahkan.
Arapun menyudahi makannya dan berlari mengejar Aya. Dilihatnya Aya pergi mengarah ke taman di belakang rumah. Diikutinya istrinya tersebut.
Sesampainya Aya di samping kolam air mancur, Arapun bertanya "kamu kenapa sih? Makan kamu belum selesai loh. Nanti kamu sakit. Enggak kuat...." Ujar Ara dengan candaan berharap Aya akan terpancing. Tetapi hal itu malah membuat Aya semakin marah. Ia menatap sinis kepada Ara. Ara menjadi gugup dan sedikit takut. Ara segera mengangkat kedua tangannya tanda menyerah. "Ow..oww...owww.... Aku salah apa?".
Ara sangat tahu apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh Aya saat ini. Ia sengaja berpura-pura seakan tidak terjadi sesuatu. Ia lalu menarik lengan Aya dan memeluknya dengan erat. Namun Aya masih saja berdiam diri.
Ia tidak tahan didiamkan dan tidak dipedulikan oleh Aya seperti ini. "Jangan dipikirkan, aku mohon. Aku bahagia. Mungkin aku egois, tapi aku menginginkan ini semua. Aku mohon jangan bersedih." Akhirnya pintanya dengan lembut. Ia pun mengusap kepala Aya dan menciumnya.
👫💓👫💓👫
Aya perlahan melepaskan dirinya dari pelukan Ara. Ia mundur dan menunduk. Saat ia hendak berbalik, Ara menarik pergelangan tangannya dan menciumnya.
Kali ini Aya pasrah dicium oleh Ara. Ia tidak melawan, tidak juga membalas. Ia hanya diam menunggu Ara selesai.
Dalam hati Ara merasa agak heran dengan sikap Aya. Ia pun menghentikan ciumannya dan memandang Aya. Ayapun memberanikan diri memandangnya. Ara tersenyum dan dibalas senyuman tipis oleh Aya.
Ara kembali mencium Aya, namun hanya sekilas. Ia menggandeng tangan kanan Aya dan membawanya masuk ke dalam. Sambil jalan, ia bersenandung dan bersiul tanda ia sedang bahagia.
*
*
@@@#@@@#@@@
Dari Penulis:
Mohon maaf ya, saya lama up date ceritanya 🙏🙏🙏
Dan mohon maaf juga kalau cerita kali ini tidak panjang 🤗🤗🤗
Saya ada kesibukan lain yang tidak bisa ditinggalkan. Jadi saya kurang konsentrasi untuk menulis.
Salam
SiRA.