Selama 4 jam lebih perjalanan dari jakarta menuju Bandung dilalui Revan dengan lancar. sesekali mereka berhenti karena baby kenzo seringkali rewel di perjalanan. tepat jam 7 malam mereka memasuki kawasan cibaduyut yang terletak dikecamatan bojongloa kidul kota Bandung.
Rumah Revan ada di bojongloa kidul , sedang Dina rumahnya ada di bojongloa kaler. setelah mengantarkan Larisa dan Kenzo ke rumah Dina, Revan pun melaju ke arah rumah orangtuanya. mobilnya berjalan perlahan melewati tugu dengan Landmark sepatu laki-laki dan perempuan itu. Cibaduyut sendiri sebenarnya adalah nama kelurahan yang masuk ke dalam Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung. Cibaduyut terkenal dengan kerajinan sepatunya.
Ayah Revan adalah seorang pengrajin sepatu. sekarang kerajinan sepatu kulitnya sudah sangat terkenal dan punya pabrik sepatu ternama di Cibaduyut. produknya menjadi langganan pejabat-pejabat pemerintah.
Tidak lama kemudian Revan sudah sampai di rumahnya. rumah bergaya klasik dengan halaman luas didepannya sangat Revan rindukan. masa kecilnya bersama 2 adiknya adalah kenangan yang indah di rumah itu. mobil Revan masuk di pelataran rumahnya. dia keluar mobil dan mengeluarkan koper dari bagasi.
Ting Tong Ting Tong "Assalamualaikum" ucap Revan. Tak lama kemudian ada seorang wanita paruh baya yang masih kelihatan cantik keluar dan memeluk Revan erat.
"waalaikumsalam. Revan, kamu mau pulang koq ga bilang-bilang nak? ayo masuk" mamanya Revan mengamati putranya lekat menoleh kekanan kiri. "lho Almira mana?"
"Ma, Revan istirahat dulu ya. nanti Revan ceritain semuanya".
Mamanya Revan heran dengan sikap putranya yang tampak sedih. Tapi dia tidak mau berfikiran buruk.
Sembari menunggu Revan istirahat mama Rita ibunya Revan menyiapkan minuman hangat dan makan malam untuk anaknya.
"ma, siapa tadi yang datang?sepertinya papa denger suara Revan?" Papa Revan Pak Adiwijaya menghampiri istrinya yang sedang sibuk menyiapkan makan untuk putranya.
"Revan Pah"
"sendirian?Almira ga ikut?
"iya sendirian, dia belum cerita. tapi sepertinya ada masalah.
"Pah, mah..." Revan menghampiri ayahnya dan memeluknya erat.
"gimana kabarmu nak? Almira koq ga ikut kesini?"
"Revan makan dulu ya pah. nanti Revan cerita."
"Ya sudah".
Setelah Revan menyantap makan malamnya, Revan pun menceritakan semuanya. dari mulai Revan kecelakaan sampai dia kini telah resmi bercerai dengan Almira dan keluar dari pekerjaannya.Bu Rita dan Pak Adiwijiya tampak kaget dan prihatin dengan keadaan anaknya. Tapi mereka hanya bisa mendukung keputusan anaknya. dia yakin Revan bisa memutuskan sendiri apa yang menurutnya baik. sebagai orangtua mereka hanya bisa memberi semangat pada Revan agar bisa bangkit lagi .
"Lalu apa rencanamu setelah ini nak? apa kamu mau melanjutkan usaha papa? kamu tinggal disini saja ya Van" ucap Bu Rita.
"Sepertinya Revan akan mencari pekerjaan di kota lain mah, pah."
"jangan jauh-jauh ya nak. di jakarta yang cuma 4 jam dari sini aja kamu jarang pulang. apalagi lebih jauh lagi."
"Besok Revan pikirin lagi mah.Revan istirahat dulu ya mah, pah".
Revan merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya yang sudah lama tidak dia tempati. terakhir tidur disini waktu lebaran dan bersama Almira. tapi sekarang? Revan kembali mengingat mantan istrinya itu. Tapi segera ia enyahkan. dia membuka ponselnya. kontak Almira memang sudah ia blokir.jadi kemungkinan dia tidak bisa menghubungi Revan lagi.
Revan melihat grup Wa teman kuliahnya. ada chat dari Narendra. dia kemudian ingat kalau Rendra punya perusahaan di semarang. kemudian terfikir olehnya menanyakan pada Rendra tentang pekerjaan. Gayung bersambut. Rendra dengan senang hati mengajak Revan bergabung diperusahaannya.
"Semarang? jawa tengah? rasanya sudah sangat jauh dari jakarta. sepertinya ide yang bagus untuk menghilang dari Almira."Batin Revan.
Pagi harinya Revan menikmati sarapan buatan ibunya. sama enaknya dengan masakan mantan istrinya. nah kan Revan kembali ingat mantan istrinya. bayangan istrinya memang tidak pergi jauh-jauh dari pikirannya. senyum manis wanita itu selalu membayanginya.
Revan sarapan bersama bu Rita dan pak Adiwijaya.
" Rina dan Resa mana ma?"
"Rina udah ngajar tadi pagi-pagi. dia mau ketemu kamu. tapi sepertinya kamu masih istirahat jadi dia ga berani ganggu kamu. Reza dari tadi malam tidur dirumah temen kuliahnya. ada tugas banya katanya."
tiba-tiba ada suara telfon dari ponsel bu Rita yang tergeletak diatas meja.
Beliau mengernyitkan dahinya melihat nama yang terpampang dilayar ponselnya. "Almira"
"Siapa ma?"
"Almira Van," Revan tersedak mendengar nama itu di sebut. tidak usah diangkat mah. mama Revan mengangguk dan mematikan ponselnya. sebenarnya beliau tidak tega melakukan itu pada mantan menantunya itu. tapi apa boleh buat Revan lebih tahu apa yang terbaik untuk mereka.
*******
Almira merasa kecewa karena yang ditelponnya dari tadi tak juga mengangkat. Almira semakin sedih karena dia tidak tahu lagi siapa yang harus dia hubungi selain ibu mertuanya.
tok tok tok..
"Al, bukain pintunya donk" ucap Naura dari luar pintu kamar Almira.
"Ah ya mbak.. sebentar" Almira membuka pintu kamarnya. bergegas menemui kakak iparnya itu.
"matamu sembab Al, kamu nangis lagi?"Almira mengangguk malu. belakangan ini tidak ada hari yang dilewatkan tanpa menangis.
"Allah tidak suka sesuatu yang berlebihan Al, kamu jangan mencintai seseorang melebihi cintamu pada Allah. mbak memang ga tahu bagaimana perasaanmu. tapi cobalah untuk ikhlas. kalau memang kalian masih ada jodoh pasti suatu hari nanti kalian akan bersatu lagi".
"iya mbak" Almira mengangguk pasrah.
"mandi gih sana. ikut mbak belanja aja yuk. nanti sekalian jemput Alfa di sekolah. biar kamu bisa refresing. masa iddahmu udah selesai kan? kita jalan-jalan, shopping,makan-makan aja Al biar ga bete terus di rumah." Naura barusan dapat telfon dari Fajri, kakak Almira itu menyuruh istrinya mengajak Almira jalan-jalan agar tidak stres di rumah.
"iya mbak , aku mandi dulu ya" Almira pikir ajakan Naura ada benarnya. dia sudah lama tidak jalan-jalan. setidaknya dia bisa melupakan masalahnya. Dia sudah tidak tahu lagi mencari Revan kemana. tapi dia yakin jikalau Allah berkehendak pasti mereka akan bertemu lagi.
Almira dan Naura memesan taxi online. pukul 10 pagi mereka sudah sampai sekolah Alfa anak sulung Fajri dan Naura yang sudah kelas 2 SD. lalu taxi itu melaju ke arah salah satu mall di Jakarta barat.
"Kamu ga pengen nyalon Al? Disini ada salon muslimah yang bagus lho."
"males ah mbak. kita jalan-jalan aja" kata Almira lesu sambil menggandeng tangan Alfa.
"Eh kita kesana yuk. sepertinya makan gelato bisa bikin seger".
"Aku mau gelato umi" Alfa nampak antusias mendengar Gelato kesukaannya disebut.
"ya sudah kita kesana aja ya." Almira mengangguk.
mereka duduk di meja. mereka ngobrol menimpali pertanyaan-pertanyaan Alfa yang kritis itu. mereka menikmati Gelato yang dinikmati diatas wafel renyah. membuat mereka bisa tertawa.
"Almira" Almira menoleh ke arah suara. suara laki-laki yang sangat ia kenal. laki-laki yang pernah dia cintai.
"eh kamu? sama siapa?"
"kenalin ini adikku aisyah"
********