Almira mengulurkan tangan pada Aisyah.
"Almira"
"Aisyah. adik kak Alvin yang paling imut" ucap gadis cantik yang bernama Aisyah.
iya laki-laki yang memanggil Almira tadi adalah Alvin.
"Kenalin ini kakak ipar saya Pak Alvin. mbak Naura namanya." Naura dan Alvin sama-sama menelangkupkan tangan mereka.
"Kak, aku mau donk gelato kayak punyanya kak Almira.y ya boleh ya. plisss " Aisyah bergelayut manja di lengan Alvin.
"Ais , ini udah jam berapa? kakak harus balik lagi ke kantor ini. apalagi sejak sekretaris kakak kabur dan ga ada kabar, kakak kerja ekstra sekarang"
"uhuk uhuk.. "
"Eh Al kamu ga papa?" tnya Naura khawatir. menepuk nepuk punggung Almira.
" ga gapapa mbak". Almira merasa tersindir dengan perkataan Alvin.Benarkah Alvin tidak mencari sekretaris lagi setelah dia mengundurkan diri?entahlah. bodo amat. pikir Almira.
" Kak Almira, kak Naura, Ais boleh duduk gabung disini ga?'
"Ais , kakak kan belum ngiyain , koq udah duduk aj? "
"ih kakak pelit banget sih.udah duduk sini cepetan ! sebentar Ais pesenin dulu ya. lagian kan kakak bosnya. siapa yang mau pecat kakak?"
"Aissss... " gerutu Alvin
Almira dan Naura geleng-geleng kepala melihat kakak beradik itu. setelah Aisyah beranjak untuk memesan gelato , di meja itu Alvin berubah canggung berhadapan dengan Almira.
"Dek Alvin temannya Almira?" Naura mencoba membuka suara memecah keheningan diantara mereka.
"Iya mbak, Alvin melirik Almira sekilas".
"Teman apa?SMA atau kuliah?"
"kuliah mbak."
"Kak , ini Gelato lo dimakan gih. biar otak lo ga panas terus ". Aisyah tiba-tiba datang membawa 2 gelato rasa vanilla dan coklat.
"Dek... "
"gaย ga pisss! nih buat lo yang vanilla ya"
"Eh, Alvin kan ga suka rasa Vanila". semua yang ada disitu menoleh ke arah Almira. dia tak sadar mengatakan itu. lalu membekap mulutnya. merutuki kebodohannya yang seakan menunjukkan perhatiannya pada Alvin.
"Koq kamu tahu Al?" tanya Naura
"iya koq kak Almira tahu?aku aja adiknya ga tahu lho kak Alvin ga suka rasa Vanila".
Almira berasa ingin berlari sejauh mungkin dari tempat itu. malunya minta ampun.
"Almira kan temen sekelasku dulu. kita sering jalan rame-rame sama temen-temen kampus. dan kita sering makan es krim, Almira jadi tahu kalau aku ga suka Vanila Dek!"
"Oh gitu ya? berarti kalian cukup dekat donk dulunya?
"iya biasa ajalah namanya juga temen sekelas. hang out rame-rame jadi semua temen juga deket ga cuma sama Almira aja" Alvin dan Almira saling melempar pandang sekilas kemudian kembali fokus pada gelato yang mereka makan. Alvin akhirnya memakan gelato rasa coklat. kali ini Almira harus berterimakasih pada Alvin yang sudah menyelamatkan dia dari situasi yang memalukan tadi.
"kak kita pamit pulang dulu ya" ucap Aisyah. gadis mungil yang katanya udah kuliah itu sifatnya manja, centil tapi ramah.
"iya hati-hati di jalan ya Dek" ucap Almira pada Aisyah. tanpa peduli pada Alvin.
"Aku permisi pulang dulu ya Al, mbak Naura"
"Iya dek hati-hati dijalan ya" ucap Naura. karena Almira enggan menjawab Alvin.
Aisyah dan Alvin pun melangkah pergi dari kedai Gelato meninggalkan Almira dan Naura yang masih disana.
"Al, kamu ada masalah sama Alvin sebelumnya?koq kayaknya acuh gitu sama dia. padahal dia kan temenmu.sampe makanan yang ga dia suka aja kamu tahu". Naura tersenyum menggoda.
"Ah mbak Naura , aku biasa aja koq sama dia. kita pulang yuk mbak udah mau dzuhur nih."
"eh ngambek nih ceritanya" goda Naura.
"enggak koq"
" ya udah ayok. ayo Alfa kita pulang nak"
"ya mi.."
******
"Kak, lo ga ada hubungan apa-apa sama kak Almira? kalian kayak mantan pacar yang lagi musuhan tau" Aisyah tersenyum geli menatap kakaknya yang mukanya tampak memerah
"apaan sih lo dek. ga usah gangguin kakak. kakak lagi nyetir nih."
"Kak..."
"hemm"
"Kak Almira cantik ya. cocok sama kakak. Ais mau donk kak Almira jadi kakak iparnya Ais hahaha"
"uhuk uhuk... "
"eh maaf maaf kak. kenapa lo keselek gundu?"
"enak aja lo"
"entar mau bilang sama bunda ah. mau minta sama bunda buat jadiin kak Almira istrinya kakak. weeekkk"
"Udah lah dek ga usah macem-macem"
"kenapa kak marah tapi koq wajahnya merah?haaaa lo suka kan sama kak Almira?jujur lo sama gue kak.gue tau dari tadi pas di mall , kakak nyuri-nyuri pandang ke kak Almira kan? iya kan?"
"Tau ahh"
********
RUMAH ORANGTUA REVAN
๐ฉ" Ren, kapan gue mulai kerja di perusahaan lo?" Revan mengirim pesan WA pada Rendra teman kuliahnya yang sekarang ada di Semarang. Tak menunggu lama Rendra membalas pesan dari Revan
"Secepatnya Van, gue lagi butuh manager yang bisa diandelin sekarang. dan gue rasa lo bisa gue andelin. manager gue yang sebelumnya ga bener kerjanya."
"minggu depan insyaAllah gue ke Semarang Ren. ntar gue minta tolong cariin gue tempat tinggal ya. dua rumah. soalnya gue bawa temen." Iya Larisa memang akan mengikuti Revan kemanapun dia pergi. tapi dia sudah mengingatkan Larisa kalau hubungan mereka tidak bisa lebih dari teman. Larisa tidak masalah selama dia bisa menjauh dari orangtuanya. terakhir Larisa WA ke Revan kalau orangtuanya pernah mencarinya di rumah Dina. dan itu berarti kalau dia terus ada di Bandung bakal ketahuan. dan bukan tidak mungkin mereka akan menjodohkan Larisa dengan orang kaya lagi yang tidak dia cintai.
Revan yang iba pada Larisa pun berniat mengajak Larisa ke Semarang. dia juga minta Rendra memberi pekerjaan pada Larisa.
"ma, hari sabtu nanti Revan akan berangkat ke Semarang. Revan minta restu mama dan papa ya. semoga disana Revan bisa memulai semuanya dari awal."
"nak, kenapa ga disini saja sih? mama pengen deket sama kamu Van."
"Biarin Revan pergi ya mah.." Revan berlutut didepan ibunya. dia sebenarnya berat tapi dia memang harus pergi untuk benar-benar menjauh dari Almira.
********
Seminggu berlalu namun Almira belum juga dapat alamat Orangtua Revan. Almira memang pernah 2x kesana. tapi dia tidak tahu arahnya. karena selama perjalanan dia selalu tidur. dia cuma tahu ada diCibaduyut. apa bisa berbekal nama cibaduyut dan pak Adiwijaya pemilik pabrik sepatu bisa menemukan rumah mereka. paling tidak ketemu sama pabrik sepatunya dulu. Fajri janji akhir pekan ini dia akan mengantar Almira ke Cibaduyut.
Hari jumat malam, Fajri pulang kantor membawa kabar baik untuk Almira.pasalnya Deril sahabat Revan akhirnya mau memberitahu alamat rumahnya orangtua Revan.
"makasih ya mas. jadi besok kita akan kesana?"
"iya Al besok mas temenin kamu. tapi kamu kesana tidak usah banyak berharap ya. setidaknya kalian bertemu untuk memperbaiki kesalahpahaman kalian. kalau untuk rujuk atau tidak, sebaiknya tidak usah Al"
"kenapa mas?kenapa Al ga boleh rujuk sama mas Revan?" Almira tampak berkaca-kaca".
"Apa karena mas Revan mandul mas? mas kita punya Allah, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah mas."
"iya mas tahu Al, tapi mas tetap ga ngijinin kamu rujuk sama Revan. kamu berhak bahagia."
"bahagiaku kalau aku bisa bersama mas Revan mas."
"ya sudah mas ga akan anterin kamu ke Cibaduyut."
"y Allah mas.. iya iya mas.aku nyerah. aku cuma pengen ketemu mas Revan aja. Tapi ingat mas, mas ga bisa menghalangi takdir Allah"
"terserah kamu saja Al. mas tetap ga bisa nglepasin kamu buat Revan lagi" Almira terisak. dia tidak menyangka Fajri akan setega itu padanya.
"Kalau besok aku ketemu mas Revan,berarti kita jodoh. kalau tidak berarti aku akan melupakanmu selamanya mas." lirih Almira.
Esok harinya Almira dan Fajri siap-siap berangkat ke Bandung. ke rumah orangtua Revan.
"mi, abi sama Almira berangkat dulu ke Bandung ya. doain lancar semuanya ya" pamit Fajri pada istrinya.
"mbak , Al pergi dulu ya"
"iya abi sama Almira hati-hati di jalan ya". jangan lupa kabarin kalau udah sampai.
mereka pun berangkat ke Bandung, perjalanan 4jam menjadi terasa sangat lama bagi Almira. sepanjang jalan dia tidak tenang memikirkan Revan.
"Al, bangun kita udah sampai. Benar ga ini rumah orangtua Revan? " Almira terlonjak dari tidurnya. mereka berhenti tepat didepan rumah orangtua Revan.
"benar mas, ayo mas kita turun"
Almira berlari menuju pintu rumah
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" ucap seseorang dari dalam rumah. ketika membuka pintu begitu kagetnya orang yang membuka pintu itu.
"Almira?"
"iya ma" Almira mencium punggung tangan bu Rita.
"Ayo masuk Al, nak Fajri"
"iya bu Terimakasih"
setelah duduk, Almira berbasa basi dengan mertuanya singkat. yang pada kenyataannya sekarang sudah bukan mertuanya lagi . tapi baginya mereka tetap orangtuanya.
"ma, apa mas Revan ada disini?"
Bu Rita menghela nafas panjang.
"dia seminggu ini disini Al, tapi tadi pagi dia sudah pergi Al,"
"pergi kemana ma?"
"maaf mama tidak bisa kasih tahu kamu. karena Revan berpesan seperti itu."
"Astaghfirullah mas Revan." Almira menangis mendengar penuturan bu Rita.
"Lupakan Revan Al. kamu berhak bahagia. mama yakin kamu akan dapat laki-laki yang lebih baik. Biar Revan menata hidupnya lagi. mama doakan selalu yang terbaik untuk kalian"
"Tidak ma.."
********
-----Bila memang harus berpisah---
---Aku akan tetap setia---
---Bila memang ini ujungnya--
---kau kan tetap ada didalam jiwa--