Saat itu, Kay masih 14 tahun. Hal-hal yang menyenangkan pada waktu itu adalah masa dimana semua murid saling merasakan adanya rasa suka terhadap seseorang. Kay Renna, gadis keturunan Asia dan Barat. Tidak heran jika dirinya sangat menarik perhatian bagi semua siswa yang berada di sekolahnya. Dirinya yang memiliki rambut warna hitam dan warna kulit yang tidak terlalu gelap maupun terlalu putih, tentu saja berbeda dengan orang-orang yang di sekitarnya. Selama ini, Kay baik-baik saja saat tinggal bersama neneknya dan bersekolah di Indonesia. Tetapi takdir berkata lain, Kay terpaksa harus pindah ke kota New York bersama ayahnya dikarenakan orangtuanya yang baru bercerai dan hak asuh diberikan kepada ayahnya. Pada dasarnya Kay memang dekat dengan ayahnya. Walaupun ayahnya Kay hanya pulang ke Indonesia pada saat liburan Natal, Kay tetap sering saling mengirim pesan dengan ayahnya.
Sekitar 5 bulan sudah berlalu saat Kay memasuki sekolah barunya Granse School, salah satu sekolah terbaik di New York City. Saat pertama kali masuk ke sekolah barunya, tidak heran banyak yang tertarik dengan penampilan Kay karena dirinya yang sangat berbeda dari orang di sekitarnya. Dimasa-masa Kay mulai beradaptasi dengan lingkungannya, Kay berteman dengan Jenifer, gadis cantik yang memiliki rambut pirang dengan tinggi sekitar 165 dan memiliki warna kulit sedikit kecoklatan. Tidak heran dengan kecantikan Jenifer dirinya menjadi gadis tercantik di sekolahnya dan membuat banyak gadis-gadis merasa risih sehingga tidak ada yang mau berteman dengannya. Sekarang, Kay sudah berteman bersama Jenifer. Mereka selalu berdua jika ingin kemana-mana, seperti ke toilet, kantin, perpustakaan, maupun jalan-jalan ke mall.
•••
Pada saat itu Kay yang berada di bangku Junior High School atau yang biasa sering kita sebut SMP, sedang menjalani masa PDKT terhadap laki-laki yang berada di sebelah kelasnya. Ryan Wade, dengan tinggi yang mencapai 170cm pada usianya saat itu membuatnya menjadi laki-laki tertinggi di sekolahnya. Tidak hanya itu, Ryan memiliki mata yang sangat indah, bulu matanya yang lentik dan cantik membuat para gadis merasa iri, Ryan selalu jago di mata pelajaran apapun, apalagi pelajaran olahraga. Walaupun dia tidak berada di peringkat pertama, Ryan selalu berada di peringkat 5 besar. Dari gosip-gosip yang di dengar Kay, orang tua Ryan adalah pemilik Hotel bintang 5 yang berada tidak jauh dari sekolahnya. Dengan kesempurnaan yang di miliki Ryan, tentu saja banyak gadis-gadis yang ingin menjadi pacarnya.
"Jadi, bagaimana ceritanya kamu bisa chattingan dengan Ryan Wade yang sangat diinginkan siswi di sekolah ini?". Jenifer terkejut saat Kay memberitahunya bahwa dirinya dan Ryan sudah chattingan hampir 2 minggu.
"Emm... I don't know, semuanya terjadi begitu saja."
Jenifer tambah penasaran dengan apa yang akan dilanjutkan oleh Kay
"Saat itu aku pergi ke kantin. Apakah kamu ingat saat kamu sedang menungguku di kelas setelah jam olahraga selesai?". Jenifer mengangguk pasti. "Pas aku mau balik ke kelas, kulihat Ryan sedang duduk di depan halaman kantin sambil membersihkan luka di kakinya dengan air mineral. Entahlah saat itu tidak ada siapapun di sekitarnya, jadi kuberikan hansaplast yang ada didompetku."
"Then..?" Sambung Jenifer untuk memastikan Kay menceritakan kelanjutannya.
"Terus ya gitu." Pinta Kay singkat. "What? No, i mean what happen setelah itu?"
"Well.. He said thankyou, dengan senyumnya yang sangat mempesona itu. The point is, at evening he call me and say thankyou one more time. I don't know, dari mana dia dapat nomorku yang pasti setelah itu kita terus chattingan sampai sekarang."
"OMG Kay, I think he like you. Selama ini sebelum kamu pindah ke sini, aku tidak pernah mendengar tentang Ryan mendekati gadis manapun. Dan sekarang, kamulah yang didekatinya."
"You think he likes me? Tapi yang kulakukan hanya memberi dia hansaplast."
"Entahlah Kay mungkin hal kecil seperti itu yang membuat dia tertarik padamu. So, do you like him?"
"Hmm, maybe??", Jawab Kay sambil menaikan kedua bahunya secara bersamaan.
"Okay, tidak usah terburu-buru, jalani saja apa yang sedang terjadi dan jika ada sesuatu yang terjadi kamu harus beritahu kepada aku ya." Kay hanya tersenyum dan menggangguk dengan perkataan sahabatnya. Sebenarnya dia belum menceritakan tentang apa yang akan terjadi pada akhir pekan nanti. Ryan mengajak Kay untuk pergi menonton film tetapi Kay belum memberi jawaban kepadanya.
Ring Dong Teng.. Setelah bunyi bel sekolah menandakan pulang, murid-murid yang berada di dalam kelas segera merapikan buku mereka dan bergegas untuk pulang. Disaat semua murid sibuk merapikan buku mereka masing-masing. Tiba-tiba..
"Kay, Someone looking for you." Jerit Samuel, ketua kelas yang sekarang sudah berada di depan pintu dan bergegas untuk pulang.
"It's Ryan Wade." Tambah Samuel dengan suara yang lebih kencang lagi.
"What!?" Ucap Kay tanpa ada suara yang keluar yang dari mulutnya.
"Kay, kamu tidak bilang kalau Ryan akan menjemputmu dari kelas." Jelas Jenifer yang sedang berdiri di sampingnya
"No, i don't know about that." Setelah itu Kay dapat melihat bahwa Ryan memang sedang berdiri di depan kelasnya. Agar tidak membuat keributan yang lebih parah karena sudah banyak siswa siswi terkejut akan kehadiran Ryan, Kay segera bergegas menemui Ryan untuk meninggalkan area sekolah.
"I'm sorry Jeni, bisakah kamu pulang sendiri hari ini?" Jenifer yang mengerti akan perasaan sahabatnya menyetujui hal itu. Malahan Jenifer senang jika Kay akan pulang bersama Ryan.
•••
"Jadi, kenapa kamu mencariku hari ini?" Tanya Kay bingung. Saat ini Kay dan Ryan sudah keluar dari area sekolah dan mereka berjalan menuju arah ke rumah Kay.
"Kamu tau rumahku?" Tanya Kay lagi kepada Ryan. Ryan hanya mengangguk sambil tersenyum lebar kepada Kay. Setelah Kay melihat Ryan tersenyum kepadanya dia merasa senyuman Ryan memang benar-benar sangat manis. Sambil memikirkan hal tersebut Kay tersenyum sedikit, tanpa dia tau Ryan sedang memperhatikannya.
"So, how about this weekend?" Tanya Ryan langsung kepada Kay. Kay sudah menyadari bahwa Ryan akan menanyakan hal ini. Seperti yang dikatakan Jenifer, Kay akan terus menjalani apa yang sedang terjadi.
"Sounds cool." Ucap Kay sambil mengangguk. Setelah mendegar ucapan Kay, Ryan langsung tersenyum lebih lebar dari biasanya. Kay yang melihat hal itu kemudian tertawa tanpa dia sadari.
"What?" Tanya Ryan bingung dengan ekspresi wajahnya yang senang.
"Nothing, hanya saja saat kamu tersenyum seperti itu kamu benar-benar berbeda dari image Ryan Wade yang biasanya." Jelas Kay singkat.
"Kamu pikir begitu?" Angguk Kay untuk memastikan perkataannya. Setelah berjalan beberapa menit akhirnya mereka sudah sampai di depan rumah Kay
"Okay, Sudah sampai, ternyata rumahmu tidak terlalu jauh dari yang kukira. Kalau begitu jangan lupa weekend ini ya. Tempat ketemuannya nanti akan kuberitau." Ucap Ryan sambil melambai-lambaikan tangannya di udara. Melihat sikap Ryan yang lucu itu, Kay ikut melambaikan tangannya dan masuk kedalam rumahnya.
•••
Pertemuan dan jalan kehidupan dari Kay dan Ryan berawal dari hal-hal yang kecil. Tidak terasa bahwa semakin lama Ryan berada di sisi Kay, Kay malah semakin mencintai Ryan sampai mereka berada di Senior High School. Perlakuan Ryan yang membuat Kay merasa dia sangat imut membuat Kay makin susah untuk melepaskan Ryan dari hidupnya. Didalam hubungan Ryan dan Kay, mereka pernah bercerita tentang hal yang akan mereka lakukan dimasa depan. Kay yang ingin menjadi Fashion Designer dan Ryan yang akan menjadi seorang pengusaha terbesar di Amerika Serikat. Tentu saja mereka juga mengatakan akan saling mengsupport mimpi mereka masing-masing. Dibalik cerita-cerita masa depan yang mereka rencanakan, Ryan dan Kay berencana untuk tetap bersama selamanya.
###############################
Hello, terima kasih buat temen-temen yang mau membaca karya pertama saya, karena cerita ini masih bagian prolog, saya harap semua pembaca tetap mendukung dan membaca kelanjutan cerita ini ya..
Sekali lagi terima kasih.. ❤❤