Aku sudah berada di gedung perusahaan Han sejak tadi pagi. Begitu juga dengan Jenifer dan Sally. Jenifer malah terlihat lebih santai dibandingkan denganku. Memang, jika sudah profesional hawa keberadaannya sudah berbeda. Sejak jam 10, aku sama sekali belum bertemu dengan Cristie Han yang katanya akan ikut sesi pemotretan ini.
Aku sedang menemani Jenifer di makeup-in oleh makeup artist rekomendasi dari Cristie. Sally sedang berada di luar ruangan dengan kru-kru yang lain.
"Jadi, kapan Ms. Han akan datang??" Aku bertanya kepada Kelly, makeup artist yang sekarang sedang berada di ruangan bersamaku dan Jenifer.
"Katanya si sebentar lagi." Jawab Kelly.
"Bukankah kita akan menunggunya lagi jika dia datang. Lihatlah, sebentar lagi sudah jam makan siang." Aku sedikit kesal dengan wanita yang bernama Cristie Han ini. Seharusnya janji untuk bertemu itu jam 9, dan sekarang sudah hampir jam 11. Jika sebentar lagi pun dia datang, sama saja, kita juga akan menunggu dia dimakeup-in.
Tidak lama kemudian, seorang wanita masuk ke dalam ruangan kami dan langsung aku menyadari bahwa itulah Cristie Han. Wajah kecil nan putih yang dimilikinya beserta kulit tubuhnya yang mulus, tentu saja dengan rambutnya yang hitam pekat memberi kesan seperti Snow White. Kupikir Cristie akan mewarisi gen dari ibunya, ternyata asumsiku salah total. Cristie lebih mewarisi gen ayahnya yang keturunan Korea dan aku dapat melihat bola matanya yang sedikit abu kehijauan yang mungkin diwariskan dari gen ibunya.
"I'm sorry.. Kalian semua sudah menungguku terlalu lama ya. Maaf, tadi ban mobilku tiba-tiba bocor, jadi kami harus memperbaikinya di jalan." Saat aku sedang mengagumi dirinya yang sempurnya, tiba-tiba dia melihat kearahku.
"Kamu, Kay Renna kan? I love your dress so much. Saat kulihat project rancanganmu aku langsung tertarik dan dari isu yang kudengar kamu memang sangat berbakat dalam fashion." Cristie langsung berjalan ke arahku dan mengulurkan tangannya.
"Aku Cristie Han." Segera aku menjabat tangannya dan memperkenalkan diriku.
"Kay Renna, just call me Kay."
Saat itulah Cristie langsung duduk di samping Jenifer. "Kamu Jenifer kan. Wah kamu lebih cantik daripada yang di foto. Aku sangat iri dengan kulitmu yang eksotis. Kulitku sangat sulit untuk berubah menjadi sepertimu. Enaknya.." Jenifer terlihat nyaman dengannya. Dapat aku nilai, Cristie orang yang sangat cerewet. Kedua, dia terlihat ramah dan ketiga, mungkin dia tidak tau bahwa aku mantan Ryan.
"Kelly, bisakah kamu tolong gambarkan alisku, dan beri sedikit sentuhan di wajahku. Saat aku menunggu di mobil, aku sudah memakai base pada wajahku, dan hanya tinggal alisku yang belum jadi." Setelah Kelly selesai mempercantik Jenifer yang pada awalnya sudah cantik, dia segera berjalan ke arah Cristie dan segera menggambar alisnya.
***
Pemotretannya cukup lama, hingga sekitar jam 3 dan masalahnya, perutku belum diisi. Aku sudah tidak tahan menunggu sampai mereka selesai. Padahal dari jam 1 aku sudah mengeluh kepada Jenifer bahwa aku akan makan siang terlebih dahulu. Tapi dia bilang Cristie mengajaknya untuk makan bersama, begitupula denganku. Aku tidak bisa menolak ajakan orang yang baru aku kenal, hanya saja rasanya tidak nyaman jika aku menolak tawarannya.
Setelah selesai, Jenifer dan Cristie mengganti pakaian mereka dan kamipun segera menuju restoran terdekat. Sally tidak ikut karena ada urusan mendadak, jadi hanya kita bertiga. Kami duduk di restoran Jepang dan memesan beberapa sushi yang ada di menu.
"Cristie kenapa kamu ingin sekali menjadi model untuk brand pakaianku yang bahkan belum terlalu terkenal di pasar." Aku bertanya padanya setelah kami memesan.
"Kamu memiliki bakat, dan aku suka model dan bahan dari pakaianmu. Jika aku seorang model yang benar-benar terkenal, aku tidak akan ragu memilih pakaianmu." Jelas Crisite.
"Oh ya, hari sabtu depan hari ulang tahun ayahku, aku harap kalian bisa datang." Cristie tiba-tiba mengajak kami ke pesta ulangtahun ayahnya. Kita bahkan baru kenal beberapa jam, kenapa dia mau mengundang kami diacara yang sangat penting itu.
Aku dan Jenifer melihat satu sama lain. "Kenapa kamu mengundang kami?" Tanya Jenifer.
"Karena kalian temanku, memangnya salah mengundang teman untuk ke pesta ulang tahun ayahku?"
"Tapi, kami kan belum pernah bertemu dengan ayahmu."
"Ayahku sangat mengenal kalian berdua. Dia-lah yang mengusulkan untuk mengundang kalian. Ayahku sudah mengenal kalian lewat Madam Clark. Jadi, kalian bisa datang kan? Acaranya di Grand Palace, jam 6.30. Aku akan mengirim undangannya secepatnya, dan jangan lupa untuk membawanya, karena jika tidak ada undangan tidak akan diperbolehkan masuk. Ingat yahh.." Jelas Cristie panjang lebar.
"Baiklah, kami akan datang."
"Oh ya, minta nomor HP kalian berdua dong." Balas Cristie sambil mengeluarkan HP-nya. Mau tidak mau aku juga mengeluarkan HP ku begitu juga dengan Jenifer.
***
Kami berpisah setelah makan siang itu. Aku dan Jenifer pulang bersama.
"Kay, apakah dia tahu bahwa kamu mantannya Ryan?" Tanya Jenifer saat kami sudah berada di dalam mobil.
"Entahlah, apakah mereka beneran akan menikah?"
"Sebenarnya aku pun tidak tahu, itu hanyalah rumor. Jika memang benar mereka akan menikah, apa yang akan kamu lakukan?"
"I don't know. Hanya saja aku takut jika aku dan Ryan pernah memiliki hubungan, dia akan bersikap berbeda denganku."
"I understand. Kamu juga pasti sudah balas pesan dari Ryan bukan?" Aku menggangguk.
"Tidak usah dipikirkan, kurasa Cristie bukan orang yang seperti itu."
"I hope so." Kuharap apa yang di katakan Jenifer itu benar.