Saat Glerisya sampai di Tokyo, dia sudah berganti wujud menjadi sosok Glerisya asli, tanpa adanya penyamaran apapun yang biasanya dia kenakan. Kali dia dia bener-bener sudah menjadi dirinya sendiri. Seorang Glerisya. Glerisya menatap kota Tokyo dengan perasaan takjub dan penuh kerinduan yang mendalam. Sudah hampir 7 tahun lamanya dia meninggalkan kota ini dan sekarang kembali lagi. Banyak hal yang berubah, dengan perasaan senang dia segera keluar dari area bandara untuk mencari transportasi umum yang akan mengantarkannya ke mansion. Awalnya dia akan dijemput supir keluarganya, tetapi baru saja dia mendapatkan kabar bahwa supir yang akan menjemputnya terkendala, dan saat orang rumah akan mengirimkan kendaraan lain, Glerisya menolaknya karena Ia sudah tidak kuasa jika harus menunggu lagi.
"Hari ini, aku sedikit kurang beruntung sepertinya." Dengan perlahan tangannya menarik koper, saat Ia sampai dijalan raya segera matanya mencari transportasi umum ditengah hilir mudik kendaraan.
Saat Ia akan memberhentikan sebuah taxi, samar-samar telinganya mendengar suara teriakan kakek-kakek yang tampak khawatir.
"Joejoe, jangan lari! Di jalanan berbahaya." Sang kakek mengingatkan sembari menyusul cucunya yang berlari-lari di jalanan. Namun, cucunya lebih gesit sehingga sangat kakek tertinggal cukup jauh.
Anak laki-laki yang sangat tampan dan menggemaskan itu lari sembari menangis tanpa melihat jalan. Entah ada apa dengan anak laki-laki itu. Tanpa, disadarinya Ia berlari ke tengah jalan.
Kembali ke Glerisya, gadis itu tengah mengedarkan pandangannya ke segala penjuru untuk mencari sumber suara. Di saat yang sama matanya melihat sosok mungil yang tengah berlari ke tengah jalan di saat arus lalu lintas tengah lenggang sehingga pengendara dengan kecepatan yang agak tinggi. Dari arah berlawanan Ia melihat sebuah mobil Lamborghini warna kuning melesat dengan kecepatan tinggi. Sekalipun mobil itu mengerem, ada kemungkinan akan tetap mengenai tubuh mungil itu.
Sejenak Glerisya mematung, berpikir apa yang harus dia lakukan untuk menolong anak itu. Melihat tidak ada tanda-tanda yang akan mengorbankan nyawa untuk terjun menjadi pahlawan, setengah sadar setengah tidak ia berlari ketengah jalan lalu mendorong tubuh kecil itu hingga sampai di rerumputan tepi jalan dan membiarkan dirinya tercium mobil itu.
Duk!! Kecelakaan pun tidak bisa dihindari lagi.
Awalnya Ia berniat untuk menarik anak itu atau mendorongnya tetapi, mobil itu sudah terlalu dekat dan cepat. Jadi, akhirnya ia memilih pasrah.
Glerisya memejamkan matanya, tak lama suara lengkingan decitan rem dan ban mobil yang berhenti mendadak terdengar dengan keras dan sesuatu yang keras mencium tubuhnya.
"Cekittttttt... Duk!"
Mobilnya memang berhenti, tapi sayang sekali hal itu terjadi setelah bagian depan mobil tersebut sudah mencium tubuh Glerisya yang sudah tidak sempat lagi untuk menghindar. Gadis itu ambruk.
Glerisya sadar, dirinya terlalu lemah untuk menghadang mobil dan kali ini ia merasa rasa pedulinya yang tinggi membuat otaknya berhenti berpikir dengan benar, semuanya berlangsung dengan cepat tanpa bisa dihindarinya. Sekarang Ia merasakan sakit yang luar biasa di beberapa bagian ditubuhnya. Saat dirinya ingin meminta pertolongan, kegelapan langsung menguasainya. Ia hanya mengingat tangan yang sangat kecil dan lembut menepuk-nepuk pipinya dan tak lama ia berada dalam pelukan seseorang.
Mah, Pah, maafin Anshi. Itulah terakhir yang ada dipikirannya sebelum dia benar-benar kehilangan kesadarannya.
🌺🌺🌺
Disisi lain dikediaman Bey Nna tampak tuan Bey Nna dan istrinya tengah bercengkrama di ruang santai, menunggu kedatangan sang putri yang teramat mereka nanti-nanti. Seharusnya, putri semata wayangnya itu sudah dalam perjalanan menuju ke rumah, tetapi setelah terakhir kali mengatakan sudah keluar Bandara belum ada kabar lagi. Hal ini membuat pasangan suami istri itu khawatir.
"Pa, kenapa Anshi belum kasih kabar lagi ya? Aku sangat khawatir dengannya." Ia Sang Ibu kembali menatap room chat terakhir dengan putrinya. Bey Ziming memotongnya
"Sebentar, aku akan menyuruh Green untuk mengeceknya ke sana." Ia bangkit dari duduknya setelah itu dia menghubungi seseorang. Sementara istrinya, terus berdoa untuk keselamatan putrinya.
🌺🌺🌺
Rich Samjie Norshi dia ketua Grand Jio. Grand Jio adalah nama group tentara bayaran yang terkenal hebat dan kejam.
Rich Samjie Norshi baru selesai menyelesaikan misi rahasia di suatu tempat setelah dua hari ia belum pulang. Ia merasa sangat lelah dan ia ingin segera merebahkan dirinya di atas kasur untuk memejamkan matanya. Sekarang ia juga mendapatkan sebuah misi untuk menangkap seorang gadis, tapi nanti saja sekarang dia benar-benar tidak memiliki stamina tubuh yang memadai untuk melakukan penculikan.
Selama dua hari itu, Ia belum tidur dengan benar. Sehingga, membuatnya sangat ngantuk dan kekurangan stamina. Belum juga jauh Ia berkendara, seorang anak kecil tiba-tiba lari dan berdiri di tengah jalan. Awalnya Ia berharap, anak itu maju atau mundur ke tempat asalnya sebelum dia berada di sana. Namun, hal itu tidak terjadi dan hanya harapan saja.
Ketika beberapa meter lagi jarak mobil dengan anak itu. Sebuah keajaiban terjadi, seorang gadis lari dari sebrang, ada rasa lega gadis itu dengan sangat cepat mendorong anak kecil itu ke tepi jalan yang berumput, tetap dia bodoh karena malah berakhir diam di tengah jalan.
Rich Samjie Norshi awalnya merasa bersyukur dengan kedatangan gadis itu. karena, ia mengira jika setelah gadis itu mendorong anak itu, dia juga akan kembali ke tepi. Namun, malah dengan pasrahnya menyodorkan dirinya untuk ditabrak. Kalau tidak memiliki kemampuan untuk menjaga diri sendiri, setidaknya jangan berlaga seperti pahlawan kesiangan.
'Sial'
Rich Samjie Norshi lupa untuk memelankan laju mobilnya, tetapi akhirnya dia berhasil menginjak pedal rem dan membuat mobilnya berhenti sebelum melindas tubuh gadis itu menjadi beberapa kepingan.
Duk!
Ia mengira kalau mobilnya berhenti tepat waktu. Akan tetapi, intuisinya mengatakan sesuatu yang tidak baik terjadi. Ketika, Ia mendengar benda besar yang jatuh dan ...
"Kakak... Kakak.. Bangun, kakak bangun," Suara anak kecil yang setengah terisak memanggil-manggil gadis itu sembari menepuk-nepuk pipi gadis yang tergeletak tanpa memikirkan bagaimana bahayanya tiduran di tengah jalan raya.
Deg!
Suara anak kecil yang berusaha membangunkan gadis itu membuat pikiran buruknya semakin menduga-duga hal yang tidak baik telah terjadi. Dengan perasaan berharap bahwa itu hanya ketakutannya saja, Ia keluar dari mobilnya dan ... Sekali lagi dia gagal mendapatkan keberuntungan. Ia mendapati seorang gadis yang sangat cantik tergeletak di aspal dan seorang anak kecil tengah menepuk-nepuk pipi mulusnya berusaha membangunkan gadis itu. Namun, gadis itu tak menggubrisnya seolah-olah tuli.
Ini adalah pemandangan yang sangat menyedihkan sekalipun gadis itu tidak berlumuran darah. Namun, itu cukup menggetarkan seseorang apalagi dia sangat cantik. Siapapun yang melihatnya akan langsung jatuh hati terhadap kecantikan sekelas dewi, tetapi kini keadaannya bukan saatnya untuk mengagumi ciptaan Tuhan yang sangat sempurna itu, tetapi harus bertanggung jawab pada kesalahan yang telah ia perbuat.
Rich Samjie Norshi biasanya Ia tak pernah panik ataupun gentar ketika melihat orang lain pingsan. Padahal Ia sudah terbiasa melihat orang yang mati mengenaskan penuh dengan darah. Akan tetapi untuk kali ini entah kenapa Ia merasakan hal yang sangat berbeda dari biasa, ada setitik rasa khawatir bercampur rasa bersalah bersarang dalam lubuk hatinya. Kalau saja, dia tadi mengemudi dengan hati-hati dan tidak terburu-buru, hal seperti ini pasti tidak akan pernah terjadi, terlebih kondisinya kali ini benar-benar kurang baik.
Tunggu! A-An'zhaeshi? Setelah beberapa saat ia memperhatikan wajah cantik yang tengah tak sadarkan diri itu. Ternyata gadis itu adalah orang selama ini menjadi target misinya. Ini benar-benar sebuah keberuntungan berbungkus kecelakaan. Segera ia mengambil alih kepala gadis itu dari tangan mungil anak laki-laki yang dari tadi berusaha menyadarkan gadis itu. Ia meletakkan kepala gadis itu pada pangkuannya.
"Zaeshi, Zaeshi," panggilnya dengan panik, karena sekalipun gadis ini adalah misi penculikannya, tapi kliennya tidak menginginkan seorang mayat, bisa-bisa setelah ini dia yang akan menjadi mayat selanjutnya jika orang yang diinginkan kliennya ini sudah berubah kaku karena kecerobohannya. Ditengah gempuran bermacam pikiran, tak lama datang seorang kakek tua menghampiri mereka.
"Joejoe kamu tidak apa nak?" tanya kakek itu dengan khawatir sembari memeriksa cucunya dan setelahnya tatapannya jatuh kepada seorang gadis yang tak sadarkan diri di pangkuan Rich Samjie Norshi.
"Aku mengenalnya, aku akan bertanggungjawab. Tuan Wang tidak perlu khawatir," ucap Rich Samjie Norshi dengan cepat sebelum kakek itu lebih dulu berkata. Ia tidak akan membuang-buang kesempatannya untuk membawa gadis ini ke wilayahnya.
Kakek tua yang bermarga Wang itu sedikit memicingkan matanya. Ia, tahu betul siapa pria itu. Namun, sudahlah ia tidak ada hubungan apapun dengan gadis itu, walaupun parasnya bak dewi Aphrodite tetapi gadis itu bukanlah siapa-siapanya. Akhirnya ia menyetujui saran pria itu, "Baiklah, sampaikan terima kasihku padanya. Jika dia sudah sadar, tolong berikan ini kepadanya jika dia sudah sadar," Ia memberikan sebuah kartu nama.
Rich Samjie Norshi menerima sebuah kartu nama itu dan masukannya kedalam saku. "Baiklah, sekarang aku akan membawanya."
"Kamu tahukan bagaimana akibatnya jika kamu sampai menyakitinya?" Kakek Wang itu memberikan sebuah memperingatkan yang tidak main-main. Siapapun tahu, bagaimana pria tua ini ketika ada yang menyinggungnya, hanya kali ini orang yang mungkin akan menyinggungnya bukanlah orang yang biasa.
"Tentu tuan." Rich Samjie Norshi tetap menjaga dengan kesopanannya.
Tanpa banyak kata lagi Rich Samjie Norshi langsung menggendong gadis itu dan membawanya kedalam mobil.
Kakek Wang yang tidak seratus persen mempercayai pria itu, Diam-diam menyuruh bawahannya untuk memata-matai pria itu. Walaupun tidak ada hubungannya dengan gadis itu, setidaknya gadis itu adalah peri penyelamat untuk cucu kesayangannya.