Chereads / MARI KITA BERSAING / Chapter 21 - Hanya pelukan

Chapter 21 - Hanya pelukan

Hacis hacis hacis

Tiba-tiba bersin menyerang Glerisya, yang tengah bersantai menonton acara Televisi untuk mengurangi rasa bosannya. Niat pulang untuk bertemu dengan orang tuanya, dia malah tersesat di sarang buaya.

Ia masih terbalut dalam piyama tidur yang agak longgar. Seperti biasa piyama yang pria itu belikan untuknya berkarakter. Kali ini berkarakter panda warna cokelat. Sebenarnya bukan pria itu yang membelinya. Tapi, Garlie asisten rumahnya.

Semua pakaian yang ada di lemari yang ada di kamar yang digunakannya semuanya hanya terdiri dalaman dan berbagai macam piyama tidur. Seolah-olah pria itu ingin mengurungnya dan membuatnya selalu di rumah.

Emangnya dia siapa? Berani sekali mengatur gadis tanpa kenal dengan kekangan?

"Begini nih jadi orang cantik, banyak yang gosipin cuy." Gumam Galerisya sembari menggosok hidungnya.

Tak lama, Samjie yang ingin dihindarinya datang. " Sekarang kamu sudah mulai terbiasa satu atap denganku?" tanya Samjie dengan nada menggoda. Tapi, orang yang digoda sama sekali tidak menoleh. Gadis itu fokus menonton anime doraemon.

"Tidak."

Baru 3 hari mereka tinggal satu atap, Ia sudah merasa 3 abad disini. Saking, dia tidak betahnya. Kalau, saja dia mengikuti egonya dia udah berusaha mencoba kabur. Ya, meskipun pada akhirnya mungkin dia akan tertangkap lagi. Makanya, dia lebih memilih diam seolah-olah dia patuh dan menuruti keinginan pria itu. Toh, di sini dia tidak kelaparan. Pending dulu tentang bertemu dengan orang tuanya, apalagi tentang urusan Angelisya yang terlupakan sejenak.

"Hey, kenapa kamu nonton acara yang seperti itu?" Alis Samjie sedikit terangkat.

" Apa urusanmu?" respon Glerisya dengan ketus.

Rich Samjie Norshi tersenyum hangat, lalu bergeser mendekati gadis itu.

Dalam sekejap Tangan Rich Samjie Norshi sudah berada di pinggang Glerisya, Ia menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Bagaimana, ia tidak gesit dan cepat? Dia adalah ketua Militer bayaran yang pastinya sangat cekatan dalam bertindak.

Ya, karena itulah Glerisya tidak pernah mencoba kabur darinya. Sebelum, dia bertarung pun dia sudah mengira kalau dia bakalan kalah dan pria ini memiliki banyak anak buah yang akan dengan mudahnya menangkapnya. Terus, kalau sudah begitu pria ini tidak akan pernah lengah.

Glerisya terhenyak kaget, dia benar-benar tidak menyangka pria itu akan melakukan itu. Tangannya kirinya yang memegang remot TV semakin mempererat pegangannya sampai menghasilkan suara retak.

Krakkk!

"Apa yang sedang kamu lakukan?" Geram Glerisya sembari menatap pria itu dengan tatapan tajam. Kalau saja, matanya bisa menyemburkan api. Mungkin, wajah pria itu sudah hangus dalam tatapan tajamnya.

" Apa kamu tidak melihatnya? Aku sedang memelukmu," Rich Samjie Norshi balik menatapnya dengan tatapan mesumnya. Benar-benar tidak tahu malu, ia mengatakan itu dengan santai.

"Tidak tahu malu! Minggir anime jagoanku sedang beraksi!" ujar Glerisya dengan nada tak mau dibantah, Ia mendorong Rich Samjie Norshi menjauh darinya. Namun, hal itu hanya sia-sia saja. Pria itu sama sekali tidak bergerak.

"Kenapa kamu begitu sewot ini hanya sebatas rangkulan biasa bukan tidur mengeluarkan desahan?" ucap Samjie gamblang tak sedikitpun memfilter kalimatnya. Glerisya hanya bisa geleng-geleng kecil, selintas dirinya ingat tentang Zen Yize tetangga kurang akhlaknya. Sebelum lebih jauh, Samjie kembali berbicara, "Kamu mau tahu rahasiaku? " Pria itu sangat dekat dengannya sehingga nafasnya pun menerpa samping wajahnya dengan lembut. Itu benar-benar menggelitiki telinga dan lehernya.

" Berhenti menggangguku! Aku tidak tertarik untuk mengetahui rahasiamu itu," Teriak Glerisya sembari terus berusaha mendorong pria itu darinya. Walaupun, nyatanya pria itu tidak bergerak seinci pun.

Dalam keadaan seperti ini, Ia berusaha memeras otaknya agar ia bisa lepas dari cengkraman pria ini tanpa harus mengeluarkan jurusnya. Namun, disaat ia samar-samar menemukan ide pria itu berkata yang membuat idenya menguap.

" Kalau begitu, cium dulu! " Rich Samjie Norshi sedikit mencondongkan wajahnya lebih dekat lagi ke wajah gadis itu. Jarak mereka semakin dekat hanya tinggal beberapa cm lagi wajah mereka akan menempel.

' Iblis Mesum ini, lebih mengerikan dari pria tak bermoral seperti Zen Yize ' Batin Glerisya meringis ketika mengingat bagaimana pria ini sangat mesum dan mengerikan. Dia masih berusaha menjauh ' Oh ya? Ngomong-ngomong Zen Yize sedang apa dia sekarang? ' Tiba-tiba dia kembali mengingat Zen Yize.

Sebenarnya, sangat aneh sih. Disaat seperti ini dia malah mengingat orang lain.

"Jangankan menciummu yang sifatnya lebih jauh dari kata biasa, dipeluk saja yang sifatnya biasa saja kamu tahu bagaimana tubuhku merespon." Tangannya terangkat memperlihatkan bulu-bulu halusnya terangkat pertanda tubuhnya menolak sentuhan pria ini.

Melihat hal itu, Samjie mau tidak melepaskan pelukannya, dirinya menggeser tubuhnya lebih jauh dari gadis itu.

Ke Seoul dulu yuk?

Zen Yize saat ini sedang sibuk kencan buta dengan Jay Shina di sebuah Restoran Cina di Seoul.

Acara kencan mereka tampak tidak bahagia. Apalagi tersenyum, raut keduanya tampak sangat suram dan lebih parahnya pada masing-masing.

Zen Yize sibuk dengan laptopnya dia sangat sibuk dengan pekerjaannya dan bahkan ia melakukan video call bersama rekan bisnisnya. Entah dia memang sangat sibuk atau sengaja disibuk-sibuk atau dia gila bekerja?

Jay Shina hanya bisa diam tanpa berkutik. Dia, berusaha tetap sabar dan asyik dengan apa yang ada. Dia sudah menghabiskan 2 cangkir teh chocolate, 2 gelas jus. Tapi, pria ini belum juga mengajaknya ngobrol.

Ingin sekali rasanya Jay Shina mengamuk marah-marah atau paling tidak ia bisa menangis sepuasnya, untuk menangisi nasibnya yang sudah hampir seharian diacuhkan.

" Tuan Zen, Jika kamu sangat sibuk, tidak perlu memaksakan diri seperti ini " Kata Jay Shina memulai percakapan.

Ia sudah tidak tahan lagi diacuhkan seperti ini. Apapun frekuensinya karena telah berkata sedikit lancang, Ia tidak perduli lagi.

Zen Yize yang yang masih betah mengerjakan pekerjaannya di laptop, sedikit mendongak untuk melihat raut kesal gadis itu.

" Aku hanya membuktikan, kalau aku memang beneran sibuk " Zen Yize mengatakan itu dengan ringan. Tidak ada nada rasa bersalah sedikitpun.

Kejam sekali dia!

At : Sebenarnya sesibuk apa sih? Bukannya kesehariannya kamu main sama cewek ya? Sayang Loh cewek secantik dia kamu anggurin. Atau paling tidak kamu bisa membuatnya jadi salah satu mainanmu 😂

" Ok, ini sudah hampir tengah hari. Aku ada urusan " Jay Shina melirik jam tangan yang terbuat dari berliannya yang melingkar dipergelangan tangan kirinya.

Jay Shina sudah tidak betah lagi berlama-lama dengan pria ini. Bohong pria ini sangat pengertian dan memanjakan wanita. Semuanya bohong, Ia tak percaya lagi menurut katanya.

Mulai sekarang ia memutuskan untuk membenci pria ini dan Ia tidak akan lagi perduli dengan gosip ataupun tentang pria ini.

" Ok, aku tidak perlu mengantarkanmu bukan? " Tanya Zen Yize yang lebih tepatnya untuk pernyataan. Hh,, dia tidak ingin mengantarkan gadis ini pulang atau berdrama di rumah gadis ini.

"Iya," Balas Jay Shina datar, Ia mengambil tasnya lalu cabut

Zen Yize kembali mengangkat wajahnya dari layar Laptop, Ia melirik sekilas kearah gadis itu pergi. Ia hanya melihat punggung gadis itu yang terlihat sangat dongkol.

" Ceh dia sama saja seperti perempuan lain, mudah marah dan cepat bosan."

Ia meneguk kopinya dengan santai. Ia tampak sangat berseri-seri ketika Jay Shina tidak lagi dihadapannya.

Ia, mematikan laptopnya lalu menutupnya dan menyimpannya kembali ke dalam tas.

" Hah, sekarang saatnya tidur " Ia melirik jam tangannya, lalu meregangkan tubuhnya. Di saat yang sama tiba-tiba cegukan menyerangnya

Euhik euhikk

Dengan segera ia meminum kopinya tapi cegukannnya tidak juga hilang

" Tidak mungkin aku kena karma karena telah mengacuh gadis beo itu," ujarnya, Ia segera mengurus transaksi pembayaran selama ia nongkrong disini bersama Jay Shina. Setelahnya ia langsung cabut. Ini adalah waktunya untuk dia tidur.

Kekediaman Wang....

Seperti biasa kegiatan Kakek wang membaca dan bersantai.

" Tuan, saya sudah menghubungi Rich Samjie Norshi dan dia bilang jika tuan ingin bertemu dengan Gadis itu. Tuan datang saja kekediamannya di pulau S " Lapor George bawahan Kakek Wang yang diutus untuk membuat pertemuan dengan Rich Samjie Norshi.

Kakek Wang mendongak lalu " Baik, ayo kita pergi "