Setelah perjalanan panjangnya yang memakan waktu sekitar 2 hari, David bertemu dengan orang yang disuruh membawa Glerisya di tempat yang lumayan terpencil tak jauh dari Mansion atasannya. Sekaligus, markasnya juga. Ia segera membayar orang suruhannnya itu, lalu kembali kekediaman atasannya yang ada di pegunungan Alpen.
Setelah kepergian orang itu, dia segera mengecek gadis yang tidak sadarkan diri itu, apakah benar gadis itu merupakan gadis yang menjadi targetnya atau bukan sebelum kembali membawa gadis ke hadapan tuannya.
"Akhirnya aku menemukan kamu juga, gadis kecil," gumamnya saat memastikan bahwa gadis itu benar-benar orang dia cari. Setelah yakin, dia segara menuju kediaman tuannya.
Saat Ia sampai di kediaman Jeonghan, hari sudah sangat gelap dan Jeonghan sudah tidak lagi berada diruang kerjanya. Sekarang, Ia sudah beralih ke ruang santainya yang mana pemandangannya langsung mengarah ke perkotaan yang tepat ada di bawah pegunungan itu.
David berjalan menghadap tuannya, dengan membawa gadis dipanggulnya seperti karung beras.
"Tuan, saya sudah mendapatkan orang yang Anda inginkan," Kata David semringah. Lalu menurunkan orang yang dipanggulnya di hadapan Jeonghan. Lalu membuka kain yang menutupi wajah gadis tersebut.
Bukannya memberikan apresiasi, Jeonghan malah sedikit mengernyitkan dengan bingung. Ia menatap gadis yang tengah tak sadarkan diri dalam keadaan yang terikat di hadapannya itu dengan raut bingung. Membuatnya tambah bingung, gadis itu masih dalam balutan piyama tidur. Dia berpikir bahwa David membawa gadis ini dalam keadaan masih tidur, dibius lalu dibawa ke sini. 'Apakah tidak akan mati?' Itulah yang sempat terlintas dalam benaknya, mendadak dirinya dia buat bingung.
Ia tidak mengerti dengan maksud bawahannya ini. Seingatnya, tadi pagi ia menyuruhnya untuk membawa pimpinan Organisasi An'z. Ini malah membawakan seorang gadis yang entah dari mana, asisten bodohnya itu mendapatkan gadis muda yang cantik. 'Apakah bawahannya itu mengira dia kurang belaian?' itu yang sempat terlintas dipikiran Jeonghan.
Ia sedikit menggeleng ketika otaknya memikirkan hal itu, jujur ia juga normal. Pria Normal, mana yang tidak tertarik melihat hal yang begitu indah di depan matanya? Hanya saja dia bukanlah pria yang tidak bejat yang memanfaatkan orang lain.
"David, siapa dia? Aku menyuruhmu untuk membawa pimpinan Organisasi An'z bukan seorang gadis!" Jeonghan berkata dengan nada dingin. Matanya tidak lepas dari gadis yang tengah pingsan itu. Entah ada magnet apa yang membuatnya sulit untuk berpaling.
David yang mendapatkan bentakan dari atasannya segera menjelaskan dengan terbata-bata "Tu-tuan gadis ini bernama Bey Nna Glerisya An'zaeshi putri semata wayang Jendral Bey Nna d-dan—" Sebelum David menyelesaikan perkataannya. Jeonghan langsung memotongnya dengan serapahan "Gila kamu!"
Jeonghan yang mendengar penjelasan setengah dari David, matanya langsung melotot pada pria berbadan besar itu, dia benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran bawahan yang terkenal jenius itu, "Berani-beraninya kamu menculik putri orang, apalagi ini putri Jendral Bey Nna. Lehermu bisa remuk seperti debu, jika Tuan Bey Nna tahu kamu telah menculik putrinya. Sekarang juga kamu kembali antarkan dia ke Jepang, sebelum Tuan Bey Nna tahu, aku tidak ingin berurusan dengan Jendral tua itu."
"Ta-tapi tuan—" David yang berusaha untuk menjelaskan lebih lanjut siapa gadis ini. Jeonghan sudah kembali bersuara memotong kalimatnya
"David!" geram Jeonghan dengan tangan sedikit menggebrak meja, membuat David yang berdiri tak jauh darinya sedikit terjangkit kaget.
"I-Iya tuan, saya akan segera membawanya pergi." Secepat kilat David langsung membawa gadis itu keluar dari ruangan tuannya. Tanpa, banyak protes lagi. Biarlah nanti dia bicara lagi dengan tuannya setelah semuanya tenang.
Kembali kepada Rich Samjie Norshi
Dia mondar-mandir setelah kepergian Kakek Wang dari kediamannya.
Sekarang dia tahu kalau yang menculik Glerisya bukanlah orang-orang dari keluarga gadis itu setelah dia melihat rekaman CCTV. Tapi, Ia belum tahu siapa yang menculiknya itu.
"Garlie!" Panggilnya kepada pelayan setianya itu.
"Iya Tuanku? Ada yang tuan butuhkan?" Garlie mendekati tuannya dengan sopan.
"Menurut kamu saya harus bagaimana?" Tanya Rich Samjie Norshi meminta saran, yang maksudnya apa yang harus dia lakukan dengan Gadis yang telah terculik itu. Apa dia harus menyelidikinya atau bagaimana? Begitu maksudnya. Tapi, dia sedang malas untuk merangkai kata sehingga hanya mengatakan itu
"Maksud tuan?" Garlie balik bertanya dengan tidak mengerti maksud dari tuannya.
"Anshi," gumamnya pelan, hampir membuat Garlie tidak mendengarnya jika tidak memiliki pendengaran yang setajam kucing.
"Oh masalah orang yang menculik Nona Anshi, memangnya sudah ketemu, Tuan?" Mata Garlie langsung berbinar setelah mendengar nama Anshi terlontar dari atasannya itu. Ia mengira kalau gadis itu sudah kembali ditemukan, entah karena hal apa dia langsung menyukai kehadiran gadis itu dalam lingkungan tuannya.
"Tidak jadi nanya, sekarang kamu boleh pergi." Ia tidak menjawab pertanyaan pelayannya, tapi malah menyuruhnya pergi, karena kesal pelayannya tidak peka. Dari nadanya, Garlie sekarang paham kalau dia salah paham dan segera pergi setelah menundukkan kepalanya sebelum pergi.
Ia jadi pusing sendiri. Jika harus menjelaskan terlebih dahulu. Lebih baik ia gunakan waktu berharganya untuk hal-hal yang berguna.
'Ya, sudahlah biarkan dia tenang bersama para penculik itu, toh dia juga bukan wanita yang lemah!' batin Rich Samjie Norshi pada akhirnya tidak mau ambil pusing.
Dia memang brengsek bukan? Baru beberapa saat yang lalu saja dia memberikan jaminan kebahagiaan pada gadis itu, tapi baru saja hilang beberapa jam dia sudah pasrah.
"Lebih baik aku mengunjungi Hotelku. Aku harus mengeceknya agar pemasukan tidak berkurang," ujarnya sebelum beranjak dari sofa.
Ia mengambil kunci mobilnya dari atas meja, sebelum beranjak ia menyambar mantel yang digantungkan ditempat gantungan mantel.
...
"Apa? Angelisya hilang?"