Chereads / ANTARA AKU DAN MALAKA / Chapter 4 - PENGAKUAN

Chapter 4 - PENGAKUAN

Bagaikan di awang-awang, fikiran si bujang melayang entah kemana, ia merasa sedih dan kebingungan. Akan kah ia menyerah atau ia harus berjuang?. Masih begitu lekat di ingatan nya kata-kata tegas Aisyah meminta untuk di perjuangkan.

Ia berfikir, bukankah impian dan doa nya terkabul saat putri impian benar-benar jatuh cinta padanya. Bukankah sebuah berkah jika Aisyah meminta untuk dinikahi.

Itu semua akan sangat mudah jika aisyah bukan orang penting tempat bertumpu rakyat jelata.

Esok adalah hari pernikahan Aisyah, jika ia tidak bergerak maka semua impian hidup bahagia bersama nya akan hilang. Namun jika ia bergarak ia juga takut akan memperburuk suasana bahkan untuk kehidupan dan kenyamanan dirinya sendiri.

Apa yang harus bujang lakukan?? Semua akan di jawab saat hari pernikahan

***

ramai, sudah ramai masyarakat yang datang menuju istana, mereka bersuka ria di hari pernikahan putri kerajaan yang sangat mereka cintai.

Halaman istana di penuhi orang-orang, namun tak tampak si bujang di kerumunan itu, gelak tawa dan serawak tabuhan rebana menambah meriah suasana pernikahan bersejarah yang akan di laksanakan beberapa menit lagi.

Di kamar pengantin, Aisyah yang sudah berhias tampak murung menahan tangis. Fikiran nya ada pada pemuda sederhana penjual sayur yang ia cintai. Ia tidak berharap namun harapan itu ada walaupun hanya sebuah doa.

"Aisyah …"panggil sultan dari balik tirai kamar'

Aisyah berjalan menggandeng sultan, ia di persilahkan duduk di aula istana menunggu mempelai laki-laki tiba.

Dan tiba-tiba sebuah teriakan membuat semua terhenti...

Ali dengan gagah berdiri di halaman istana dan spontan terjadi cek cok antara ia dan prajurit penjaga istana.

sultan yang mendengar suara riuh pun keluar melihat nya. "Ada apa denganmu??"tanya sultan' "sudah lepaskan dia prajurit"

si bujang menatap sultan "maaf sultan yang agung aku ingin memberikan tiga pernyataan pada yang mulia, pertama aku adalah laki-laki yang di cintai Aisyah, yang kedua Aisyah tidak setuju dengan pernikahan ini, dan yang ketiga pasukan sriwijaya dalam jumlah yang sangat besar akan segera tiba di pelabuhan perlak"

Semua terkejut, suasana riuh menjadi hening seketika, "maaf aku tidak akan membahas poin pertama dan kedua, namun aku perlu menanyakan poin ketiga, dari mana kamu tahu sriwijaya akan menyerang??"

"Aku adalah pangeren Sriwijaya, nama ku Parameswara, aku di utus ke negeri ini untuk menjadi mata-mata"jelas si bujang berbinar' "iya benar, aku orang sriwijaya musuh kalian, aku pantas dibunuh, tapi demi Allah yang telah memberi ku hidayah, aku cinta negeri ini, aku cinta kepada Aisyah" teriak si bujang lirih'

Aisyah keluar dari istana, ia berjalan menuju bujang dan menatap nya penuh amarah "itu benar?, apakah semua yang kau katakan itu benar??"

"Demi allah yang menguasai diriku, itu semua benar"

Aisyah meneteskan air mata namun tampak amarah nya begitu besar. "Poin satu akan ku katakan aku juga mencintai mu, poin dua kau adalah laki-laki yang ku cintai dan poin ke tiga aku tidak bisa terima, pergi kau dari negeri ini, atau aku akan membunuh mu"

"Aku mohon maaf kan aku putri aku hanya…."

"Hanya apa Ali…??? Enyah dari hadapan ku"teriak Aisyah penuh amarah'

"Aku tidak akan pergi, aku sudah berjanji akan berjuang untuk mu"

aisyah mengambil belati kecil di balik kerudung nya dan menusuk si bujang dengan kejam "Tidak untuk pangeraan sriwijaya, perjuangan bukan untuk pengeran sriwijaya"

Si bujang tumbang, ia tak sadarkan diri bersimbah darah. sultan yang menyaksikan hal itu hanya bisa diam, Ia tidak tahu betapa rumit nya permasalahan yang di simpan putri nya.

Si bujang masih hidup, beberapa prajurit membawa bujang. Sedangkan pernikahan di batal kan karena semua elemen kesultanan perlak akan terjun ke medan tempur menghadapi sriwijaya.