Setelah Xiafeng pergi, di dalam ruang tamu hanya ada Xiaotu. Setelah Xiaotu menghabiskan semangkanya, dia melihat ke bawah meja, cukup lama saat memandangi keranjang sampah. Melihat kekanan dan kekiri tidak ada orang, dengan hati-hati dia mengambil amplop yang sudah sedikit basah terkena kotoran semangka.
Sore itu, Xiaotu terlihat berbeda, tidak ada permintaan macam-macam dan tidak mengajak Cheng Zhiyan bermain, sebaliknya Xiaotu malah pulang lebih awal.
Ibu Xiaotu memandang dengan aneh pada Xiaotu yang duduk di seberangnya sedang makan dengan lahap. Ibu Xiaotu tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, akhirnya dia pun bertanya: "Mengapa hari ini tidak makan bersama kakak Jus Jerukmu?"
"Iya." Xiaotu menganggukkan kepalanya, dengan sendok di tangannya. Setelah dia mengambil 2-3 kali nasi kedalam mangkoknya, dia duduk di kursi dan sambil menatap ibunya bertanya: "Ibu, ada yang ingin aku tanyakan kepada ibu."
"Pertanyaan apa??" Ibu Xiaotu makan sambil bertanya balik kepada Xiaotu.
"Surat cinta itu apa?"
"Surat Cinta??" Ibu Xaotu berhenti menggerakkan tangannya, lalu mengangkat kepalanya dan menatap putrinya. Ibu Xiaotu tidak bisa menahan tawa dan berkata: "Darimana kamu tahu tentang benda itu, surat cinta....hmm, itu adalah sebuah surat, orang menulis surat untuk mengatakan sesuatu kepada orang yang dia suka, surat itu dinamakan surat cinta."
"Oh." Xiaotu akhirnya paham dan menganggukan kepalanya.
"Kenapa? Jangan katakan padaku jika teman di sekolah TK memberimu surat cinta." Ibu Xiaotu tertawa melihat putrinya.
"Bukan." Xiaotu menggelengkan kepala, dia melompat dari kursinya, lalu lari ke kamarnya. Xiaotu diam-diam mengambil sebuah surat dan membawanya kepada Zhou Ling: "Kakak Angin berkata, ini adalah surat cinta dari orang lain yang diberikan kepada Kakak Jus Jeruk."
Ibu Xiaotu menunduk melihat amplop surat yang dibawa putrinya, hmm…. Dia tidak tahu darimana putrinya mendapat surat ini. Tulisan tangan di bagian atas amplop surat terlihat tidak jelas seperti luntur terkena air, tapi samar-samar tulisan itu dapat terbaca: "Cheng Zhiyan."
"Xiaotu, mengambil barang milik orang lain itu sangatlah tidak sopan." Ibu Xiaotu menatap Xiaotu, mengernyitkan dahinya dan berkata dengan serius: "Cepat kembalikan surat ini kepada Kakak Jus Jeruk."
"Tapi dia sudah membuang surat ini." Xiaotu menatap ibunya dengan tatapan melas.
"Lalu kenapa kamu membawanya pulang?"
"Aku hanya ingin tahu isi dari surat cinta ini."
"Jika menemukan surat seseorang yang hilang, maka itu tidak boleh dibuka." Ibu Xiaotu mengambil amplop yang berada di tangan Xiaotu, lalu di hadapan Xiaotu, Ibu Xiaotu menyobek surat itu dan membuangnya ke dalam keranjang sampah: "Ini adalah privasi orang lain."
"Apa itu privasi?"
"Itu adalah rahasia"
"Tapi… "
"Tidak ada tapi-tapian." Ibu Xiaotu membungkukkan badannya, memegang pundak Xiaotu, menatap dengan serius pada mata putrinya: "Kamu, dan juga Kakak Jus Jerukmu, kalian masih kecil, banyak hal yang sangat penting, tapi kalian masih belum paham, kalian hanya meniru perilaku orang dewasa, namun bagaimanapun, tidak boleh mengambil barang orang lain, meskipun barang itu sudah dibuang."
"Baiklah..." Xiaotu mengangguk dengan tidak rela.
"Bagus." Ibu Xiaotu mengelus rambut Xiaotu, berdiri lalu duduk depan meja makan melanjutkan makannya.
Xiaotu bermanja-manja menggosok-gosokkan tubuhnya kepada ibunya layaknya anak kecil yang ingin meminta sesuatu, lalu menatap ibunya dan berkata: "Kalau begitu, Bu, bolehkah aku menulis surat untuk Kakak Jus Jeruk?"
"Kamu??" Ibu Xiaotu ingin tertawa melihat putrinya, dan bertanya: "Memangnya kamu bisa menulis?"