"Apa itu babi merah??" Cheng Zhiyan mengerutkan kening, dan memikirkan kembali bagaimana bisa ada babi merah dalam kisah tiga babi kecil?
"Ada babi merah berdiri di Gapura Desa!!" Xiao Tu itu membuka matanya dan berkata kepada Cheng Cheng dengan serius: "Tapi apa yang terjadi kemudian, aku tidak tahu."
"..." Cheng Zhi Yan terdiam.
"Kakak Jus Jeruk, cepat ceritakan..."
"Pada suatu hari, di gerbang desa ada seekor babi kecil merah, namanya adalah Xiao Tu..."
"Aku bukanlah babi kecil!!"
"Namanya adalah Xiao Hong..."
"Ada lagi seekor babi kecil biru!!"
"Pada suatu hari, di gerbang desa, terdapat seekor babi kecil merah dan babi kecil biru, mereka bernama Xiao Hong dan Xiao Lan..."
"Ada lagi... ada lagi seekor babi kecil ungu!!"
"...Pada suatu hari, di gapura desa..." Saat menceritakan tentang kisah itu, Cheng Zhiyan tidak peduli lagi. Bagaimanapun, pada akhirnya kisah itu pasti tidak ada hubungannya dengan ketiga babi yang akan dia ceritakan. Lalu dia mengubah ceritanya, "Xiao Hong si babi merah memakan pisang, lalu dia berubah menjadi babi kuning. Xiao Lan si Babi biru memakan buah persik, lalu dia berubah menjadi babi merah muda... "
Saat Cheng Zhi Yan sedang bercerita, dia melihat Xiao Tu sudah terlelap, akhirnya dia bisa bernafas lega.
Anak ini sudah tertidur.
Cheng Zhiyan lahir dan besar di Negara Tiongkok tercintanya, dan kelak ingin membantu memajukan perekonomian Tiongkok. Tapi mengapa dia malah menjadi pengasuh anak usia tiga tahun?
Cheng Zhiyan sedikit menunduk. Dia melihat Xiao Tu sudah tertidur, padahal beberapa saat yang lalu dia masih terjaga. Cheng Zhiyan mencubit dengan lembut pipi Xiaotu.
Bibir mungilnya yang seperti ceri, dengan cepat berubah mengerucut seperti paruh ayam.
Cheng Zhiyan memandangi cara Xiao Tu tersenyum, dan merasa sedikit lebih bahagia.
Cheng Zhiyan menggunakan tangan satunya untuk mencubit pipi Xiao Tu, dan begitu dia menengadahkan kepalanya, dia melihat ibunya berdiri di pintu dan tersenyum padanya.
"Bagaimana? Apakah kamu sudah mempertimbangkan dia jadi pacar kecilmu? Bukankah dia imut?" Zhou Wei bertanya dengan lembut ke arah Cheng Zhiyan.
Cheng Zhiyan melepaskan tangan dari pipi Xiao Tu. Dia sangat malu.. "Apanya yang imut?, sama sekali tidak ada yang imut!"
Oh ... tidak imut? Lalu apa yang kamu barusan lakukan dengan pipinya?" Zhou Wei menyudutkan putranya.
"Karena dia jelek." Cheng Zhiyan memalingkan wajahnya.
"Jelek? Menurutku Xiaotu sangat cantik…." Zhou Wei melanjutkan obrolannya dengan Cheng Zhiyan.
"..." Cheng Zhiyan menatap matanya, hanya bisa terdiam.
Ckckck, lagi-lagi cara seperti ini.
Zhou Wei menatap putranya yang tiba-tiba terdiam. Zhou Wei tidak bisa menahan rasa kasihannya. Cheng Zhiyan selalu seperti ini. Dia menggunakan diamnya untuk melawan. Anak kecil ini sangat pandai menggunakan senjata 'diam'nya. Apakah pacarnya kelak akan sanggup menghadapinya?
"Baiklah, bagimu dia tidak imut. Hari ini, ibu Xiaotu tidak menjemputnya pulang. Sebaiknya kamu cepat mandi dan bersiap-siap untuk tidur." Zhou Wei menepuk tangannya dan berbalik arah. Ketika dia hendak keluar ruangan, tiba-tiba Cheng Zhiyan dengan suara lirih berkata: "Tadi ibu bilang apa... ??"