Chereads / Tidak Terlambat Untuk Mencintaimu / Chapter 34 - Wen Mo, Marah!

Chapter 34 - Wen Mo, Marah!

 Wen Mo dan Gu Xicheng sudah lama saling kenal. Gu Xicheng mengira bahwa ia sudah benar-benar mengenal Wen Mo. Tapi ternyata tidak! 

Jika Gu Xicheng memang sudah benar-benar mengenal Wen Mo, seharusnya ia tahu apa yang sedang terjadi pada Wen Mo dengan Chi Wan saat ini. Ia juga terbiasa tidak mengenal orang lain dengan baik. Gu Xicheng mengira bahwa dalam industri hiburan semua perempuan sama saja. 

Ia sama sekali tidak menyangka masih ada artis wanita yang baik dan masih sangat polos seperti Chi Wan, sungguh perempuan ini seperti permata!

Gu Xicheng kembali menyuruh Chi Wan untuk melepaskan pakaiannya dan menari ditengah aula dan menjadikan Rong Xi sebagai alasannya, "Si Idiot ingin melihatmu menari! Oh… sepertinya kamu sangat seksi kalau menari." 

Boom!!!!

Emosi Chi Wan semakin memuncak. Ia tidak tahan lagi melihat perlakuan Gu Xicheng padanya. Tanpa berkata apa pun, ia langsung berdiri dan bergegas pergi meninggalkan tempat itu.

Jika Chi Wan tetap berada di tempat itu, mungkin dia akan lepas kendali!

Chi Wan merasa sudah sangat jelas, Gu Xicheng Si Pria Tua itu memang sengaja mempermainkan dirinya.….

"Oke!"

Setelah Chi Wan pergi, seketika Rong Xi mengambil segelas anggur dan langsung menyiramkannya ke Gu Xicheng. " Gu Xicheng, dasar sialan! Kamu sudah mempermainkan Dewiku? Dasar brengsek! Kamu sudah kehilangan permata yang berharga!"

Gu Xicheng seketika memalingkan wajahnya. Segelas anggur yang disiramkan oleh Rong Xi itu sebagian mengenai wajah perempuan yang dari tadi bersandar di lengannya itu.

Gu Xicheng mendengus, kemudian ia berdiri dan melangkahkan kakinya sambil berkata melecehkan Chi Wan di hadapan Rong Xi, "Dalam skandal yang terjadi antara Wen Mo dengan Chi Wan kemarin, sepertinya kejadian itu memang sengaja dibuat-buat olehnya! Perempuan itu sengaja berjalan perlahan mendekati Wen Mo, kemudian dengan sengaja menabrak kaki Wen Mo dan menjadikannya alasan, seolah-olah dia sudah tersandung karena kesalahan Wen Mo, setelah itu dia pura-pura terjatuh dan kesakitan. Dasar wanita! Ternyata memang semua wanita sama saja! Siasatnya boleh juga! Bahkan pelacur pun kalah hebat darinya jika beradu siasat!

Mendengar perkataan Gu Xicheng emosinya semakin memuncak, Rong Xi tampak sangat marah. Matanya memerah, kemudian seketika ia langsung memukul Gu Xicheng. Karena ia merasa diremehkan oleh Gu Xicheng, Rong Xi pun pun saat itu tidak ingin menunjukkan kelemahannya di depan Si Tua Gu Xicheng. 

Wanita yang dari tadi menempel dilengan Rong itu, karena melihat Rong Xi yang sangat marah saat itu, ia seketika melepaskan lengan Rong Xi dan membiarkannya berdiri. Rong Xi pun langsung memukul Gu Xicheng.

Melihat kelakuan kedua temannya itu, Wen Mo hanya diam dan melihat mereka dengan tatapan tajam. Sejak Chi Wan beranjak pergi dari tempat itu, Wen Mo hanya diam tanpa sepatah kata pun, seperti moodnya sudah berubah karena perlakuan Gu Xicheng dan Rong Xi kepada Chi Wan.

Beberapa saat kemudian karena dari tadi melihat mereka berdua ribut, Wen Mo pun sudah tidak bisa menahan lagi emosinya itu, batas kesabarannya telah habis, seketika ia berteriak "Berhenti!"

Gu Xicheng dan Rong Xi mendengar suara Wen Mo yang terdengar sangat keras itu, tanpa sadar mereka berdua pun langsung berhenti!

Gu Xicheng melihat Wen Mo sambil menyipitkan matanya berkata pada Wen Mo, "Kamu akan membela Chi Wan juga kan?" Aku berbuat seperti ini hanya untuk membelamu sebagai temanku..."

Ketika Gu Xicheng belum selesai berbicara, Wajahnya Wen Mo terlihat sinis. Sama sekali tidak disangka…..

Tiba-tiba Wen Mo menampar Gu Xicheng!

"Wen Mo, kamu berani menampar aku?"

Seketika Gu Xicheng merasa pandangan matanya kabur dan air matanya pun mengalir menetes jatuh ke tanah. Gu Xicheng merasa sangat sedih!

Gu Xicheng dengan rambut khasnya yang selalu terlihat basah, matanya yang bulat. Kini tampak sangat kecewa karena perlakuan Wen Mo pada dirinya. Yang ia rasakan saat ini hanyalah sesak, seperti sedang berada di dalam bus yang ramai, ia telah berusaha melakukan kebaikan untuk orang lain, namun yang ia lakukan justru membuat orang lain sakit hati dan kecewa padanya. Tidak ada satu orangpun yang akan berterima kasih atas usaha yang ia lakukan itu, justru sebaliknya mereka jutru membencinya dan bahkan menyakitinya. Sepertinya Gu Xicheng telah mendapat karma atas perbuatannya sendiri.

Wen Mo dengan tatapannya yang tajam, menyiramkan segelas anggur pada Gu Xicheng, kemudian dengan kasar ia berbicara pada Gu Xicheng, "Jika kamu tidak bisa menjaga cara bicaramu, aku akan membiarkan ibumu tau siapa kamu sebenarnya!"

"Benar itu!" Rong Xi menambahkan sambil menggertakkan giginya.

"Kenapa kalian semua melindungi Chi Wan? Kalian tega padaku!" Gu Xicheng sambil menyeka wajahnya yang basah karena siraman anggur dari Wen M, sepertinya amarahnya sudah tak terbendung lagi, kemudian ia kembali berkata, "Chi Wan hanyalah wanita biasa, apa menurutmu dia pantas untukmu? Sebagai seorang pria kita berhak memilih wanita yang terbaik!"

"Gu Xicheng, sudah cukup! Jangan memprovokasi diriku!"

Suara Wen Mo yang rendah dan serak, tatapan matanya sangat dingin, sedingin salju di musim dingin. 

Kemudian Gu Xicheng kembali bicara "Aku tidak bermaksud begitu...."

Gu Xicheng menambahkan lagi minuman pada gelasnya, ia menyadari bahwa dirinya telah berbuat kesalahan pada Tuan Muda Wen.

Gu Xicheng sebenarnya masih ingin menjelaskan sesuatu pada Wen Mo, namun melihat tatapan mata Wen Mo yang tajam itu, ia pun enggan untuk berbicara lagi.

Wen Mo terlihat angkuh namun sikapnya masih tetap tenang dan terkendali. Memang terlihat sangat berbeda seseorang yang benar-benar memiliki karekater yang baik dan tidak! Kehidupan Wen Mo dengan Gu Xicheng memang sangat berbeda!

Banyak orang yang mengira bahwa Wen Mo memiliki karakter yang baik, temperamennya baik, dan tidak mudah marah.

Hanya orang-orang terdekatnya yang tahu, betapa mengerikannya dia ketika emosinya sedang membara!

Sebenarnya temperamen Wen Mo sama sekali tidak baik!

Wen Mo sangat cuek pada orang lain, hal itu karena ia terlalu malas untuk peduli pada lingkungan sekitarnya, ia juga sangat selektif dalam memilih seorang teman, ia juga sering mengabaikan beberapa hal yang menurutnya tidak terlalu penting!

Tapi ketika orang lain telah mencoba mempermainkannya hingga batas kesabarannya habis, sudah pasti orang tersebut akan melihat kemarahan yang luar biasa dan mungkin tidak akan pernah bisa dilupakan seumur hidup!

Wen Mo saat ini sudah sangat marah, hanya karena mereka adalah kerabatnya dia masih bisa sedikit menahan emosinya!?