Chereads / Tidak Terlambat Untuk Mencintaimu / Chapter 40 - Membunuh Orang Malam Hari

Chapter 40 - Membunuh Orang Malam Hari

"Terserah kamu mau ngapain, aku masih ada urusan yang harus aku selesaikan." Wen Mo memberikan sedikit kebebasan Chi Wan kemudian ia melanjutkan pekerjaan yang harus diselesaikannya.

Chi Wan mengangguk sambil berkata, "Oke."

Wen Mo berjalan ke tengah aula kemudian berbicara dengan seorang pria paruh baya berperut besar.

Chi Wan kemudian berjalan ke sudut ruangan dan ia melihat hidangan kue-kue di atas meja, kemudian ia pun mengambil dua buah kue dari sana dan memakannya dengan perlahan.

Para tamu yang ada di ruangan itu, sama sekali tidak mengenal Chi Wan, sikap mereka kepada Chi Wan tidak begitu ramah, mereka hanya menundukkan kepala dan memberikan hormat kepada Wen Mo namun tidak kepada Chi Wan.

Pada saat ini, dalam benak Chi Wan ia hanyalah seorang wanita dengan makeup wajah yang merah di bagian pipi terlihat seperti kepanasan. Dengan ekspresinya yang terlihat lembut dan malu-malu, ia sedang memikirkan kejadian yang baru saja ia alami dengan Wen Mo. Ia seolah-olah sengaja terpeleset dan kemudian jatuh dalam pelukan Wen Mo.

Reaksi Wen Mo juga tidak disangka-sangka. Ia sedikit membungkukkan badannya dan menangkap gadis itu, membiarkannya jatuh kedalam pelukannya.

Kemudian ia pun menjerit, Chi Wan hanya membayangkan bahwa dirinya akan terjatuh ke lantai dan mungkin akan patah tulang.

Ia awalnya sedikit marah pada Wen Mo karena ia tidak tahu bahwa pria yang menopang tubuhnya agar tidak terjatuh ke lantai itu adalah Wen Mo. 

Ia pun langsung menatap Wen Mo, ia menghela nafas dengan elegan. Pandangan matanya yang lembut tapi terasa asing. Sifatnya yang dingin seperti gunung yang paling tinggi dan diselimuti salju, kejadian itu sungguh membuat banyak wanita lain iri padanya jika melihat langsung kejadian itu. 

Saat itu, tiba-tiba ia tersipu malu.

Ia pun tersenyum kemudian berkata, "Maaf, saya refleks." 

Tatapan matanya menggambarkan kerendahan hatinya, penuh dengan kewibawaan. namun itu semua hanya orang-orang yang mempunyai hati yang suci yang bisa bisa melihatnya. 

Setelah beberapa saat menatap matanya, wanita itu pun akhirnya menunduk dengan malu-malu. Ia segera berdiri dan mengatakan "maaf", Ia pun merasa sangat malu, ia hanya ingin segera pergi dari tempat itu dan bersembunyi disuatu tempat yang aman.

Chi Wan pun tertegun melihatnya. Kejadian itu benar-benar kejadian yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Wajahnya pun memerah…...

Bahkan sebelumnya ia sempat berpikir apa mungkin perlakuan Wen Mo kepadanya itu hanyalah sebuah ilusi?

Chi Wan berusaha kembali mengingat-ingat memori saat ia bersama dengan Wen Mo, kejadian itu sungguh romantis. Kemudian ia pun berpikir, apakah mungkin sikap Wen Mo yang selama ini selalu baik kepadanya ini hanyalah sebuah tipu muslihat yang sengaja dia lakukan hanya untuk menjebak seorang wanita sepertiku. Tiba-tiba saja dalam benaknya terlintas pikiran yang mengerikan.

Sebagai seorang yang terkena gangguan obsesif-kompulsif super, Chi Wan benar-benar memastikan apakah dirinya memiliki kesalahan dalam mengingat atau mungkin ada masalah dengan matanya.

Bagaimana caranya ia mencari tahu kejelasan apa yang sebenarnya terjadi?

Apakah mungkin ia harus mengulang kejadian saat ia hanya membalut tubuhnya dengan handuk dan jatuh dipelukan Tuan Muda Wen lagi? Atau mungkin menanyakan langsung kepadanya. Hei, apakah kamu tadi juga refleks melakukan itu kepadaku? 

Ohhh…. Sepertinya Chi Wan sedang membutuhkan ketenangan.

Beberapa saat kemudian ia berjalan keluar dari aula, pergi menuju ke balkon mencari angin. 

Di tempat dimana tidak ada banyak orang di sana. Chi Wan masih terbiasa tinggal di sudut paling tersembunyi.

Chi Wan duduk di kursi goyang yang ada di luar. Tiba-tiba ia mendengar suara seseorang yang asing terdengar olehnya dan suara itu diikuti suara seorang yang terdengar akrab.

"Pukul!"

Pria itu hanya mengucapkan sepatah kata. Dia berbicara dengan sangat malas dan ceroboh. Tetapi mendengar dari pembicaraannya seperti sedang terjadi pertumpahan darah. 

Chi Wan merasa darah yang ada di tubuhnya mengalir ke otak.

Ini adalah…suara Mu Yunshen!

Bagaimana dia bisa di sini?

Terdengar suara tongkat kayu yang menghantam tubuh manusia. Mulut pria itu dibungkam. Jeritannya terhalang, namun suaranya tetap terdengar oleh Chi Wan.

Tubuh Chi Wan mulai merinding. 

Apa yang Chi Wan pikirkan, tiba-tiba ia merasa seperti disambar petir!

"Mu Shao, seharusnya sudah mati." Suara pria kulit hitam itu menggambarkan nafas seorang pria yang berdarah.

Mu Yunshen hanya mengucapkan beberapa kata, "Buang saja."

Saat kejadian itu Chi Wan tidak terpaku dan tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa mendengar suara yang berat seperti tertindih dari satu lantai dibawah tempat ia berdiri saat ini.

Chi Wan hanya bisa menggigit bibir bawahnya sambil menahan diri agar tap tidak bersuara dan membuat kegaduhan.

Mu Yunshen…..

Membunuh orang!?

Pikiran Chi Wan pun menjadi kosong, beberapa saat kemudian suasana yang ada menjadi hening, tidak lagi terdengar suara keributan yang seperti didengarnya tadi. 

Mu Yunshen seharusnya ia sudah pergi. Chi Wan yang dari tadi terpaku sambil menggigit bibir bawahnya, kini ia melonggarkan gigitan bibir bawahnya dan mencium bau darah yang segar.