Chereads / Tidak Terlambat Untuk Mencintaimu / Chapter 46 - Merayu Dia

Chapter 46 - Merayu Dia

"Gu Xicheng, singkirkan kekacauan yang ada dipikiranmu." Ucap Wen Mo dengan tidak mengangkat kepalanya.

Kemudian sambil menggendong Chi Wan. Wen Mo berkata pada mereka, "Dia mabuk, kami pergi dulu."

Rong Xi melambaikan tangannya dan dengan antusias berkata, "Kamu harus mengantar dewi sampai rumahnya dengan selamat! Katakan padaku ketika kamu sudah putus, aku akan mempersiapkan diri baik-baik untuk memperjuangkannya!" 

"Jangan mengacau tengah malam!" Gu Xicheng mendorong kepalanya, da kembali berkata, "Kamu juga pergi tidur sana, perjaka kecil!"

Rong Xi merasa ia bukanlah peliharaan Gu Xicheng yang harus selalu menurut dengannya, tanpa memperdulikan perkaraan Gu Xicheng, Rong Xi menatap Wen Mo dan Chi Wan dari belakang, ia memandangi kepergian mereka. Setelah beberapa saat ia pun menghela napasnya panjang-panjang dan berkata, "Bagaimana menurutmu, Kakak Mo dan dewi terlihat cukup serasi…."

"Serasi dari mananya, derajatnya atau badannya?" Ucap Gu Xicheng dengan dingin. 

Rong Xi tidak mengerti maksudnya, kemudian sambil menghembuskan napasnya panjang-panjang ia kembali berkata, "Dewi dan aku juga cocok, menjalin hubungan kakak adik, tapi akulah yang menjadi adiknya dan dia menjadi kakak," 

"Oh, wanita yang tidak suci itu, tidak ada yang tahu kalau dia punya penyakit."

Nada suara Gu Xicheng tiba-tiba berubah tertawa, seperti menghina.

Wen Mo masih terlalu suci jika untuk Chi Wan. Ia adalah pria yang memiliki kriteria yang tinggi, sepertinya ia tidak tertarik dengan kalangan artis seperti Chi Wan. Mereka menganggap bahwa kalangan artis kebanyakan sudah tidak perawan dan dianggapnya sebagai barang bekas.

Namun disayangkan, Wen Mo jauh lebih peduli dengan Chi Wan daripada nasehat teman-temannya.

Meskipun demikian Gu Xicheng merasa sedikit lega karena sudah memberikan nasehat kepada Wen Mo.

Hingga pada akhirnya Rong Xi pun juga menyerah memberikan nasehat kepada Wen Mo. 

Saat Chi Wan mabuk dan tidak sadarkan diri, angin pun bertiup sepoi-sepoi, sehingga membuat Chi Wan sadarkan diri dan ia pun mulai membuka matanya.

Setelah membuka matanya Chi Wan merasa takut dan bingung apa yang sebenarnya telah terjadi dengannya, kemudian ia pun melihat seseorang yang sedang menggendong dan memeluknya itu adalah Wen Mo, seketika perasaannya pun sedikit menjadi tenang.

Ekspresi diwajahnya pun langsung berubah ketika ia mengetahui bahwa pria yang sedang menggendongnya itu adalah Wen Mo.

Wen Mo tahu bahwa Chi Wan adalah sosok wanita yang tidak mudah percaya pada orang lain. Namun melihat dari sikap Chi Wan saat itu kepada dirinya, sepertinya Chi Wan telah menaruh kepercayaan padanya.

Kemudian Wen Mo pun membuka pintu mobil dan memasukkannya ke dalam mobil. Ketika ia mau beranjak pergi, Chi Wan tiba-tiba menarik tangannya.

"Kamu jangan pergi, aku takut!"

Seketika Tubuh Wen Mo pun menjadi tegang, lalu Wen Mo pun membungkukkan badannya dan duduk di sebelahnya. Wen Mo kemudian menelpon Qin Yu, menyuruhnya untuk mengemudikan mobil.

"Kamu sebenarnya takut apa?"

Chi Wan menyandarkan kepalanya di bahu Wen Mo. Ia tidak ingin mengingat kejadian yang mengerikan tadi. Ia pun berkata pelan, "Apapun yang terjadi…...kamu jangan pergi ya?"

Wen Mo merasa bahwa saat ini Chi Wan sudah merasa sedikit tenang. Suara Chi Wan yang lembut itu memecahkan keheningan tengah malam.

Kemudian Wen Mo pun berkata, "Aku tidak pergi."

Chi Wan pun hanya diam dan tidak berkata apapun. 

Setelah Wen Mo berkata demikian, ia hanya mendengar suara nafas Chi Wan. Ia pikir bahwa saat itu Chi Wan telah tertidur…...

Tiba-tiba, Chi Wan duduk dengan tegap. Dia meraih kerah Wen Mo dan berbicara dengan suara yang buruk, "Wen Mo, kenapa kamu berbohong padaku? Kamu sebenarnya bukan seorang mata-mata yang dikirim oleh musuh kan?"

Mendengar pertanyaan Chi Wan itu, Wen Mo hanya diam tidak menjawab sepatah kata pun.

Menurut Chi Wan, selama ini Wen Mo sudah terlalu banyak berakting.

Setelah beberapa saat kemudian, hal-hal yang tidak terduga terjadi lagi....

Chi Wan berputar dengan berani hingga dia duduk di pangkuan Wen Mo.

Tangan kecil itu meraih kerah kemeja Wen Mo kemudian menariknya, sehingga kancing berwarna biru safir yang ada dikemeja yang dipakainya itu terlepas. Dengan samar Chi Wan pun melihat kulit putih dan klavikula yang indah milik Wen Mo di balik kemeja itu.

Wen Mo memegang tangannya dengan sedikit tertegun dan mengernyit, "Kamu mencari mati?"

Chi Wan mendongakkan kepalanya. Dia menatapnya dengan samar, kemudian tersenyum sinis.

"Aku ingin membongkar penyamaranmu! Kamu sebenarnya adalah lelaki penggoda kan? Tapi hingga saat ini kamu masih belum menunjukkan seperti apakah identitasmu yang sebenarnya!"

Mendengar perkataan Chi Wan seperti itu, Wen Mo hanya diam, tanpa sepatah kata pun. Ia hanya berprasangka bahwa saat ini Chi Wan hanya sedang mabuk berat.

Beberapa saat kemudian akhirnya Wen Mo melepaskan genggaman tangannya, dan mulai berpikir, kenapa ia bisa berusaha untuk selalu melindungi perempuan yang ada di pangkuannya saat ini. Kini meskipun Wen Mo melepaskan tangannya Chi Wan hanya diam, tidak melakukan apapun lagi padanya, Tapi…..