Chereads / Tidak Terlambat Untuk Mencintaimu / Chapter 38 - Wen Mo, Hatinya Berbohong

Chapter 38 - Wen Mo, Hatinya Berbohong

Mendengar suara ketukan dari pintu kamarnya itu, Chi Wan pun buru-buru mengenakan handuk mandi dan berlari keluar, ia terlebih dahulu memastikan pintu kamarnya sudah terkunci!

Jika yang datang bukan lah Yun Shanshan. Maka ia tidak akan membiarkan orang lain melihatnya dalam keadaan seperti ini, jika hal itu terjadi mungkin ia bisa langsung menusuk perutnya sendiri, untuk menutupi aibnya!

Namun, ketika ia berjalan menuju pintu kamarnya, sama sekali tidak disangka ternyata pintunya terbuka!

Kerana melihat pintu kamarnya terbuka, secara reflek Chi Wan bergegas membalikkan badannya, namun yang terjadi, tak disangka-sangka karena saat itu kakinya basah, ia pun terpeleset! Semua orang yang ada di sana saat itu berusaha menolongnya agar tubuhnya tidak terjatuh ke lantai, namun apa boleh buat, tidak dapat dipungkiri tubuh Chi Wan pun terjatuh! Secara kebetulan seorang pria dengan sigap menangkap tubuh Chi Wan yang akan terjatuh ke lantai!

Sebuah aroma yang sudah familiar terhirup olehnya. Seketika tubuhnya langsung tegang, ia tertegun melihat sepasang mata yang sedang menatapnya dingin dan aneh!

Pria itu tidak mengenakan jas, saat itu dia sedang memakai kemeja berwarna putih. Ia terlihat sangat tampan!

Wen Mo?

Wen Mo!!!

Naluri Chi Wan ingin berteriak!

Apalagi setelah ia melihat Wen Mo, sosok pria yang ada dihadapannya dengan mata yang sipit ia menatapnya. Chi Wan merasa malu, saat itu juga ia hanya ingin menemukan tempat persembunyian!

Qin Yu terkejut, ia hanya diam tanpa sepatah kata pun.

Setiap kali dia bertemu nona Chi, Qin Yu selalu terkejut!?

Chi Wan dengan sedikit rasa malu, menatap mata Wen Mo yang indah.

Untuk menghilangkan sedikit ketegangan yang terjadi saat itu, Wen Mo mulai melakukan sesuatu. Dia menarik Chi Wan ke lengannya, kemudian ia menundukkan kepalanya dan mencium keningnya dengan lembut. Lalu Wen Mo berkata dengan suara yang rendah kepada Chi Wan "Apa yang kamu lakukan di sini? Ingin menggunakan dirimu sendiri sebagai hadiah untuk merayakan kesuksesanku hari ini?" 

Dia bilang apa....

"Hadiah apa? Kesuksesan apa yang kamu maksud?"

Chi Wan berbisik dengan suaranya yang rendah. Semua yang ia lakukan saat itu sungguh diluar kendalinya, ia juga tidak tahu harus berbuat dan berkata apa.

Wen Mo mendengar detang jantung Chi Wan dengan samar. Handuk mandi yang pendek itu tidak bisa menutupi seluruh tubuhnya yang indah. Ketika ia melihatnya seperti ada hasrat yang sulit diungkapkan dalam hatinya. Yang ia rasakan seperti sesak dalam hatinya.

Perasaan yang aneh itu datang lagi.

Wen Mo pun tidak mengerti, mengapa setiap kali ia menyentuh Chi Wan, tubuhnya seperti terhipnotis. Seketika ia pun langsung seperti salah tingkah.

Chi Wan saat itu pun juga merasakan keanehan yang terjadi pada Wen Mo.

Karena Chi Wan takut terlepas dari pelukan Wen Mo kemudian terjatuh ke lantai, untuk menghindari hal itu, Chi Wan pun semakin memeluk erat Wen Mo.

Chi Wan merasa keadaannya saat itu membuat perasaannya menjadi tidak karuan, namun ia pun masih tetap bisa mengendalikan dirinya, meskipun dalam hatinya ia juga merasa semakin penasaran pada Wen Mo.

Wen Mo meskipun tatapan matanya tetap dingin seperti biasanya, namun sikapnya masih bisa terlihat tenang.

Chi Wan yakin, bahkan jika pakar ekspresi pun mengamati ekspresinya saat ini, mungkin Si Pakar Ekspresi itu juga akan kesulitan mengartikan yang terjadi pada dirinya saat ini. 

Karena terlalu terkejut dengan kejadian itu, Chi Wan pun menjadi salah tingkah dihadapan Wen Mo. Chi Wan mengedip-kedipkan matanya seolah ia sedang memastikan bahwa yang terjadi di depannya saat ini bukanlah sebuah ilusi.

Bagaimana bisa ada pria setampan dia kini ada dihadapanku? Dia benar-benar ada di dunia nyata! Yang dia lakukan ini sudah sangat jelas, bahwa yang dia lakukan saat ini karena naluri harinya sendiri. Tetapi hingga saat ini perasaan itu pun masih menjadi rahasia!

Wen Mo awalnya merasa biasa-biasa saja, tetapi ketika melihat tatapan mata Chi Wan, ia sangat terpukau. Matanya sangat menawan dan begitu menarik perhatian.

"Hubungan cinta Tuan Muda Wen dan pacarnya begitu baik!" Pria yang membawa kamera itu pun tersenyum, kemudian ia melanjutkan bicara, "Kalau begitu aku tidak akan mengganggu kalian berdua, sampai jumpa di pesta selanjutnya!"

Si Wartawan itu pun pergi tanpa sempat berpikir untuk mengambil foto Chi Wan dengan Wen Mo dengan kameranya, seperti rutinitas yang biasa ia lakukan sehari-hari. 

Jika saja ia saat itu mengambil beberapa foto mereka berdua, mungkin kini ia akan mendapatkan sebuah bahan berita eksklusif yang luar biasa, hahaha...

Wen Mo yang memegangi Chi Wan kemudian masuk ke ruangan kecil itu. Kakinya mengait pintu dan kemudian menutupnya. Qin Yu mengikuti mereka masuk ke dalam ruangan itu. Sesampainya di dalam ia langsung menutup hidungnya kemudian bersin, mungkin baginya kamar ini sedikit berdebu.

Chi Wan saat itu seperti seekor kelinci yang sedang ketakutan. Ia duduk membungkuk di atas sofa, sambil memeluk bantal besar, ia memandangi kakinya yang panjang dan menutupi bawah pinggangnya dengan penuh kewaspadaan. 

Wen Mo merasa saat itu Chi Wan sedang memandangnya. Wen Mo selalu bersikap tenang dalam setiap keadaan apapun. Dengan ekspresi yang kaku, kemudian Chi Wan berjalan menuju kamar tanpa kembali melihat ke belakang sedikitpun.