Chereads / Suami Sementara / Chapter 52 - Jalan Buntu

Chapter 52 - Jalan Buntu

Di hari yang sudah malam itu, Shia Tang hanya bisa melihat mobil Billy Li yang pergi meninggalkannya. Mobil itu terus menjauh, lalu mulai berbentuk seperti cahaya kecil sampai menghilang. Sekali lagi Shia Tang ditinggalkan.

Tidak masalah, tidak masalah! Shia Tang berpikir jika dirinya masih memiliki kakak kedua. Kakak keduanya pasti tidak akan mengabaikannya. Shia Tang lalu berdiri. Untung saja, ponselnya selalu ada di tangannya.

Shia Tang mulai mengetik nomor kakak keduanya dengan penuh harap. Ketika teleponnya terhubung, bunyi bip terdengar satu demi satu. Akhirnya, setelah nada kelima, telepon dijawab, "Halo Shia, kakak benar-benar berterima kasih atas bantuanmu..."

"Kakak kedua, bisakah kamu datang..." Shia Tang belum selesai bicara, tapi kakak keduanya sudah memotong perkataannya terlebih dahulu. 

"Shia, kakak kedua masih ada urusan yang harus segera diselesaikan. Lain kali kakak akan mentraktir kamu makan, oke!"

"Kakak kedua, tunggu jangan tutup telponnya! Kakak kedua..." Tuut… Tuut… Tuut…

Shia Tang belum selesai bicara untuk meminta bantuannya, namun telepon sudah lebih dahulu ditutup. Kenapa? Kenapa tidak mendengarkanku berbicara sampai selesai? Lalu, ia kembali menelpon Kakak kedua, tapi yang ia dengar adalah suara operator yang menandakan, bahwa teleponnya telah dimatikan.

Shia Tang melihat kembali ke pemakaman di belakangnya yang menjadi semakin tidak jelas. Ia menggigil, lalu dengan cepat membuka kontak di ponselnya. Shia Tang berada dalam dilema ketika ia melihat beberapa nomor telepon di kontaknya.

Lalu, Shia Tang berpikir, Apa aku harus menelpon paman? Selain membicarakan masalah pernikahannya, paman tidak pernah berbicara dengannya, apalagi menjawab telponnya.

Apakah aku harus menelpon ayah...? Tanyanya dalam hati, tapi kemudian ia berpikir kalau Ayahnya sedang di Afrika Selatan, sangat jauh dari sini. Selain itu, meskipun ayahnya tidak di Afrika Selatan, Shia Tang takut jika ayahnya akan menganggap serius masalah ini.

Ujung jari itu mencari beberapa nomor yang dikenalnya dan juga yang tidak ia kenal. Akhirnya, pilihan terakhir jatuh pada nomornya Sheryl Xia. Namun, hanya ada suara operator yang berbicara, "Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif..."

Jederrr...

Langit gelap dipenuhi dengan suara petir dan kilat, membuat orang yang mendengar panik dan ketakutan.

Bahkan satu-satunya nomor Sheryl Xia yang bisa Shia Tang mintai bantuan pun juga mati. Siapa lagi yang bisa ia mintai pertolongan untuk selanjutnya? Jelas-jelas ini awal musim panas, tetapi sekarang hujan sedang menerpa tubuhnya. Shia Tang merasakan hawa dingin yang begitu menusuk.

Shia Tang melihat disekitarnya tidak ada bangunan apapun, ia tidak tahu sedang berada dimana sekarang. Ketika Billy Li membawanya kemari, hari sudah gelap, ditambah lagi dengan hujan yang membuat pandangannya kabur sehingga Shia Tang tidak bisa melihat tanda jalan dengan jelas. 

Bagaimana caraku bisa pulang? Shia Tang mengangkat kepalanya dengan frustasi dan membiarkan hujan menerpa wajahnya.

Pada saat ini, Shia Tang merasa seperti telah ditinggalkan oleh seluruh orang di dunia. Ia kembali ke masa lalunya ketika dunia ini tidak menganggap dirinya berguna, seperti saat ia memanggil siapapun, tetapi tidak ada yang mendengar.

Akhirnya Shia Tang menyadari bahwa ia benar-benar putus asa. Oleh sebab itu, ia malah tidak takut. Shia Tang kembali ke batu nisan yang sebelumnya, dengan menggunakan cahaya terang dari ponselnya.

Shia Tang membelai foto yang selalu menyiksanya dalam mimpi, lalu mengajaknya berbincang, "Apakah kamu si bintang kecil itu? Apa yang dilakukan keluarga Tang kepadamu, sehingga membuat Billy Li begitu benci? Bahkan, aku juga membenci nama marga keluargaku. Aku sudah lama berpikir, jika aku tidak terlahir dari keluarga Tang, di mana seharusnya aku dan seperti apa hidupku nantinya? Lalu bisa bertemu dengan siapa saja?"

"Sebenarnya, apapun itu jika aku terlahir di keluarga lain itu akan lebih baik daripada bermarga Tang." Namun, yang menanggapi suara Shia Tang hanyalah suara hujan.

"Kamu bilang, jika aku mati apa akan ada orang yang merindukanku? Selama lebih dari sepuluh tahun Billy Li hanya hidup untuk membalaskan dendammu. Meskipun aku tidak setuju dengannya, tapi saat disampingnya aku selalu bisa memiliki martabat kan? Aku tahu, tidak mungkin ada yang merindukanku saat aku mati, hidupku saat ini saja hanya ditinggalkan oleh semua orang, apalagi jika nanti aku mati. Jadi, kapanpun dan kemanapun aku pergi, aku selalu mengatakan pada diriku sendiri bahwa apapun yang terjadi, aku harus terus hidup. Karena jika aku mati, tidak akan ada yang tersisa untukku."

Hujan masih turun dengan sangat deras, ditambah dengan suara petir, kilat, dan angin kencang. Di kuburan yang kosong ini, hanya terdengar suara Shia Tang yang sedang berbicara pada dirinya sendiri sehingga itu terdengar lebih mengerikan dan suram...