Chereads / Suami pilihan mama / Chapter 11 - part 11

Chapter 11 - part 11

Selama acara pertunangan berlangsung, Revan terus menerus melihatku sampai sesekali membuatku salah tingkah.

"apaa sih kok ngeliatin sini mulu" gumam ku kesal dalam hati.

Aku di iring mamaku menghampiri keluarga Revan, kulihat tatapan Revan terus menerus melihat ke arahku.

"menantu mama cantik banget hari ini, mama jadi gak sabar pengen cepet2 kamu nginap di rumah mama sayang" ucap Tante Ayu mencium pipi ku

"iyaa ma makasih" jawabku sambil menyalami tangan Tante Ayu seraya tersenyum ramah pada calon mertuaku itu.

Di tengah2 kami bertukaran cincin. "kamu cantik banget sihh hari ini, aku jadi pengen cepet2 halalin kamu looh" bisik Revan disaat aku memasangkan cincin di jari manisnya.

"pipinya kok merah gitu sihh kamu sakit yaa" ujar Revan menggodaku lagi.

"kamu bisa diam tidak sihh malu tau di liatin orang" jawabku ketus pada Revan.

"ngapain harus malu, bentar lagi juga kan kamu bakalan aku halalain" tambah Revan yg semakin membuatku kesal.

"kalian asik banget sihh ngobrolnya, sampai2 lupa kalo ada kakak disini" ujar kak Dimas tiba2 menghampiri kami berdua.

"tau ni kak, Revan nya gangguin aku terus" jawabku merengek pada kak Dimas.

"looohh... looohh kok jadi aku yg dibawa2 sihh, kakak ipar tolongin aku dong aku di bully nihh sama adekmu" ujar Revan ikutan merengek alay pada kak Dimas.

"apaan sih loo kayak gitu bikin gua jijik tau gak, gak usah sok2an panggil gua kakak ipar" jawab kak Dimas menjauhkan Revan darinya.

Kulihat mereka sangat akrab, sesekali aku tanpa sadar tersenyum sendiri tanpa menyadari kehadiran mama.

"Revan baik yaa kan sayang, udah ganteng, manis, pinter lagii, idaman menantu banget laah pokoknya" ujar mama menatap mereka berdua.

"mama apaan sih itu karena mama belum ngenal Revan, coba kalo udah kenal nyebelin nya pasti keliatan" jawabku kesal

"udah yuk ma Lisa lapar tau dari tadi belum sempat makan" ujarku sambil menarik lengan mama.

"sayang kamu yg sabaran dikit, mama tau kamu malu tpi jgn narik2 mama gini juga dong" ujar mama terkekeh menggoda ku.

Acara pun berlalu, setelah melalui proses acara yg sangat melelahkan.

Aku memasuki kamar dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Aku membuka pintu kamar mandi dan mengambil baju di lemari, saat aku membalikkan badan.

"aaaahhhh" teriak ku karena tiba2 saja Revan terbaring di tempat tidur dan memperhatikan ku dari tadi.

Revan langsung menutup mulutku dengan tangannya yg lebar, hingga aku tidak bisa untuk bersuara.

"kamu bisa diam tidak, nanti semua orang bisa kesini" bisik Revan di telingaku

"kamu juga sihh ngapain juga di kamar cewek hah" jawabku kesal sambil menutup dada dengan Kedua tangan ku.

"ngapain kamu tutup, kalo di tutup saja kamu tetap tepos kok" ujar Revan yg membuatku semakin ingin berteriak. Di saat aku ingin berteriak, lagi2 Revan langsung menghampiri ku dan langsung menutup mulutku.

"kamu kalo diem kayak gini tambah cantik aja, aku jadi pengen cepet2 halalin kamu" jawabnya bisik di telingaku hingga tanpa sadar pipiku memerah.

Revan yg hendak keluar dari kamar kembali membuatku lupa diri lagi.

"oohh iyaa kamu hari ini cantik banget aku suka" jawabnya sambil menutup pintu kamarku dan keluar.

"apa maksud Revan bicara gitu ke aku sih, dasar psikopat gila" ujar ku kesal.

Selesai memakai baju santai, aku kembali menatap handphone ku. Tiba2 aku teringat Dina sahabatku, aku tidak memberitahu Dina tentang pernikahan ku dengan Revan. Aku ingin pernikahan ini di langsungkan secara sedikit privasi karna berhubung aku dan Revan berada di satu atap yg sama yaitu kampus tempatku belajar.

"apa aku harus ngasih tau Dina yaa, tapi kalo dia gak bisa jaga rahasia gimana" ujarku memikirkan antara memberitahu Dina atau tisak.

"tok... tok... tok"

"sayang, kamu usah siap mandi belum, mama Ayu sama Papa Miswar nungguin kamu loh sayang" ujar mama menghampiri ku.

.

"usah kok ma, Lisa baru aja siap ayuk kita ke bawah bareng" jawabku menarik tangan mama.