Chereads / Rise of Grand Crest / Chapter 4 - Persiapan

Chapter 4 - Persiapan

Hana Irena memukul telapak tangannya seolang mengingat sesuatu, "Sebagai tambahan, dua orang yang menjadi perwakilan dijamin untuk lulus ujian, jadi meski kalah sekalipun mereka akan tetap lulus ujian, sedangkan yang lain akan dianggap gagal. Tentunya hadiah yang jauh lebih besar menanti mereka yang memenangkan ujian ini."

Dalam sekejap kalimat ini telah merubah suasana seluruh kelas.

Kata-kata 'Jaminan' dan 'Hadiah' telah menghapus sepenuhnya gagasan menyerah di pikiran mereka sebelumnya. Kata kata ini bagaikan musik menggelitik yang menarik sepenuhnya perhatian mereka. Pemikiran yang sangat sederhana seorang anak kecil tentu akan sangat termotivasi oleh dua kata ini.

Leon mengepalkan tangannya dengan erat, membatin "Inilah saatnya aku menunjukkan hasil latihanku, akan aku tunjukkan pada semua orang bahwa latihanku tidak sia-sia."

Ujian ini telah menyulut api semangat dalam hatinya, tentunya uji tempur ini akan meningkatkan pengalaman dan kemampuannya.

Kelas dilanjutkan dengan pelajaran tentang tipe-tipe sihir dan kemampuan khusus yang dimiliki setiap tipe. Penampilan Hana Irena yang sebelumnya dingin telah berubah sepenuhnya, sosoknya membawakan dengan lembut setiap materi dan menarik senyum ramah diwajah cantiknya. Mungkin jika ada pria dewasa yang melihat sosoknya saat ini, mereka hanya akan jatuh dalam pesonanya.

Para siswa telah memperhatikan dengan penuh setiap penjelasannya. Tidak terkecuali Leon dan Elvi, meski keduanya memiliki sifat yang bertolak belakang, bukan berarti mereka tidak memiliki kesamaan. Dalam hal ini keduanya memiliki ketekunan dalam mempelajari sesuatu.

Menurut penjelasan dari Hana Irena, setiap tipe sihir memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing, perbedaan setiap tipe terletak dalam dua hal ini.

Tipe Class terbagi menjadi enam bagian: War, Control, Avatar, Enchant, Support, Tamer.

Dalam aspek penyerangan, tipe War akan menjadi paling superior, tentunya mereka kurang dalam kendali pertempuran.

Sebaliknya, tipe Control lebih dominan kepada kendali dan lebih inferior dalam aspek serangan. Enchant dan Support cenderung tidak melakukan serangan, tapi sebagai pendukung garis belakang, mereka adalah yang paling berbahaya.

Dalam kasus tipe Avatar dan Tamer sedikit spesial, kemampuan mereka dipengaruhi oleh berbagai aspek sehingga sihir khusus yang bisa mereka gunakan tidak pernah terikat aturan yang jelas.

Kecepatan pertumbuhan tiap tipe juga berbeda. Class War, lalu Class Control, kedua Class ini berada pada tingkat pertumbuhan yang cepat sebelum level 50.

Tipe Enchant dan Support memiliki kesulitan perkembangan tingkat menengah. Mereka tidak terlalu cepat atau terlalu lambat, tapi cenderung memiliki kecepatan perkembangan yang stabil.

Sedangkan untuk tipe Tamer dan Avatar, mereka sangat sulit untuk dikembangkan. Hal ini hanya berlaku sebelum level 50, ini karena mereka membutuhkan pondasi Mana yang cukup kuat untuk berkembang. Tapi kecepatan pertumbuhan mereka akan lebih cepat dari Class lain setelah level 50.

Kelas materi berakhir dan kelas sore dilanjutkan dengan latihan fisik.

Kelas kelima tahun pertama telah berkumpul di lapangan sekolah, mereka telah berganti pakaian olahraga yang disediakan sekolah.

Total dari dua puluh siswa, semuanya hadir dengan sedikit kurang semangat. Yah, perlu diingat bahwa mereka masih anak-anak, setelah mental mereka tercurahkan dalam kelas materi, beberapa semangat mereka telah pudar bersama dengan waktu.

Hana Irena berbeciara dengan dingin, "Kalian semua akan mulai berlari sebanyak tiga putaran, jika ada yang berani berhenti di tengah latihan, dia akan ditambah dua putaran lagi, dan begitupula seterusnya"

Kata-kata Hana Irena seolah menuangkan air dingin pada mereka, dengan semangat yang telah berkurang, ditambah dengan tekanan, apakah ini tidak terlalu berat untuk mental anak kecil? Faktanya di akademi ini tidak ada satupun guru yang berani memprotes metode mengajar Hana Irena. Hal ini dikarenakan metode ini telah menghasilkan beberapa murid berbakat sebelumnya. Metode ini dinilai adalah yang terbaik untuk menempa setiap bakat generasi muda.

"Mulai," suara Hana Irena bergema di telinga setiap siswa.

Semua siswa kelas kelima mulai berlari dengan sedikit rasa tidak senang di hati mereka. Sebagian dari mereka terburu-buru untuk menyelesaikan jatahnya dan berlari dengan cepat sejak awal, sedangkan yang lainnya berlari secara konstan, tidak terlalu cepat, tidak terlalu lambat.

Setengah putaran pertama berlangsun cukup lancar, setelah satu putaran kelompok pertama telah kehilangan beberapa kecepatan dan kelompok kedua hanya sedikit kehilangan kecepatan. Hana Irena memperhatikan seluruh kelasnya dari tepi lapangan di bawah rindangnya pepohonan, ekpresi datarnya tidak mengalami perubahan sedikitpun.

Setelah putaran kedua, beberapa siswa mulai menggunakan akal mereka. 'Mengapa aku harus berlari secara normal jika aku bisa menggunakan sihirku?' pikir mereka. Pada saat ini, tiga orang mendapati bagian tubuh yang memiliki Crest mulai bersinar cerah, kecepatan lari tiga orang ini meningkat dengan instan.

Ekspresi Hana Irena menjadi semakin buruk, dia berbicara dengan suara yang dalam, "Mereka yang menggunakan sihir, berlari dua putaran lagi." dengan peringatan ini, mereka yang sebelumnya berpikiran sama dan belum sempat mengeluarkan sihir kembali menarik pikirannya. Begitu juga mereka yang terlanjur mengeluarkan sihir segera menariknya kembali, ide mereka segera berubah menjadi penyesalan.

Kelompok terdepan dipimpin oleh lima orang, dua laki-laki dan tiga perempuan, Leon Farnos dan Elvi Farnos termasuk kedalam lima orang ini.

Kondisi Leon masih cukup baik, dia telah banyak melatih fisiknya selama ini. Dirinya cukup yakin kemampuan fisiknya tidak akan lebih lemah dari anak lain. Kondisi Elvi sedikit buruk, nafasnya terengah-engah, keringatnya membasahi wajah cantiknya. Namun harga dirinya tidak memperbolehkannya untuk berhenti berlari di garis depan.

Seorang anak laki-laki tampak sangat antusias untuk bersaing dengan Leon, ia terus mempertahankan posisinya disamping Leon meski terlihat memaksakan diri. Dirinya dapat dinilai cukup tampan, namun sedikit kurang jika dibandingkan dengan Leon.

Meskipun begitu, semangatnya membuat orang disekitarnya secara alami ingin memberikan dukungan padanya. Leon menatapnya dengan senyuman ramah.

'Sungguh orang yang bersemangat, mungkin dia cocok sebagai ketua kelas'

Dia adalah Evan Enlight, dirinya memiliki latar belakang dari keluarga yang kaya, dibesarkan sebagai tuan muda dan selalu bersikap kompetitif, meski begitu dirinya menyukai bersaing secara adil. Keluarga Enlight memang memiliki sejarah panjang dalam jajaran militer, mereka telah menghasilkan banyak sekali jenderal besar yang berbakat dalam dunia sihir maupun kesatria. Adalah suatu kebanggaan bagi dirinya untuk dilahirkan dalam keluarga ini.

Karena itu, dirinya tidak bisa terima jika harus tertinggal di belakang siapapun dalam kompetisi. Meskipun ini sedikit melenceng dari tujuan utama latihan ini. Dan hasilnya dirinya mencoba menggunakan sihir yang berakhir dengan hukuman dua putaran lagi. Ia merasa cukup malu, tapi ini adalah apa yang telah dia perbuat, maka ini sepenuhnya adalah tanggung jawabnya.

Dua orang yang lain adalah sepasang gadis yang tampak mirip satu sama lain. Ketika perkenalan sebelumnya di kelas, keduanya memperkenalkan diri secara serentak, entah bagaimana mereka melakukannya. Keduanya memiliki figur ramping dengan kaki yang agak panjang. Meski begitu kaki mereka tampak begitu lincah ketika berlari sembari menyemangati Elvi dari kedua sisi. Anehnya mereka berdua berbicara saling bersambungan, dan hal itu membuat mereka berdua tampak seperti bayangan dari satu orang yang sama.

Rambut mereka berwarna perak mengalir hingga punggung mereka, mata mereka ungu cerah, dengan kulit yang begitu halus dan cerah, membuat mereka berdua tampak seperti dua Dewi bersaudara yang sedang turun ke dunia. Mereka dipanggil Yue dan Yui, untuk suatu alasan khusus, mereka tidak ingin menyebutkan nama lengkap mereka, dan memang tidak ada tuntutan khusus untuk itu.

Jika hanya dilihat dari penampilan, akan sangat sulit untuk membedakan keduanya, bahkan cara mereka berpakaian dan cara mereka bertindak sama. Yang membedakan hanya sikap dan karakter mereka. Sang kakak,Yue, dirinya selalu tampak serius dan jarang tersenyum, sangat berbeda dengan saudarinya. Sang adik, Yui, dirinya selalu tampak ceria dan selalu optimis, keduanya membawa pesona yang luar biasa kepada seluruh kelas.

Tidak ada satupun dari teman sekelas mereka berlima yang meragukan bahwa perwakilan kelas akan jatuh diantara lima orang ini. Pengaruh, kemampuan, kecerdasan, ketekunan, dan mentalitas adalah apa yang mempengaruhi kemampuan seseorang. Hanya mereka yang dapat terus maju yang dapat berdiri di puncak dunia suatu hari nanti.

Setelah beberapa menit berlalu, tiga putaran telah tercapai. Beberapa orang berbaring di tanah yang ditumbuhi rumput dengan kelelahan, sementara yang lainnya duduk sembari mengatur nafas mereka yang tidak teratur. Namun tiga orang masih melanjutkan lari mereka berkat hukuman dari Hana Irena, termasuk Evan Huoyan sendiri. Hatinya merasa sedikit iri dan menyesal ketika melihat teman sekelasnya yang sedang beristirahat, dirinya saat ini hanya bisa menahan senyum kecut sembari memaksa kakinya terus berlari mengitari lapangan.

Hana Irena telah memberi mereka waktu istirahat selama tiga puluh menit, selama itu mereka bebas melakukan apapun. Sementara mereka beristirahat, dia akan meneruskan pengawasannya terhadap tiga orang yang masih berlari.

Di tepi lapangan beralaskan rumput hijau dan teduhnya pohon, hembusan angin pelan membawa suasana yang menyenangkan bagi tubuh mereka. Hal ini memang tidak akan menghilangkan kelelahan di tubuh mereka, tapi telah meringankan sedikit kelelahan di hati mereka.

Lapangan ini memang dibangun secara khusus untuk mengumpulkan energi kehidupan yang murni dari alam. Siapapun yang memiliki kepekaan terhadap energi alam pasti dapat merasakan kekayaan energi murni di tempat ini. Karena itu, tidak peduli betapa melelahkan latihan fisik di tempat ini, begitu tubuh orang itu dinutrisi oleh energi kehidupan secara berkala, rasa lelah mereka hanya akan hilang seperti tidak pernah ada sebelumnya.

Dan energi ini hanya bisa diserap ketika seseorang mengalirkan Mana dalam tubuhnya. Karena itu, Hana Irena menambah hukuman mereka yang menggunakan sihir. Untuk menjadi seorang penyihir yang hebat tidak hanya memerlukan sihir yang hebat, tapi juga tubuh yang kuat. Beberapa sihir terkadang memerlukan ketahanan tubuh yang cukup, jika tubuh tidak dapat mengatasinya, kemungkinan terburuknya tubuh akan meledak karena tingkat konsentrasi Mana yang tidak dapat ditampung oleh tubuh.